https://malang.times.co.id/
Opini

Program MBG: Investasi Peradaban Bangsa

Rabu, 01 Oktober 2025 - 20:00
Program MBG: Investasi Peradaban Bangsa Muhammad A. Zamzami, S.Pd., M.Pd., Ketua LPTNU Kabupaten Malang.

TIMES MALANG, MALANG – Kebijakan publik, betapapun mulianya, selalu menghadirkan ruang pro dan kontra. Hal yang sama juga terjadi pada Program Makan Bergizi Gratis yang digagas pemerintah melalui Badan Gizi Nasional. Namun, jika ditimbang secara jernih, program ini menyimpan potensi besar bukan hanya sebagai intervensi gizi, melainkan juga sebagai strategi pembangunan bangsa dari hulu hingga hilir.

Dari sisi hulu, program ini menggerakkan ekosistem pertanian dan peternakan lokal. Bayangkan, setiap butir beras, sayur, buah, hingga telur, ayam, sapi, dan susu yang diproduksi para petani dan peternak memiliki kepastian pasar melalui rantai pasok Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). 

Di tengah keluhan petani dan peternak yang kerap terjebak harga anjlok saat panen raya, hadirnya program ini ibarat jaring pengaman sekaligus lokomotif yang memastikan keterserapan hasil bumi Nusantara. Artinya, makan bergizi gratis bukan hanya urusan dapur sekolah, tetapi juga politik pangan yang menyejahterakan.

Lebih jauh, setiap SPPG membuka sedikitnya 50 lapangan kerja baru. Dampaknya berlipat ganda: menyerap tenaga kerja, menambah penghasilan keluarga, dan menggerakkan daya beli masyarakat. 

Ekonomi lokal berdenyut kembali, pasar rakyat bergairah, dan desa-desa memiliki alasan baru untuk tumbuh. Dengan kata lain, makan bergizi gratis adalah program yang melampaui urusan piring anak sekolah, ia menjelma menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan.

Sebagai pengelola lembaga pendidikan, saya menyaksikan sendiri efek langsungnya. Santri dan siswa yang dulu sering absen karena persoalan sepele mulai dari malas berangkat sekolah hingga terkendala bekal makanan kini hampir tidak pernah bolos. 

Kehadiran mereka melonjak signifikan. Lebih dari itu, makan bersama dengan menu bergizi seimbang melahirkan tradisi baru: disiplin, kebersamaan, dan penghargaan terhadap makanan. 

Anak-anak belajar bahwa nasi dan lauk bukan sekadar santapan, melainkan hasil keringat petani dan tangan penuh cinta para relawan dapur. Mereka pun tumbuh dengan sikap tidak mudah mencela, bahkan ketika menu yang disajikan kurang cocok di lidah.

Tentu, kita tidak boleh menutup mata. Setiap program besar selalu memiliki tantangan dalam implementasi. Evaluasi tetap perlu dilakukan, baik soal distribusi, kualitas menu, maupun efektivitas pengelolaan SPPG. 

Namun evaluasi bukan alasan untuk menafikan manfaatnya. Justru dengan perbaikan berkelanjutan, program ini bisa benar-benar menjadi pondasi peradaban bangsa yang sehat, cerdas, dan tangguh.

Di balik semua itu, ada sebuah visi besar: mencetak generasi emas Indonesia yang berdaya saing. Gizi yang baik adalah fondasi kecerdasan. Kecerdasan adalah fondasi kemajuan. Dan kemajuan hanya lahir dari bangsa yang percaya diri membangun dirinya sendiri. 

Dalam konteks inilah, makan bergizi gratis bukan sekadar program sosial, melainkan investasi jangka panjang yang akan kita rasakan manfaatnya puluhan tahun mendatang.

Atas nama masyarakat, khususnya para pengelola pendidikan dan orang tua, kami patut menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto, Badan Gizi Nasional, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi, serta seluruh relawan dapur yang dengan penuh dedikasi menyajikan makanan sehat bagi anak-anak bangsa. 

Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang bekerja di balik layar, memastikan setiap sendok nasi yang masuk ke mulut anak-anak mengandung harapan bagi masa depan Indonesia.

Program ini bukan tanpa kritik. Tetapi kritik seharusnya menjadi vitamin, bukan racun. Program makan bergizi gratis adalah kebijakan yang menyentuh denyut nadi rakyat kecil, sekaligus menjawab tantangan strategis bangsa. Kini tugas kita bersama adalah menjaga, mengawal, dan memperbaiki agar cita-cita besar mencerdaskan kehidupan bangsa benar-benar terwujud.

***

*) Oleh : Muhammad A. Zamzami, S.Pd., M.Pd., Ketua LPTNU Kabupaten Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.