https://malang.times.co.id/
Opini

Strategi Meningkatkan Ketahanan Pangan di Provinsi Bengkulu

Senin, 05 Mei 2025 - 18:35
Strategi Meningkatkan Ketahanan Pangan di Provinsi Bengkulu Fajar Sidik SH, M.Medkom

TIMES MALANG, BENGKULU – Pemenuhan kebutuhan pangan dan menjaga ketahanan pangan menjadi semakin penting bagi Indonesia karena jumlah penduduknya sangat besar dengan cakupan geografis yang luas dan tersebar. 

Indonesia memerlukan pangan dalam jumlah mencukupi dan tersebar, yang memenuhi kriteria konsumsi maupun logistik, yang mudah diakses oleh setiap orang, dan diyakini bahwa esok masih ada pangan untuk masyarakat. 

Kinerja Belanja Ketahanan Pangan Wilayah

Sepanjang tahun 2024, kinerja belanja APBN khusus ketahanan pangan di Provinsi Bengkulu mencapai 98,26 persen. Dari pagu anggaran sebesar Rp160,18 miliar terserap Rp157,39 miliar atau tumbuh 18,93 persen dibandingkan tahun yang lalu. Secara umum kinerja belanja APBN terserap optimal dan seluruh output yang ditargetkan tercapai. 

Selanjutnya jika dilihat dari sisi kinerja APBD diketahui bahwa Pemerintah Daerah se Provinsi Bengkulu memasukkan belanja program ketahanan pangan sebagai salah satu belanja prioritas. Kinerja program tersebut optimal dilaksanakan dengan tingkat penyerapan antara 90-99%. 

Sedangkan untuk sisi infrastruktur pendukung pertanian, pembangunan irigasi Manjunto terbukti meningkatkan produktivitas pangan dengan distribusi air yang merata untuk keperluan pertanian. 

Hasil kajian Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu menunjukkan kelompok tani yang berada di lokasi yang dekat dengan irigasi maupun di luar lokasi. Meskipun demikian, masih diperlukan langkah lanjutan berupa pembangunan jaringan tersier baru. 

Tantangan Ketahanan Pangan di Provinsi Bengkulu

Sebagai negara agraris dan sebagian besar penduduk mengkonsumsi nasi sebagai pangan utama, maka ketersediaan pangan di suatu wilayah dapat di-proxy menggunakan tingkat ketersediaan beras. Adapun berdasarkan data BPS diketahui bahwa produksi beras di Provinsi Bengkulu fluktuatif. 

Bahkan pada tahun 2024 terjadi penurunan luas lahan dari 57.877 Ha menjadi 56.869 Ha atau turun 52,21 Ha. Hal tersebut berdampak pada penurunan produksi gabah mencapai 13.835 ton dan produksi beras menurun hingga 7.696 ton. 

Menjaga jumlah produksi padi menjadi sangat penting untuk ditangani mengingat mengingat jumlah penduduk Provinsi Bengkulu yang meningkat konsisten. Untuk tahun 2024 penduduk Provinsi Bengkulu meningkat 1,12 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Apabila di hitung berdasarkan estimasi perumbuhan penduduk Provinsi Bengkulu dan dikonversi menjadi perkiraan beras yang dikonsumsi warga, maka defisit beras Provinsi Bengkulu sebesar 28.175 ton pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan diperlukan penambahan produksi beras ataupun pasokan beras dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di daerah. 

Namun, asumsi ini tidak linier dengan data produksi gabah di Provinsi Bengkulu. Karena tercatat terjadi pergeseran 115.698 GKG keluar daerah Bengkulu. Hal ini disebabkan oleh penjualan gabah kering ke luar daerah. 

Hal tersebut membuat gap produksi dan kebutuhan pangan Provinsi Bengkulu semakin melebar. Apalagi ditambah dengan data tiga tahun terakhir yang menunjukkan terjadi penurunan luas lahan pertanian karena berubah status.

Terakhir, data Indeks Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu masuk kategori sedang. Bahkan satu daerah yakni Kabupaten Bengkulu Tengah masuk kategori tahan pangan rendah. IKP Provinsi Bengkulu hingga 2024 masih di bawah nilai IKP Sumatera dan nilai IKP nasional. 

Hal tersebut perlu menjadi perhatian, diperlukan langkah-langkah strategis dan kolaborasi antar berbagai pihak untuk dapat meningkatkan nilai IKP Provinsi Bengkulu, agar nilai IKP dapat tumbuh lebih baik lagi.

Strategi Peningkatan Ketahanan Pangan di Bengkulu

Tantangan utama yang dihadapi oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu adalah meningkatkan kualitas pangan, menjamin ketersediaan pangan dan peningkatan infrastruktur pangan. 

Kualitas Pangan

Kualitas pangan menjadi prioritas pertama yang perlu dilakukan penanganan. Oleh karena itu,  langkah-langkah yang dapat di rekomendasikan antara lain:

Pertama, Peningkatan penyebaran benih berkualitas kepada para petani. Hal tersebut perlu dilakukan secara massif agar petani memperoleh benih bernutrisi dan menggantikan benih yang selama ini ditanamnya. 

Kedua, Peningkatan cadangan pangan bergizi melalui peningkatan fasilitas pelabuhan perikanan. Harapannya,  hasil perikanan dari nelayan dapat dijaga dalam waktu yang lama dan dapat menjadi cadangan pangan (protein) yang baik untuk masyarakat. 

Lebih lanjut penyediaan pabrik pengolahan ikan sangat penting bagi Bengkulu agar hasil laut dapat diolah menjadi produk lain yang dapat dinikmati masyarakat.

Ketiga, Pelatihan Ketahanan Pangan Keluarga. Untuk meningkatkan kualitas pangan masyarakat, maka cara yang dapat dilakukan yakni melatih setiap keluarga untuk pelatihan ternak ikan, berkebun sayur maupun ternak unggas.

Ketersediaan Pangan

Ketersediaan pangan menjadi permasalahan prioritas kedua karena pertumbuhan penduduk tetap naik meskipun secara agregat dibandingkan tahun sebelumnya menurun. Adapun beberapa Langkah-langkah yang dapat direkomendasikan antara lain:

Pertama, Penahanan laju penggerusan lahan pertanian menjadi perkebunan sawit dan pemukiman perlu dilakukan. Hal tersebut agar luas lahan pertanian tidak terus menurun.

Kedua, Penggunaan bibit unggul dengan kualitas gizi yang baik dan hasil panen yang lebih banyak, menjadi solusi lain dalam menjamin ketersediaan pangan di Provinsi Bengkulu.

Ketiga, Menjamin ketersediaan pasokan air pertanian melalu interkoneksi irigasi pertanian dengan infrastruktur bendungan besar. Termasuk ketersediaan pupuk berkualitas yang terjangkau.

Keempat, Perlunya edukasi dan sosialisasi yang tersistematis pada masyarakat terkait urgensi sektor pertanian dalam menjaga keberlangsungan kehidupan sekaligus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di Provinsi Bengkulu. Hal tersebut untuk menghambat peralihan fungsi lahan pertanian menjadi permukiman atau perkebunan.

Kelima, Mengatasi penjualan gabah ke Provinsi Lampung dan Bengkulu, Pemerintah Provinsi Bengkulu telah menandatangani perjanjian Kerjasama dengan BULOG Bengkulu untuk membeli gabah petani dan digunakan untuk konsumsi lokal. 

Infrastruktur Pangan

Hal terakhir yang menjadi prioritas penanganan yakni infrastruktur pangan. Jika dilihat dari sector pertanian maka yang perlu dilakukan adalah konektivitas infrastruktur utama sampai ke lahan pertanian. 

Sedangkan sektor perikanan yang diperlukan adalah cold storage penyimpanan dan pengolahan hasil perikanan agar dapat menjadi stok pangan maupun produksi hasil perikanan  yang dapat dijual kepada daerah tetangga, termasuk ekspor.  

Untuk diketahui bahwa potensi laut bengkulu diperkirakan menghasilkan 72.000 ton hasil laut setiap tahunnya. Hal tersebut akan optimal apabila terdapat cold storage yang cukup di setiap pelabuhan. Dengan fasilitas pelabuhan yang berstandar ekspor (kapal asing bertonase besar dapat bersandar), maka potensi tersebut akan dapat dioptimalkan.  

Beberapa langkah-langkah di atas dapat dilakukan Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam meningkatkan ketahanan pangan di Bumi Merah Putih. Selamat bekerja! (*)

***

*) Oleh : Fajar Sidik SH, M.Medkom.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.