https://malang.times.co.id/
Opini

Tanduk Kekuasaan Prabowo

Rabu, 29 Januari 2025 - 15:05
Tanduk Kekuasaan Prabowo Abdullah Fakih Hilmi AH, S.AP., Akademisi dan Wirausahawan.

TIMES MALANG, JAKARTA – Setelah akhirnya memenangi pemilu dan menjadi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto membawa serta harapan besar dari pendukungnya, yang melihatnya sebagai sosok yang mampu membawa Indonesia menuju era baru yang lebih stabil dan sejahtera.

Sebagai seorang pemimpin yang dikenal dengan ketegasan dan kemampuan diplomatiknya, Prabowo kini memegang kendali penuh atas roda pemerintahan. 

Di balik kekuasaannya yang besar, muncul pertanyaan mendalam mengenai bagaimana ia akan mengelola negara dengan lebih bijaksana dan seimbang, mengingat berbagai kontroversi yang mengiringi perjalanan politiknya sebelum menjadi presiden.

Tanduk kekuasaan yang dimiliki Prabowo semakin terlihat jelas setelah ia menduduki kursi presiden. Sebagai seorang mantan jenderal, gaya kepemimpinannya yang berfokus pada kekuatan militer bisa jadi membawa dampak besar terhadap struktur pemerintahan Indonesia yang sudah terbangun dengan prinsip-prinsip demokrasi. 

Ia berpotensi menempatkan Indonesia pada posisi yang lebih kuat di mata dunia internasional, namun pada saat yang sama bisa juga memicu ketegangan domestik jika kebijakan-kebijakannya dinilai terlalu dominan atau mengancam ruang kebebasan.

Salah satu karakteristik yang mencolok dari kepemimpinan Prabowo adalah pendekatannya yang sangat nasionalis. Di bawah pemerintahannya, negara kembali menekankan pentingnya kedaulatan dan ketahanan nasional, dua isu yang seringkali menjadi tema utama dalam kampanyenya. 

Kebijakan-kebijakan seperti memperkuat pertahanan negara, mendongkrak sektor ekonomi berbasis produksi dalam negeri, dan menegaskan keberagaman budaya Indonesia sebagai kekuatan, memperlihatkan bagaimana Prabowo berusaha membentuk Indonesia sebagai negara yang mandiri dan tidak tergantung pada pihak asing. 

Pendekatan seperti ini tidak jarang menimbulkan kekhawatiran bahwa Indonesia akan menjadi lebih tertutup dan mengurangi kesempatan untuk berkolaborasi secara internasional.

Meski memiliki banyak pengikut setia yang mendukung langkah-langkah Prabowo, di sisi lain terdapat banyak pihak yang khawatir dengan kecenderungannya untuk menanggalkan prinsip-prinsip demokrasi. 

Dalam banyak kesempatan, Prabowo menegaskan bahwa ia ingin membawa Indonesia ke jalur kemajuan, tetapi beberapa kritik melihat gaya kepemimpinan ini sebagai upaya untuk mengonsolidasikan kekuasaan yang bisa meminggirkan pihak oposisi. 

Pengaruh besar yang dimilikinya dalam pemerintahan menimbulkan pertanyaan apakah akan ada ruang bagi kebebasan politik, atau apakah kekuasaan yang terpusat akan mereduksi hak-hak dasar rakyat untuk mengkritik pemerintah.

Di tengah berbagai kebijakan yang ia jalankan, Prabowo juga mencoba merangkul berbagai kelompok masyarakat, baik dari kalangan yang mendukungnya maupun yang menentangnya. Di bawah pemerintahannya, beberapa reformasi dalam sektor ekonomi dan ketahanan sosial mulai dirancang, dengan harapan dapat mengurangi ketimpangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. 

Dengan tren politik yang semakin terpolarisasi, langkah-langkah ini seringkali dipandang sebelah mata oleh kalangan oposisi, yang menilai kebijakan tersebut lebih bersifat top-down dan kurang mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang lebih luas.

Sebagai presiden, Prabowo juga berusaha untuk membawa wajah baru dalam hubungan Indonesia dengan negara-negara luar. Diplomasi internasional yang agresif dan kebijakan luar negeri yang lebih independen menjadi salah satu ciri khas pemerintahannya. 

Ia tampaknya ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang tidak akan tunduk pada tekanan asing, namun dalam upayanya tersebut, ia juga harus memperhatikan keseimbangan antara menjaga kedaulatan negara dan menjalin kemitraan strategis untuk kemajuan bangsa.

Namun, kebijakan yang sangat fokus pada kekuatan dan ketahanan nasional, meski memiliki sisi positif, berisiko menciptakan kebijakan yang terkesan otoriter dan kurang ramah terhadap berbagai suara alternatif. 

Dalam beberapa kesempatan, kebijakan yang digagas oleh Prabowo dalam bentuk sentralisasi pemerintahan dan peningkatan kontrol terhadap berbagai sektor vital, mengundang kritikan dari berbagai kalangan yang khawatir bahwa hal tersebut akan merusak semangat demokrasi yang sudah dipupuk selama dua dekade terakhir. 

Hal ini menjadi pertanyaan besar apakah Prabowo mampu menyeimbangkan antara kekuasaan dan kebebasan politik, antara stabilitas dan pluralitas.

Seiring berjalannya waktu, publik mulai melihat apakah Prabowo akan benar-benar bisa menjadi pemimpin yang membawa perubahan atau justru memperburuk ketegangan politik yang sudah ada. 

Sementara di luar negeri, Prabowo terus berusaha menunjukkan kapasitasnya dalam berpolitik global, di dalam negeri ia dihadapkan dengan tugas besar untuk meyakinkan rakyat bahwa ia adalah pemimpin yang mampu menjawab kebutuhan sosial dan ekonomi yang mendesak. 

Dalam hal ini, kritik terhadapnya tidak pernah sepi, terutama terkait dengan bagaimana ia menggunakan kekuasaannya untuk mencapai tujuan-tujuan politik tertentu.

Tanduk kekuasaan Prabowo bisa dilihat sebagai sebuah simbol kekuatan yang perlu diwaspadai, baik dari dalam maupun luar. Akan tetapi, kekuasaan yang begitu besar juga membawa risiko besar. Dalam membangun Indonesia yang lebih baik, sangat penting bagi Prabowo untuk tidak terjebak dalam pola-pola kekuasaan yang hanya memperkaya segelintir elit, sementara rakyat tetap terpinggirkan. 

Ia harus membuktikan bahwa di bawah kepemimpinannya, Indonesia dapat menjadi negara yang lebih sejahtera tanpa harus mengorbankan prinsip-prinsip dasar demokrasi.

Di sisi lain, Prabowo juga harus menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan stabilitas politik dan sosial yang semakin kompleks. Keberagaman budaya, agama, dan etnis di Indonesia menuntut kebijakan yang inklusif dan tidak diskriminatif. 

Tanduk kekuasaan yang ia miliki harus digunakan dengan bijaksana, agar tidak terperangkap dalam pola otoritarian yang bisa mengancam keberagaman dan hak-hak individu. 

Pemerintahan yang dipimpin oleh Prabowo harus mampu menciptakan keadilan sosial dan menjamin kebebasan yang seimbang, sehingga Indonesia tidak hanya kuat di tingkat internasional, tetapi juga adil di dalam negeri.

Akhirnya, meskipun banyak yang menganggap Prabowo sebagai sosok yang dapat membawa Indonesia menuju arah yang lebih baik, tantangan terbesar baginya adalah untuk menunjukkan bahwa ia tidak hanya berfokus pada kekuatan dan kontrol, tetapi juga pada pembangunan karakter bangsa yang lebih inklusif, adil, dan demokratis. 

Tanduk kekuasaan Prabowo, di ujungnya, tidak hanya akan diukur dari seberapa kuat Indonesia di mata dunia, tetapi juga dari seberapa baik ia mampu mengelola keberagaman dan mengutamakan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

***

*) Oleh : Abdullah Fakih Hilmi AH, S.AP., Akademisi dan Wirausahawan.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.