TIMES MALANG, MALANG – Malang bukan hanya tentang wisata saja, namun kulinernya pun mulai diburu oleh para wisatawan lokal dan asing. Salah satu kuliner kemasan yang tengah ramai diburu masyarakat, yakni Sambal Dapur Tio.
Meski hanya sebagai UMKM dengan rumah produksi di wilayah Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, melalui penjualan online dan juga e-commerce, Sambal Dapur Tio kini ramai peminat.
Saat ditemui dikediamannya, pencetus Sambal Dapur Tio, Rorohening mengatakan, awal mula produknya ini berdiri sekitar tahun 2019 lalu yang dimana memang Roro sendiri hobi memasak dan sempat berjualan masakan rumahan dengan aneka sambal-sambalan.
"Dulu jual nasi lalapan, terus lama-lama banyak orderan kan, apalagi juga masuk e-commerce. Saya kelimpungan, karena juga kerja sebagai karyawan swasta," ujar Roro, Minggu (16/7/2023).
orohening, pemilik Sambal Dapur Tio khas Malang. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Saat itu, ia pun bimbang dengan dua kesibukan yang ia jalani. Apalagi, di pekerjaan tetapnya sebagai karyawan swasta ia tak bisa meninggalkan begitu saja. Kemudian, produk Sambal Dapur Tio ini juga menjadi hobi yang harus ia kembangkan sebagai bisnis UMKM.
"Suami saya dulu kerja di stasiun TV di bagian produksi. Akhirnya terdampak Pandemi, ya sudah saya kerjain bareng sama suami untuk mengembangkan ini (Sambal Dapur Tio)," ungkapnya.
Diketahui, nama Dapur Tio sendiri diambil dari nama sang anak yang kini masih menginjak usia 7 tahun. Harapannya, dengan branding yang semakin naik dan banyak dikenal orang, ini bisa menjadi warisan berharga bagi sang anak yang siapa tahu bisa diteruskan dikemudian hari.
Selama mengembangkan bisnis kuliner ini, Roro mengaku kerap kali mengikuti pelatihan dari Pemkot Malang melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang.
Berbagai pelatihan pun ia ikuti, mulai dari cara branding, membuat kemasan dan cara pemasaran yang lebih luas.
Dari situlah, usaha Roro ini pun mulai naik cukup signifikan. Bagaimana tidak, di awal yang hanya bisa menjual 100 pack dalam satu bulan, kini bisa menjual 1.200 pack selama satu bulan.
"Di pelatihan kita diajarkan untuk survive gimana. Kita harus melek media sosial dan akhirnya saya promosikan dan jual melalui Instagram, TikTok hingga Facebook," katanya.
Berbagai macam varian pun tersaji di produk Sambal Dapur Tio. Mulai dari sambal original, sambal babat, sambal ebi, sambal paru, sambal cumi, sambal ayam suwir hingga sambal klotok.
Terdapat dua kemasan, yakni kemasan botol dan juga kemasan suchet yang dijual satuan dan dijual per pack berisi 5 sachet.
"Harganya yang sachet ini Rp13 ribu. Untuk yang botol mulai Rp25 sampai Rp28 ribu," katanya.
Sambal-sambal kemasan ini selain dikonsumsi langsung juga bisa menjadi bumbu masakan lain, seperti nasi goreng dan oseng-oseng tumis.
Tak perlu khawatir, kemasan ini juga bertahan cukup lama. Jika belum dibuka, akan bertahan hingga 6 bulan. Jika dibuka, akan bertahan 4 bulan namun harus masuk dalam Frozen atau kulkas.
"Sehari-hari saya bertiga, sama adik dan suami. Tapi kalau kadang banyak orderan ya dibantu orang sampai 5 orang lah," tuturnya.
Berkembangnya produk milik Roro ini memang saat ini cukup terasa. Bahkan, peminatnya bisa sampai wilayah Makassar, Jakarta hingga Bali.
"Kalau di Malang saya titipkan juga ke toko-toko lain, ada di Pia Mangkok Tidar, Rubelan Mart, Istana Buah, Dewa Dewi sama di Hotel Shalimar," imbuhnya.
Berkat e-commerce dan media sosial, produk dari Roro ini mulai diburu para pecinta kuliner. Ia menyebut, dari modal awal sebesar Rp2 juta, kini Roro mampu meraup omset sebesar Rp20 hingga 30 juta perbulan
"Saya juga bercita-cita bisa eksport. Ini masih riset untuk awetnya biar bisa tahan sampai satu tahun," tandasnya. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Deasy Mayasari |