TIMES MALANG, MALANG – Ratusan pendekar silat dari 23 negara bersaing dalam Kejuaraan Dunia Tapak Suci II di Malang. Ajang internasional ini tak sekadar adu teknik bela diri, tetapi juga menjadi momen selebrasi Milad Tapak Suci ke-62 dan unjuk kekuatan diplomasi budaya Indonesia lewat pencak silat.
Kejuaraan Dunia Tapak Suci ke-2 di GOR Pertamina Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, mulai 31 Juli hingga 3 Agustus 2025 ini diikuti oleh 763 peserta dari 23 negara. Selain Indonesia, kejuaraan ini diikuti oleh pesilat dari Palestina, Thailand, Malaysia, Singapura, Kazakhstan, Uzbekistan, Aljazair, Mesir, Suriah, Belanda, Prancis, Jerman, Australia, Irak, Taiwan, Timor Leste, Nigeria, Mozambik, Pakistan, Etiopia, Uganda, Yaman, dan Republik Chad.
Acara ini diadakan sekaligus untuk memeriahkan Milad Tapak Suci ke-62 pada tanggal 31 Juli kemarin.
Perlombaan dipisah menjadi tiga kategori, yakni olahraga, seni, dan jurus—yang menjadi pembeda antara kejuaraan dunia Tapak Suci pertama dan kedua. Penyelenggaraan hari pertama dikhususkan untuk babak seleksi atlet dalam negeri, lalu disusul oleh semifinal dan pertandingan atlet luar negeri di hari kedua dan seterusnya.
Suasana hari pertama Tapak Suci World Championship II di GOR Pertamina Universitas Brawijaya, Kamis (31/7/2025). (FOTO: Heliavita Jasmine/TIMES Indonesia)
Prof. Dr. Ir. Moch. Sasmito Djati, M.S., IPU., ASEAN Eng., selaku Pimpinan Wilayah Jawa Timur sekaligus tuan rumah Kejuaraan Dunia Tapak Suci ke-2, mengungkapkan bahwa ada beberapa tujuan dari penyelenggaraan kejuaraan ini. Di antaranya adalah mengenalkan budaya Indonesia ke kancah internasional dan memperluas jangkauan Tapak Suci.
“Tujuan dari World Championship ada banyak. Yang pertama itu pengembangan budaya serta filosofi Indonesia ke luar. Yang kedua, kami ingin Pancak Silat dalam pengertian yang sebenarnya, bukan hanya Tapak Suci, itu bisa diterima di olimpiade. IPSI itu kan terdiri dari berbagai perguruan, nah kami berharap perguruan-perguruan lain juga membahas Tapak Suci. Jika nanti bisa, kalau-kalau sudah masuk olimpiade, pasti besar,” ucapnya.
Acara ini dilengkapi dengan fasilitas yang memadai bagi atlet-atlet luar negeri, termasuk tempat tinggal, konsumsi, hingga wisata. Peresmian acara pada Jumat (1/8/2025) malam nanti di gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya bahkan dibuka dengan tiga bahasa, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab.
Achmad Fanan Hasanudin, Dewan Hakim dalam Kejuaraan Dunia Tapak Suci mengungkapkan harapannya terhadap penyelenggaraan acara ini. “Karena acara ini diikuti oleh 23 negara, tentunya saya berharap Tapak Suci semakin berkembang di berbagai negara,” ucapnya. (*)
Perwira: Heliavita Jasmine
Pewarta | : TIMES Magang 2025 |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |