https://malang.times.co.id/
Pendidikan

Psikolog: Guru SMA Paling Rentan Alami Burnout Akibat Tekanan Hadapi Siswa

Senin, 05 Mei 2025 - 09:17
Psikolog: Guru SMA Paling Rentan Alami Burnout Akibat Tekanan Hadapi Siswa Psikolog Yafi Ahmad, M.Psi. (FOTO: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Tingkat stres dan burnout di kalangan guru Indonesia semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan data survei dari lembaga riset internasional RAND Corporation pada tahun 2022, sebanyak 73 persen guru di Indonesia mengaku kerap mengalami stres akibat pekerjaan. Sementara itu, 59 persen melaporkan mengalami burnout, dan 28 persen lainnya menyebut merasakan gejala depresi.

Psikolog Yafi Ahmad, M.Psi, mengungkapkan bahwa guru tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi kelompok yang paling rentan mengalami burnout. Menurutnya, beban mental yang dirasakan guru SMA lebih tinggi karena mereka harus menghadapi siswa remaja yang berada di fase perkembangan menuju kedewasaan awal.

“Remaja SMA biasanya sudah punya idealisme sendiri. Guru harus menghadapi siswa yang sudah punya pandangan hidup masing-masing, sehingga ini menjadi tantangan besar dan bisa memicu stres atau burnout,” jelas Yafi.

Menurut Yafi, guru tidak hanya menghadapi tekanan administratif dan kurikulum, tetapi juga harus mengelola dinamika psikologis siswa yang kompleks. Bahkan, sekitar 28 persen guru mengalami burnout saat masih menjalankan tugas mengajar, bukan hanya saat di rumah.

“Burnout ini bisa membuat guru kehilangan arah, kehilangan visi dan motivasi untuk bekerja. Lama-lama bisa berpengaruh ke kondisi fisik karena tidak ada energi untuk mengajar,” tambahnya.

Untuk mengurangi risiko burnout, Yafi menyarankan guru mempraktikkan teknik mindfulness. Terapi ini merupakan pendekatan psikologis yang mudah diterapkan dan bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk guru yang sibuk.

“Salah satu teknik yang direkomendasikan adalah grounding 5-4-3-2-1. Teknik ini membantu seseorang untuk fokus pada momen saat ini dengan mengenali 5 hal yang bisa dilihat, 4 hal yang bisa disentuh, 3 hal yang bisa didengar, 2 hal yang bisa dicium, dan 1 hal yang bisa dirasakan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Yafi menekankan pentingnya langkah preventif untuk menghindari burnout pada guru. Ia menilai, pencegahan jauh lebih efektif dibandingkan harus menangani kondisi burnout yang sudah parah.

“Kalau burnout sudah terjadi, dampaknya bisa sangat berat. Lebih baik dicegah sejak dini,” tegasnya.

Dengan meningkatnya tekanan dalam dunia pendidikan, terutama pada jenjang SMA, perhatian terhadap kesehatan mental guru menjadi krusial. Dukungan dari sekolah, komunitas pendidikan, dan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan guru sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan produktif. (*)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.