TIMES MALANG, MALANG – Seni kaligrafi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya Tiongkok selama berabad-abad. Salah satu bentuk tulisan tangan yang paling dihargai adalah Shufa.
Shufa menggabungkan keahlian teknis dengan ekspresi artistik yang mendalam.
Untuk memperdalam Shufa, Himpunan Mahasiswa Sastra Cina Universitas Brawijaya berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Departemen Sastra Jerman Universitas Negeri Malang yang punya prodi Pendidikan Bahasa Mandarin mengadakan pelatihan Shufa.
Acara ini diadakan pada tanggal 26 Agustus 2023 yang bertempat di Pusat Bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang.
Program pelatihan Shufa dibuka oleh Lilijani Laoshi atau nama Cinanya Lie Mei Ling. Ia pernah melakukan pelatihan Shufa di Universitas Ma Chung dan memiliki banyak pengalaman khususnya di bidang Shufa.
“Program ini diadakan 5 kali pertemuan, tiap 1 bulan sekali dan dimulai bulan Mei berakhir bulan November pada akhir periode kepengurusan,” tutur Namira Eri Sindia, Ketua Pelaksana Pelatihan Shufa 2023, Sabtu (26/8/2023).
Shufa melampaui sekadar menulis karakter-karakter Hanzi. Ia memerlukan keselarasan antara gerakan tangan, tekanan kuas, dan aliran tinta. Setiap goresan memiliki makna dan tujuan yang mendalam.
Dalam pelatihan Shufa, para peserta diperkenalkan pada berbagai gaya, mulai dari kaishu yang formal hingga caoshu yang ekspresif. Setiap gaya mengandung karakteristiknya sendiri, dan setiap individu dapat menemukan gaya yang paling sesuai dengan ekspresi kreatifnya.
Pelatihan ini adalah perjalanan penemuan diri. Peserta tidak hanya mempelajari teknik-teknik kaligrafi, tetapi juga menggali dalam diri mereka sendiri untuk mengungkapkan emosi, perasaan, dan pemikiran melalui sapuan kuas.
Dalam proses ini, pelatihan Shufa menjadi meditasi dalam gerakan, menghubungkan aliran energi kreatif dengan media fisik.
“Penggunaan gagang kuas seperti akan memegang pensil atau pena, tetapi dengan lebih tinggi. Pastikan jari telunjuk, jari tengah, dan ibu jari membentuk segitiga longgar di sekitar gagang kuas," tutur Lilijani Laoshi.
Pelatihan Shufa mendorong apresiasi terhadap ketekunan dan kesabaran. Seni ini bukanlah sesuatu yang dapat dikuasai dalam waktu singkat.
Diperlukan latihan yang konsisten dan kesadaran penuh terhadap setiap gerakan untuk mencapai hasil yang memuaskan.
Dalam dunia yang serba cepat ini, pelatihan Shufa mengajarkan nilai-nilai ketekunan dan penghormatan terhadap proses.
Secara keseluruhan, pelatihan Shufa adalah perjalanan menggali kekayaan seni kaligrafi Tiongkok. Ini adalah cara untuk menjelajahi budaya melalui gerakan kuas dan tinta, untuk mengungkapkan diri melalui karakter-karakter yang elegan dan indah.
Lebih dari itu, pelatihan Shufa adalah peluang untuk merasakan kedamaian dalam menciptakan, untuk berhubungan dengan warisan budaya, dan untuk memperdalam pemahaman terhadap diri sendiri melalui seni yang abadi ini.
Salah satu harapan utama yang terkait dengan pelatihan Shufa adalah pengembangan kreativitas siswa.
Selain itu dari kegiatan ini dapat menyalurkan bakat dan minat dari para peserta.
“Semoga di pelatihan Shufa pertemuan selanjutnya para peserta yang hadir semakin bertambah,” harap Ketua Pelaksana Shufa 2023 kepada Times Indonesia, Sabtu (26/8/2023). (*)
Pewarta | : Syafira Anastasya Salsabillah (MBKM) |
Editor | : Faizal R Arief |