TIMES MALANG, MALANG – Yayasan Baitul Maal (YBM) Brilian Malang mewisuda 21 penerima beasiswa angkatan ke-6 pada Jumat (5/7/2024) di Gedung menara BRI Malang. Mereka telah dinyatakan lulus dari program beasiswa yang telah mereka jalani kurang lebih selama 3 tahun.

Region Supervisor YBM Brilian SBO Malang, M Ainun Najib mengatakan, 21 penerima beasiswa batch 6 ini berasal dari 4 kampus di Jawa Timur.  "Yakni UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Jember, dan Politeknik Negeri Jember," ucapnya.

Ainun mengatakan, selama mereka memperoleh beasiswa dari YBM Brilian, para mahsiswa ini terus dipacu untuk meningkatkan kompetensi akademik juga tentang spiritual mereka. Selama dua tahun, mereka juga wajib tinggal di asrama yang telah disediakan.

"Jadi beasiswa yang kami berikan itu berupa living cost Rp 900 ribu, ada asrama selama 2 tahun dan bebas UKT sampai lulus," ucapnya.

Pihaknya menyebut, selama mendapatkan beasiswa pula, mahasiswanya akan di dorong untuk bisa berprestasi. Baik di bidang akademik maupun  non akademik. Dan hal itu berhasil diwujudkan oleh para mahasiswa. "Beberapa dari berhasil meraih prestasi internasional. Ada juga yang berhasil menghafal Al-Quran 30 jus, ada yang jadi presiden mahasiswa," dan lainya.

Ainun menambahkan, setiap tahun, YBM Brilian SBO Malang selalu membuka peluang beasiswa untuk pada mahsiswa di Malang dan Jember. Mahasiswa minimal semester 1 bisa mendaftarkan diri untuk mendapatkan program beasiswa ini. "Setiap tahun kita buka kuota beasiswa maksimal 24 orang. Dan  saat ini kita sudah punya 9 angkatan," pungkasnya.

Di tempat yang sama, Ketua Pengurus YBM Brilian  SBO Malang, Mayang Diantami mengucapkan selamat kepada para penerima beasiswa yang telah diwisuda. Gelaran ini menjadi babak baru bagi para mahsiswa untuk menapaki dunia sebagai seorang sarjana.

"Tentu akan ada banyak tantangan yang dihadapi, utamanya dalam mencari kerja. Namun semua harus terus semangat dan pantang menyerah, itu kuncinya," kata dia.

Dalam kesempatan itu dia banyak bercerita soal pengalaman hidupnya sebagai seorang dari keluarga golongan pas-pasan, kala itu. Beasiswa membuka peluang baginya untuk mengubah nasib hidupnya, dengan menempuh pendidikan hingga luar negeri. (*)