TIMES MALANG, MALANG – Pandemi menjadi tantangan sekaligus ajang kreativitas bagi guru TK dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Seperti halnya yang dirasakan oleh TK Aisyiyah Bustanul Atfhal 18 (TK ABA 18) Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Kurangnya semangat belajar dirasa menjadi tantangan utama dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di saat pandemi. Khotibul Umami, Kepala TK ABA 18, menuturkan bahwa kurangnya semangat belajar pada peserta didik disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kejenuhan dan pembelajaran daring yang kurang menarik.
Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan belajar-mengajar di TK ABA 18. “Kita menyadari bahwa situasi pandemi menjadi tantangan sekaligus ajang kreatifitas bagi para guru,” tutur Kepala Sekolah dari TK yang telah berdiri sejak tahun 1999. Menciptakan situasi pembelajaran yang menarik dan kreatif akan dapat menjaga semangat belajar para siswa-siswi. Maka dari itu tenaga pendidik harus memikirkan inovasi pembelajaran apa yang dapat menarik minat belajar para siswa.
TK ABA 18 melakukan kolaborasi dengan Negara Pakistan melalui aplikasi zoom.
Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan, menjadi sarana tumbuhnya kreativitas dan inovasi pembelajaran di era pandemi. Salah satu bentuk inovasi yang dilakukan oleh TK ABA 18 adalah Kolaborasi Pembelajaran Antar Negara. Teknologi memungkinkan terjadinya kolaborasi pembelajaran antar negara, Khotibul Umami menyampaikan bahwa setidaknya terdapat dua agenda kolaborasi antar negara yang dilakukan oleh TK ABA 18. Agenda pertama yaitu kolaborasi dengan Birla High School dari Negara India yang telah dilaksanakan pada bulan Agustus tahun lalu dan juga agenda kolaborasi dengan Negara Pakistan yang masih dalam proses pelaksanaan.
Dalam agenda kolaborasi internasional ini, terdapat berbagai pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaannya. International Learning Collaborator (ILC) menjadi pihak yang menjembatani kolaborasi yang dilakukan oleh TK ABA 18. International Learning Collaborator sendiri merupakan medium kolaborasi dari berbagai sekolah dengan komunitas sekolah internasional mulai dari Spanyol, Turki, Italia, Rusia, Mesir, India, Nepal, Pakistan, Ekuador dan Indonesia. Para tenaga ahli dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris dari salah satu universitas swasta di Malang menjadi pihak yang membantu proses penerjemahan lagu anak nasional yang dipresentasikan dalam pembelajaran internasional tersebut.
Para siswa TK ABA 18 mencuci tangan sebagai bentuk pelaksanaan protokol kesehatan.
Dengan mulai kondusifnya situasi pandemi COVID-19, TK ABA 18 sendiri saat ini sudah mulai melaksanakan pembelajaran yang bersifat langsung atau tatap muka.
Pembelajaran tatap muka dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang berlaku. Sebagai upaya untuk tetap menjaga jarak, TK ABA 18 membagi tempat belajar-mengajar yaitu di sebelah kanan sekolah dan di sebelah kiri sekolah. Untuk mempermudah pembagiannya, pembagian dilakukan berdasarkan kategori siswa yaitu TK A dan TK B. “Untuk pembagian tempat para siswa TK A dan TK B saling bergantian, jadi tergantung tempat mana yang kosong, intinya bagaimana kita harus maksimal dalam melaksanakan proses belajar-mengajar tetapi juga tidak melupakan kesehatan tenaga pendidik dan siswa”. tutur Khotibul Umami. (*)
Pewarta | : |
Editor | : Dhina Chahyanti |