TIMES MALANG, JAKARTA – Makanan olahan yang sudah berulangkali diproses atau dikenala juga dengan makanan ultra olahan (Ultra Processed Food/UPF) kini semakin mendominasi pilihan makanan harian. Kekhawatiran global muncul karena penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi UPF berhubungan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.
Dua penelitian yang berbeda mengungkap hasil mereka salah satunya yakni penelitian besutan Fourth Military Medical University in Xi’an, China. Keduanya mengungkap kebenaran yang mereka temukan dalam konferensi jantung terbesar di dunia, European Society of Cardiology di Amsterdam.
Fourth Military Medical University mengungkapkan fakta bahwa mengkonsumsi UPF dalam jumlah signifikan lebih tinggi memiliki risiko 24% lebih besar untuk mengalami peristiwa kardiovaskular seperti serangan jantung, stroke, dan angina. Mereka menggarisbawahi bahwa penambahan 10% kalori dari UPF dalam pola makan sehari-hari terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung sebesar 6%.
Untuk mendapatkan hasil tersebut mereka mnegadakan meta-analisis yang melibatkan lebih dari 325.000 partisipan. PEnelitian tersebut dilangsungkan selama kurang lebih 15 tahun hingga temuan tersebut disampaikan ke konferensi tersebut.
Sementara itu salah satu penelitian besar lainnya dengan menggunakan lebih dari 10.000 wanita selama 15 tahun, menghasilkan temuan yang mencengangkan. Mereka yang mengonsumsi UPF dalam jumlah besar memiliki risiko 39% lebih tinggi untuk mengembangkan tekanan darah tinggi. Bahkan setelah penyesuaian untuk jumlah kandungan garam, gula, dan lemak, hal tersebut tidak memberikan efek yang penting.
Makanan tersebut hanya menambah resiko terkena tekanan darah tinggi sendiri membawa risiko serius terhadap masalah jantung seperti penyakit jantung, gangguan arteri perifer, aneurisma aorta, gangguan ginjal, dan demensia vaskular.
Makanan Olahan yang Termasuk UPF
Beberapa makanan yang sering dianggap sehat, seperti sandwich, kebab, taco, sup, dan yogurt rendah lemak, juga termasuk dalam kategori UPF. Para peneliti menggaris bawahi bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami pengaruh strategi pemasaran UPF pada wanita.
Dr. Chris van Tulleken, seorang ahli terkemuka dalam bidang UPF dan penulis buku "Ultra Processed People", mendorong langkah-langkah tegas seperti pemberian label peringatan hitam pada kemasan UPF. Hal ini sudah diterapkan di beberapa negara. Selain itu, ia berpendapat bahwa regulasi iklan UPF, terutama yang ditujukan kepada anak-anak, perlu diperketat.
Sementara itu, di Inggris, pemerintah telah mengambil langkah dalam mengatur penempatan dan promosi produk tertentu di supermarket untuk mengurangi akses makanan olahan yang kurang sehat. Berbagai penelitian juga memberikan petunjuk bahwa dampak negatif UPF mungkin lebih kompleks daripada sekadar komposisi nutrisi, memicu pertanyaan mendalam tentang dampak UPF terhadap kesehatan manusia.
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: UPF: Makanan Olahan Penyebab Utama Serangan Jantung dan Stroke
Pewarta | : Rohmatin Nazilah (PKL) |
Editor | : Khodijah Siti |