https://malang.times.co.id/
Berita

Satpol PP Kota Malang Sebut Satu Terduga Pelaku Open BO Bisa Main 10 Kali Sehari

Jumat, 18 Maret 2022 - 16:47
Satpol PP Kota Malang Sebut Satu Terduga Pelaku Open BO Bisa Main 10 Kali Sehari Wali Kota Malang, Sutiaji bersama Satpol PP Kota Malang saat melakukan pendataan dan meminta keterangan kepada para terduga Open BO dan terduga pasangan mesum yang berhasil terjaring razia, Jumat (18/3/2022) dini hari tadi. (Foto: Dok. Satpol PP Kota

TIMES MALANG, MALANGSatpol PP Kota Malang dibuat terheran-heran usai melakukan penggerebekan beberapa terduga pasangan mesum dan terduga pemilik jasa prostitusi online atau Open BO.

Razia yang dilakukan di dua lokasi, Jalan Kaliurang dan Jalan Dewandaru, Kota Malang pada Jumat (18/3/2022) dini hari tadi, ada pengakuan mengejutkan dari satu orang terduga Open BO.

Kabid Trantibum Satpol PP Kota Malang, Rahmat Hidayat mengatakan, dari beberapa orang yang terjaring razia, ada yang mengaku sampai 10 kali melakukan hubungan intim dalam sehari.

"Dari pengakuan mereka ada yang melakukan itu sampai 10 kali sehari. Tapi waktu penggerebekan mereka lagi gak melakukan (hubungan intim) atau habis melakukan dengan tamunya. Ada juga yang melakukan empat kali (sehari)," ujar Rahmat, Jumat (18/3/2022).

Rate harga yang dipatok sesuai pengakuan para terduga Open BO tersebut, kata Rahmat, ada yang mematok harga kurang lebih Rp 800 ribu sekali main.

Tak hanya itu, beberapa terduga Open BO ada yang mengaku baru melakukannya selama tiga bulan dan ada yang sudah 8 bulan dengan rata-rata usia 16 hingga 22 tahun.

"Harganya biasanya mereka itu matok Rp 800 ribu tapi netnya (setelah tawar menawar) bisa Rp 500 - 600 ribu. Yang usia 20 tahun mengaku baru 8 bulan (membuka jasa Open BO)," ungkapnya.

Dalam razia tersebut, yang menjaring 18 pasangan diduga melakukan mesum dan 6 terduga Open BO, Satpol PP Kota Malang menemukan satu terduga yang telah tertangkap dua kali.

"Ada yang sempat kena di Jalan Pandjaitan, kemarin kena lagi. Tapi pengakuan mereka sudah tobat. Tapi melakukan perbuatan cabul (mesum) bersama pacarnya. Ngakunya gitu," jelasnya.

Sementara, berbagai alasan dari para terduga Open BO itu melakukan perbuatannya, karena faktor ekonomi dan juga faktor sosial. Rahmat menjabarkan, untuk faktor ekonomi, kebanyakan para terduga Open BO yang usianya masih muda-mudah telah mengalami broken home hingga putus sekolah.

"Faktor mereka open BO, pertama ekonomi. Kedua faktor sosial yang kebanyakan yang muda-muda itu broken home dan putus sekolah. Orang tua cerai dan tidak jelas. Kebanyakan itu," bebernya.

Namun diakui Rahmat, akhir-akhir ini bisnis Open BO yang terendus marak di Kota Malang, kini sudah berkurang. Hal itu sejak viralnya saran Wali Kota Malang, Sutiaji yang meminta Lurah dan Camat untuk install MiChat guna melakukan pemantauan bisnis Open BO di wilayah masing-masing.

"Kalau sekarang agak sepi, jadi kadang kita susah lacak. Perubahan ini ketika sekarang sudah ramai," ucapnya.

Terpisah, Wali Kota Malang, Sutiaji saat ditemui disela-sela kesibukannya, menyebutkan bahwa yang ia temui saat razia pada Jumat (18/3/2022) dini hari tadi, satu terduga pelaku Open BO yang melakukan 10 kali sehari masih berusia 17 tahun.

"Tadi kita itu sampai setengah 5 pagi (razia). Kita terus lakukan pemantauan untuk meminimalisir. Ada yang masih 17 tahun dia Open BO sampe 10 kali (sehari)," tukasnya. (*)

Pewarta : Rizky Kurniawan Pratama
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.