https://malang.times.co.id/
Berita

Haul Gus Dur Bersama Gusdurian, Dialog Kebangsaan dan Seruan Petisi Plularisme

Rabu, 01 Januari 2025 - 12:21
Haul Gus Dur Bersama Gusdurian, Dialog Kebangsaan dan Seruan Petisi Plularisme Forum Dialog Kebangsaan bersama pemuka agama dari berbagai kepercayaan, memperingati Haul ke-15 Gus Dur, oleh Gusdurian Malang Raya bersama Pesantren Rakyat Al Amin Sumberpucung, Kabupaten Malang, kemarin. (FOTO: Gusdurian)

TIMES MALANG, MALANG – Peringatan Haul ke-15 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), oleh Gusdurian Malang Raya bersama Pesantren Rakyat Al Amin Sumberpucung, Kabupaten Malang, menjadi acara sarat refleksi dan seruan plularisme, jelang pergantian tahun 2024.

Acara Haul Gus Dur ini digelar penuh makna, dengan Dialog Kebangsaan bertema "Menajamkan Nurani, Membela yang Lemah". 

Forum-Dialog-Kebangsaan-bersama-pemuka-agama--2.jpg

Acara yang diinisiasi Gusdurian Malang Raya ini sebagai bentuk penghormatan dan refleksi, atas nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan keberpihakan kepada kaum lemah, seperti yang selalu diperjuangkan Gus Dur. 

Dialog Kebangsaan menghadirkan para pemuka agama dari berbagai kepercayaan, pejabat pemerintah daerah, dan perwakilan berbagai organisasi kemasyarakatan aktif di Malang Raya dan sekitarnya. 

Forum-Dialog-Kebangsaan-bersama-pemuka-agama--3.jpg

Yakni, KH. Abdullah Sam; Bhikkhu Jayamedho Thera; RP. Hemriku Suwaji, O. Charm; Pendeta Tamariska; Suharsono, M. Pd; Romo Sa’ip; Pendeta Surono; Dr. Mohammad Mahpur; Gus Ilmi Najib; Koordinator Garuda Malang; serta Koordinator Gusdurian Malang dan Gusdurian Kota Batu. 

Kehadiran beragam elemen masyarakat ini, mencerminkan semangat pluralisme yang selalu dijunjung tinggi oleh Gus Dur. 

Dialog ini membedah berbagai isu aktual, antara lain penguatan nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi di tengah masyarakat, peran agama dan organisasi kemasyarakatan dalam membela kaum lemah dan kelompok marginal. 

Selain itu, membahas upaya-upaya konkret yang dapat dilakukan untuk mewujudkan keadilan sosial. Serta, pentingnya menanamkan nurani yang bersih dan jujur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Petisi Plularisme: Menuntut Tidak Ada Penolakan Pendirian Tempat Ibadah

Usai Dialog Kebangsaan ini, diakhiri penandatanganan petisi yang berkaitan adanya kasus penolakan tempat ibadah, khususnya di wilayah Malang. Berikut isi daripada petisi yang ditandatangani bersama Gusdurian Malang Raya serta tokoh lintas agama:

1. Meminta setiap warga negara khususnya masyarakat Malang untuk mengapresiasi setiap individu dan masyarakat untuk memeluk agama dan keyakinan masing-masing. 

2. Meminta masyarakat yang menolak berdirinya tempat ibadah umat yang berbeda, untuk segera memberikan haknya sebagai semestinya.

3. Meminta pemerintah Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu untuk mengawal dan menyelesaikan kasus-kasus penolakan tempat ibadah dan legalitas perizinan sesuai konstitusi yang berlaku.

4. Mengajak ormas keagamaan untuk tetap menjadi kekuatan penjaga moral, nilai, etika dan hukum konstitusi, serta terus menjadi pendamping umat demi kemaslahatan dan kesejahteraan bersama.

5. Mengajak masyarakat untuk terus mengkritisi dan mengaktifasi penyelenggaraan negara tetap sesuai konstitusi, yang untuk kesejahteraan rakyat.

Dari petisi di atas, diharapkan warga masyarakat Indonesia, khususnya Malang, lebih memperhatikan isu-isu berkaitan keberagaman agama. 

KH. Abdullah Sam, pimpinan Pesantren Rakyat Al-Amin menyatakan, kegiatan ini sangat baik, dan berkeinginan kuat mendukung keberagaman yang ada di nusantara. Pihaknya juga senantiasa menanamkan nilai toleransi kepada santrinya. 

Dikatakan, acara ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif dalam memperkuat nilai-nilai 

kebangsaan, kemanusiaan, dan keadilan di tengah masyarakat, serta melanjutkan semangat perjuangan Gus Dur dalam menerapkan nilainya. 

Dalam kesan dan pesannya, ketua pelaksana Haul ke-15 Gus Dur, Faisol menyampaikan, acara yang diinisiasi Gusdurian Malang Raya ini, sebagai wadah untuk merajut kembali semangat kebangsaan yang inklusif dan humanis, sesuai teladan yang diberikan Guru Bangsa Gus Dur. 

"Acara ini menggambarkan pentingnya terus menajamkan nurani untuk membela yang lemah, dalam rangka terus menjaga merawat persatuan bangsa dan membangun bangsa ini bersama-sama, tanpa meninggalkan salah satu pihak," tandasnya. 

Ia berharap, acara merawat keberagaman seperti dialog kebangsaan ini terus tumbuh subur di relung derap pembangunan negara. 

Melengkapi rangkaian acara, juga ada penampilan mengagumkan Tari Sufi diiringi syiir Tanpo Waton, Tari Gambyong, serta Tari Jaripah dari GKJW Banyuwangi, turut memeriahkan haul. (*) 

Pewarta : Khoirul Amin
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.