TIMES MALANG, MALANG – Hujan abu menerjang sejumlah wilayah di Kota Malang dan Kabupaten Malang, Senin (2/12/2024) pagi tadi. Peristiwa ini, sempat viral dan membuat geger masyarakat yang terkena dampak yang diduga aktivitas erupsi Gunung Semeru.
Dari pantauan, masyarakat di sosial media melaporkan kejadian hujan abu ini di wilayah Pakis, Sawojajar bahkan di kawasan Pasar Besar Kota Malang.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan mengatakan, fenomena hujan abu ini merupakan hal yang biasa terjadi.
"Sebetulnya kalau hujan abu dari wilayah Gunung Semeru hal yang biasa terjadi," ujar Sadono, Senin (2/12/2024).
Ia mengungkapkan, Gunung Semeru setiap harinya memang mengeluarkan abu vulkanik. Abu ini, kemudian tertiup angin, sehingga menjadi hujan abu di wilayah Kabupaten Malang.
"Karena prinsipnya setiap hari Semeru pasti akan mengeluarkan abu vulkanik. Tergantung arah angin kalau sebaran abunya," ungkapnya.
Sementara, Prakiraan BMKG Juanda, Made Kembar membenarkan bahwa pihaknya sudah mendapat laporan terkait fenomena hujan abu di Malang.
"Iya memang ada fenomena hujan abu di Malang. Penyebabnya, dari aktivitas Gunung Semeru," katanya.
Diketahui, status tingkat aktivitas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, saat ini berada di Level II (Waspada). Hal ini berdasarkan laporan aktivitas Gunung api yang dikeluarkan oleh KESDM, Badan Geologi, PVMBG, Pos Pengamatan Gunung api Semeru pada periode Minggu (1/12/2024) pukul 00.00-24.00 WIB.
Dalam laporannya, disebut bahwa kondisi meteorologi Gunung Semeru dalam cuaca cerah, angin bertiup lemah ke arah barat daya dan suhu udara 14-24 derajat celcius. Secara visual, Gunung kabut 0-I dan asap secara visual teramati 11 x warna pk tinggi asap 300-700.
Berdasarkan data itu, direkomendasikan untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian, tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Terakhir, mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
"Imbauan dari kami, selalu hati-hati dengan dampak dari abu vulkanik, memakai masker jika di permukaan serta update terhadap informasi Gunung Semeru dan laporkan kejadian darurat ke instansi terkait, seperti BPBD atau SAR," ucapnya.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Malang Diguyur Hujan Abu, BMKG Sebut Gegara Aktivitas Erupsi Gunung Semeru
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |