https://malang.times.co.id/
Berita

Finish 22 Jam 42 Menit di Arjuno, Rachmat Septiyanto Harumkan Indonesia di Mantra116

Senin, 07 Juli 2025 - 15:40
Finish 22 Jam 42 Menit di Arjuno, Rachmat Septiyanto Harumkan Indonesia di Mantra116 Pelari Mantra116 2025, Rachmat Septiyanto dari komunitas Siksorogo meraih peringkat 2 kategori 116K. (Foto: Dikky Arsena/TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Di garis finis Mantra116, peluh dan debu menyatu di tubuh para pelari. Mereka datang dari berbagai penjuru dunia untuk menaklukkan lintasan ekstrem Gunung Arjuno-Welirang.

Tapi bagi Rachmat Septiyanto, pelari asal komunitas Siksorogo, ajang ini bukan hanya tentang siapa tercepat. Ini adalah perjalanan batin, ujian mental, dan di atas segalanya: simbol solidaritas komunitas lari lintas alam.

Dan ia tak hanya berhasil menaklukkannya—Rachmat bahkan finis di posisi kedua kategori Ultra 116K, mencatat waktu luar biasa: 22 jam 42 menit.

"Track-nya… sadis," ucap Rachmat lugas, sesaat setelah menyelesaikan kategori ultra 116K—jalur terpanjang dan paling menguras tenaga dalam ajang tersebut.

Dua Gunung, Satu Spirit Lari

Rachmat tidak melebih-lebihkan. Mantra116 dikenal sebagai salah satu lomba lari lintas alam paling menantang di Asia Tenggara. Rutenya mencakup dua gunung besar di awal—Arjuno dan Welirang—dengan elevasi yang brutal, disusul kawasan Sepilar yang licin, teknikal, dan kerap menjadi titik krisis bagi banyak pelari.

Pelari-2.jpg

“Ada dua gunung besar di awal, dan terakhir ditutup dengan tantangan di Sepilar,” jelas Rachmat.

“Menurut saya, bagian paling memorable justru di Gunung Juno. Jalurnya teknikal, tapi saya sangat menikmati rute itu.”

Gunung Juno, dalam sunyi dan kemiringan tanahnya, memberi pengalaman batin tersendiri. Tidak banyak kata yang bisa menggambarkan rasa itu, tapi tatapan Rachmat saat menyebut nama gunung itu cukup menggambarkan: ada rasa takjub, hormat, dan bangga yang berbaur jadi satu.

Namun bagi Rachmat, yang paling menyentuh justru bukan di medan berat, tapi pada suasana batin yang dibangun oleh komunitas. Ia menyebut Mantra116 sebagai race yang “berbeda” karena diselenggarakan oleh mereka yang memahami dunia pelari secara utuh.

“Mantra ini beda karena organisasinya berbasis komunitas. Jadi mereka lebih tahu apa yang dibutuhkan pelari,” katanya.

Sebagai anggota komunitas Siksorogo—komunitas lari trail yang tumbuh dari semangat gotong royong—Rachmat merasa ‘pulang’ di Mantra116.

Ia bisa merasakan empati yang hadir di tiap pos air, senyum hangat para relawan, hingga detail jalur yang disiapkan bukan untuk menjatuhkan pelari, tapi untuk menguatkan mereka.

“Kami juga berasal dari komunitas pelari. Jadi kami tahu pelari itu butuhnya apa di rute, dan harapan-harapan mereka seperti apa,” imbuhnya.

Berlari Sendiri, Tapi Tak Pernah Sendirian

Di dunia ultra trail, ada satu hal yang selalu menjadi prinsip tidak tertulis: “kita mungkin berlari sendiri, tapi kita tidak pernah benar-benar sendirian.” Rachmat membuktikan itu sepanjang 116 kilometer jalur Mantra.

Pelari-3.jpg

“Pelari tahu rasanya capek, lapar, kedinginan. Tapi karena kita tahu, kita juga tahu harus bagaimana ketika lihat orang lain dalam situasi itu. Di situlah solidaritas itu lahir,” ujarnya.

Ia menceritakan bagaimana pelari saling memberi air, berbagi senter, bahkan menenangkan mental satu sama lain di tengah malam gunung yang sunyi dan dingin.

Mantra: Lebih dari Sekadar Ajang

Lebih dari semua tantangan fisik, bagi Rachmat Septiyanto, Mantra116 adalah manifestasi dari semangat kolektif. Ajang ini membuktikan bahwa olahraga bisa jadi ruang kebersamaan.

Di sinilah pelari tidak sekadar mengejar garis finis, tetapi juga menyusuri nilai: ketulusan, saling menjaga, dan kepercayaan pada kekuatan bersama.

Di ujung Arjuno, ketika langkah kaki mulai melambat dan malam menggigilkan tulang, Rachmat Septiyanto tidak hanya bertahan karena tekadnya sendiri.

Ia bertahan karena komunitas yang menguatkan, karena rasa saling mengangkat antar pelari, dan karena keyakinan bahwa di lintasan seberat apa pun, manusia bisa saling menjadi rumah.

Dan begitulah, Mantra116 tak sekadar lomba. Ia adalah ruang bagi napas, tubuh, dan solidaritas berjalan dalam harmoni. (*)

Pewarta : Imadudin Muhammad
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.