TIMES MALANG, JAKARTA – Era digital membuka peluang besar bagi pendidikan untuk menjadi lebih inklusif dan inovatif. Namun, tantangan seperti ketimpangan akses teknologi dan birokrasi yang kompleks masih menjadi hambatan utama bagi kemajuan pendidikan Indonesia. Hal ini menjadi saah satu aspek yang disoroti oleh PPI Dunia.
Dalam webinar bertajuk "Jnana Margah Prakashah" yang diadakan oleh PPI Dunia, Prof. Dr. Rully Charitas IP menekankan pentingnya desain pembelajaran yang inovatif. “Pembelajaran harus relevan dengan kebutuhan zaman agar generasi muda dapat bersaing di tingkat global,” jelasnya.
I Made Andi Arsana, Ph.D., turut membahas tantangan sistem pendidikan Indonesia di era globalisasi. Ia menyoroti proses birokrasi yang panjang dan tekanan untuk memenuhi indikator kinerja utama (IKU) sebagai kendala signifikan. “Birokrasi harus disederhanakan agar pendidikan bisa bergerak lebih cepat dan efektif,” ungkapnya.
Meski banyak tantangan, peluang untuk berinovasi dalam pendidikan juga sangat besar. Teknologi digital dapat menjadi alat efektif untuk menjembatani kesenjangan pendidikan dan mendorong kolaborasi lintas disiplin di tingkat global.
Menurut I Made Andi Arsana, keberanian untuk melampaui batasan yang ada adalah kunci keberhasilan. “Kita harus berani melangkah lebih jauh dari yang disyaratkan, karena masa depan pendidikan ada di tangan kita,” tegasnya kepada peserta webinar yang antusias.
Webinar ini juga menjadi ajang kolaborasi antarpelajar Indonesia yang tergabung dalam PPI Dunia. Diskusi interaktif menunjukkan antusiasme peserta dalam mencari solusi inovatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Kabinet Pelajar Indonesia Emas ini merupakan bagian dari visi besar PPI Dunia. Organisasi ini bertujuan menjembatani kontribusi pelajar Indonesia di seluruh dunia untuk kemajuan bangsa melalui pendidikan.
Platform daring seperti Zoom memungkinkan acara ini menjangkau peserta dari berbagai belahan dunia. Peserta dari berbagai latar belakang berpartisipasi aktif, berbagi gagasan, dan berdiskusi mengenai masa depan pendidikan Indonesia.
Transformasi pendidikan tidak hanya menuntut adaptasi teknologi, tetapi juga perubahan pola pikir. “Pelajar Indonesia harus menjadi agen perubahan yang membawa inovasi dalam setiap langkahnya,” ujar Prof. Rully menutup sesi diskusi.
Dengan semangat kolaborasi, pendidikan Indonesia memiliki peluang untuk menjadi lebih relevan dan kompetitif secara global. PPI Dunia mengajak seluruh pelajar untuk bersama-sama mewujudkan pendidikan yang unggul dan inklusif.
Keterlibatan pelajar Indonesia di luar negeri, yang tergabung dalam PPI Dunia, sangat penting dalam memperkaya perspektif pendidikan di tanah air. “Pelajar Indonesia di luar negeri memiliki peran strategis dalam mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemajuan bangsa,” tambah I Made Andi Arsana.
Acara ini menciptakan peluang bagi pelajar Indonesia untuk berkontribusi langsung dalam membangun ekosistem pendidikan yang lebih baik. PPI Dunia terus mendorong para pelajar untuk berkolaborasi dan berinovasi demi menciptakan pendidikan yang lebih maju dan sejahtera. (*)
Pewarta | : Khodijah Siti |
Editor | : Khodijah Siti |