TIMES MALANG, MALANG – Ledakan petasan terjadi di RW 1, Kelurahan Tunjungsekar, Kota Malang, pada Kamis (20/3/2025) siang. Insiden ini mengakibatkan lima anak menjadi korban, dengan tiga mengalami luka ringan dan dua lainnya mengalami luka bakar serius hingga harus menjalani operasi dan perawatan intensif di rumah sakit.
Peristiwa ini berawal dari seorang anak yang membeli petasan secara daring (online shop). Tak hanya menyalakannya, mereka juga mencoba meracik ulang bahan petasan tersebut tanpa memahami risiko yang mengintai.
Saat dinyalakan, petasan meledak dengan kekuatan besar, membuat kelima anak tersebut terpental dan mengalami luka bakar di tubuh mereka. Ledakan keras itu mengejutkan warga sekitar, yang kemudian bergegas memberikan pertolongan dan membawa korban ke rumah sakit terdekat.
Mendengar laporan kejadian tersebut, Wakil Ketua II DPRD Kota Malang, Trio Agus Purwono, langsung mengunjungi para korban di rumah sakit. Ia bertemu dengan keluarga korban dan memastikan bahwa mereka telah mendapatkan perawatan medis yang diperlukan.
“Kami mendapatkan laporan dari warga RW 1 Tunjungsekar bahwa ada ledakan petasan yang memakan korban, dan semuanya adalah anak-anak. Tadi kami sudah menemui para korban dan orang tuanya,” ujar Trio.
Trio mendesak aparat penegak hukum untuk segera melakukan tindakan tegas terhadap peredaran bahan petasan yang membahayakan. Ia juga menyoroti pentingnya razia dan penertiban petasan serta kembang api di Kota Malang, terutama menjelang momen Lebaran yang sering kali diwarnai oleh permainan petasan di kalangan anak-anak.
“Kejadian ini sudah dilaporkan melalui Bhabinkamtibmas di tingkat Kelurahan Tunjungsekar. Kami berharap aparat hukum segera melakukan sweeping terhadap peredaran bahan petasan yang berbahaya,” tambahnya.
Selain meminta tindakan dari aparat, Trio juga mengimbau para orang tua untuk lebih ketat mengawasi anak-anak mereka agar tidak bermain petasan yang berpotensi membahayakan.
“Menjelang Lebaran ini, anak-anak biasanya suka membunyikan petasan atau kembang api. Kami harap para orang tua bisa selalu mengawasi dan memberikan edukasi agar aktivitas mereka tetap aman. Kita ingin momen Lebaran ini berlangsung dengan khidmat dan tanpa insiden yang merugikan,” tegasnya.
Kejadian di Tunjungsekar ini menjadi pengingat bahwa petasan tidak hanya berisiko menyebabkan luka bakar, tetapi juga dapat memicu kebakaran dan ledakan yang lebih besar jika tidak digunakan dengan benar. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dan segera melaporkan jika menemukan penjualan bahan petasan ilegal di lingkungan sekitar.
Pemerintah Kota Malang bersama aparat penegak hukum diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk mencegah insiden serupa terjadi kembali, sehingga perayaan Lebaran dapat berlangsung dengan aman dan nyaman bagi seluruh warga. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |