TIMES MALANG, MALANG – Ada banyak materi menarik yang disampaikan oleh Direktur TIMES Indonesia, Sri Widji Wahyuningtami, dalam workshop Penguatan Media Sosial Perum Jasa Tirta 1 (PJT 1) yang digelar Rabu (18/12/2024). Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada peserta tentang strategi pengelolaan isu strategis dalam membangun ketahanan informasi, khususnya di era digital yang penuh tantangan.
Dalam paparannya, wanita yang akrab disapa Naning ini menekankan bahwa manajemen isu bukan hanya langkah untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga alat untuk menciptakan peluang dan memperkuat citra lembaga, baik di mata publik maupun pemangku kepentingan lainnya.
Menurutnya, isu strategis merupakan tantangan yang sering kali bersifat kompleks, tetapi jika dikelola dengan baik, dapat menjadi aset berharga bagi organisasi. Ia menjelaskan bahwa isu tidak hanya sebatas permasalahan yang membutuhkan solusi, tetapi juga peluang untuk membangun rekam jejak positif.
“Manajemen isu adalah upaya antisipatif yang harus menjadi bagian dari strategi komunikasi lembaga. Jangan hanya menunggu krisis datang, tetapi persiapkan langkah strategis untuk mencegah dan mengelola isu sejak awal,” ujarnya.
Ia mencontohkan beberapa potensi isu strategis di Jasa Tirta 1 yang dapat menjadi kekuatan positif. Seperti riset hingga hilirisasi, tokoh atau ahli, pengabdian masyarakat, hingga program kerja yang khas.
“Semua ini harus dikelola dengan komunikasi yang efektif agar publik mengenal PJT 1 tidak hanya sebagai pengelola sumber daya air, tetapi juga sebagai lembaga yang memiliki nilai tambah bagi masyarakat,” tambahnya.
Naning juga memaparkan bahwa ketahanan informasi menjadi fondasi utama dalam membangun reputasi organisasi di era digital. Ia menyebutkan bahwa lembaga seperti PJT 1 harus mampu mengelola informasi secara strategis agar dapat bertahan di tengah berbagai tantangan, termasuk isu-isu negatif yang dapat muncul kapan saja.
“Ketahanan informasi adalah tentang bagaimana kita memastikan bahwa informasi yang keluar dari lembaga bersifat kredibel, konsisten, dan mampu memperkuat kepercayaan publik,” jelasnya.
Naning juga memberikan contoh bagaimana isu strategis dapat dikelola secara efektif. Ia merujuk pada isu ketahanan pangan sebagai kasus yang relevan. Menurutnya, lembaga dapat memulai dari riset hingga implementasi solusi di lapangan, kemudian menyebarluaskan informasi tersebut melalui kampanye yang masif dan persisten.
“Publikasi yang konsisten dan berbasis bukti nyata adalah kunci untuk menciptakan dampak konkret, baik di internal maupun eksternal lembaga,” katanya.
Selain itu dua juga menyoroti pentingnya media sosial sebagai alat komunikasi yang efektif di era digital. “Media sosial memiliki kekuatan luar biasa untuk membentuk opini publik. Dengan strategi yang tepat, kita dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan menguatkan persepsi positif terhadap lembaga,” tambahnya.
Workshop ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengelola isu strategis. Pemerintah, komunitas lokal, lembaga pendidikan, hingga media memiliki peran penting untuk mendukung ketahanan informasi.
“Tidak ada lembaga yang bisa bekerja sendiri. Kolaborasi adalah kunci untuk mencapai tujuan bersama, terutama dalam mengelola isu-isu strategis yang berdampak besar pada masyarakat,” jelasnya.
Naning juga mengapresiasi PJT 1 yang telah mengambil inisiatif untuk memperkuat strategi komunikasi mereka melalui pelatihan ini. Menurutnya, langkah ini menunjukkan komitmen Jasa Tirta 1 untuk terus berinovasi dalam mengelola informasi dan membangun hubungan yang baik dengan publik.
Workshop yang dihadiri oleh berbagai perwakilan dari Jasa Tirta 1 ini diakhiri dengan sesi diskusi interaktif. Para peserta diberikan kesempatan untuk bertukar pandangan dan merumuskan langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk memperkuat strategi komunikasi lembaga.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap Jasa Tirta 1 dapat mengimplementasikan strategi-strategi yang telah dibahas untuk membangun ketahanan informasi yang lebih kuat. Dengan begitu, lembaga ini dapat terus menjadi contoh dalam pengelolaan isu strategis di sektor pengelolaan sumber daya air,” tutup Naning. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Faizal R Arief |