TIMES MALANG, MOJOKERTO – Wanita sering diidentikkan dengan pekerjaan rumah dan dianggap tidak kuat untuk mengerjakan pekerjaan yang identik dengan laki-laki. Saat ini, pendapat seperti itu tak lagi berlaku.
Seperti kisah inspiratif yang ditunjukkan oleh Atik Hatnani Lidya Krichdyanti yang bekerja sebagai driver ojek online (Ojol), sebuah pekerjaan yang umumnya dilakukan laki-laki.
Atik memilih jalan hidup sebagai driver ojek online sejak lima tahun lalu. Wanita yang tinggal di Dusun Jetis, Desa Banjaragung, Kecamatan Puri, Mojokerto itu menggerus aspal kota demi mendapatkan pundi-pundi rupiah.
Atik merupakan seorang driver Grab Bike di Kota Mojokerto. Banyak sekali pengalaman berharga yang telah dia dapatkan. Ia pun juga sudah bertemu berbagai tipe penumpang. Terik matahari, terpaan bulir hujan, hingga dinginnya angin malam, tak pernah sekalipun menyusutkan semangatnya untuk bekerja.
Usianya yang sudah 42 tahun memang masih cukup produktif untuk membantu suaminya bekerja. Karena dia dan suami masih harus membesarkan dua orang anak, Novtasya Stevanny Susanto Putri l20) dan Maylanie Cristyanti Susanto Putri (14).
Seakan tak peduli dengan kondisi kesehatan, Atik yang mengaku pernah bekerja sebagai distributor bahan pangan dan juga kebutuhan sehari-hari, hingga buruh pabrik itu, bekerja keras sejak matahari terbit sampai sore hari. Jaket hijau berlogo Grab setia menemani perjalanannya yang tak hanya mengantar penumpang, melainkan juga barang, dan makanan.
Atik Hatnani Lidya Krichdyanti, driver ojek online asal Kota Mojokerto yang hendak mengambil orderan yang telah masuk, Minggu (12/02).(Foto: Ilham Asdika Surya Permana/TIMES Indonesia)
Dalam sehari, Atik kadang hanya mendapatkan tiga sampai lima orderan saja.
“Dulu sebenarnya saya sering mendapatkan orderan sebanyak sepuluh ke atas, tapi untuk saat ini orderan yang saya dapatkan sangat menurun drastis. Mungkin karena di Kota Mojokerto sekarang lebih banyak driver daripada customer," tuturnya kepada TIMES Indonesia, Minggu (12/02/2023).
Banting tulang seharian, penghasilan Atik hanya cukup untuk makan, beli bensin dan jajan anak-anaknya yang masih duduk di bangku perkuliahan dan sekolah menengah pertama (SMP). Tentu, pekerjaan Atik itu terbilang cukup sulit. Selain ia tidak dapat mengurus anak-anaknya dengan maksimal, pekerjaannya berkonsekuensi mengalami kecelakaan.
Atik ternyata tak hanya menekuni satu pekerjaan itu saja. Ia juga mempunyai usaha sampingan berkat menyisihkan beberapa pendapatan saat dia ngojek dulu. Usaha sampingannya tersebut adalah online shop dan juga budidaya jamur tiram.
“Waktu masih ramai-ramai nya orderan dulu, saya selalu mengumpulkan sedikit pendapatan saya untuk uang modal online shop dan budidaya jamur. Karena saya berpikir, tidak mungkin saya bisa bergantung pada pekerjaan ojol saja,” paparnya.
Atik juga mengatakan kalau usaha budidaya jamurnya tak hanya dijual dalam bentuk mentah saja. Ia juga mengolahnya menjadi camilan berupa kripik jamur. Dan sudah berhasil beredar di luar kota.
Sebagai seorang ibu, sosok Atik yang menginspirasi itu sudah selayaknya menjadi panutan dan inspirasi bagi keluarganya. Atik berharap agar ibu-ibu lain yang punya tanggungan hidup sepertinya, bisa terus semangat.
“Selain saya, banyak ibu-ibu lain yang harus banting tulang. Semoga bisa semangat terus, demi kehidupan keluarga,” ucapnya. (*)
Pewarta | : Ilham Asdika Surya Permana (MG-MBKM) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |