TIMES MALANG, MALANG – Dalam time kepemimpinan Prabowo, mahasiswa dihadapkan pada sebuah perbenturan antara harapan akan perubahan dan dilema atas arah politik yang akan diambil. Sebagian melihatnya sebagai force untuk transformasi positif, sementara yang lain merasakan ketidakpastian akan masa depan mereka.
Harapan-harapan mahasiswa terletak pada janji-janji perubahan yang disuarakan oleh pemimpin mereka. Prabowo dianggap sebagai figur yang mampu memperjuangkan kepentingan rakyat, karna sudah terbukti pak Prabowo mendapatkan nilai tertinggi diantara paslon-paslon yang lain karna terlepas dari pak Prabowo terpilih ada visi-misi yang jelas di situ dan saya rasa kita sudah mengetahui semua itu,termasuk akses pendidikan yang lebih merata dan peluang kerja yang lebih baik.
Mahasiswa mendambakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, di mana mereka dapat berkembang tanpa dibatasi oleh latar belakang ekonomi atau politik. Namun, di balik harapan itu terselip dilema yang kompleks. Mahasiswa dihadapkan pada pertanyaan ethical tentang komitmen mereka terhadap nilai-nilai demokrasi dan kebebasan.
Kepemimpinan Prabowo yang dikritik karena kontroversial dan otoriter menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan pembatasan kebebasan berekspresi dan hak-hak sipil. Mahasiswa yang sebelumnya menjadi agen perubahan kini merasa terbagi antara dukungan terhadap visi perubahan dan kekhawatiran akan kemerdekaan akademik dan demokrasi.
Dalam menghadapi dilema ini, mahasiswa dihadapkan pada tugas berat untuk mempertimbangkan secara seksama dampak-dampak dari kebijakan-kebijakan yang diimplementasikan. Mereka dituntut untuk tetap kritis terhadap kebijakan pemerintah, sementara pada saat yang sama membuka diri terhadap discourse dan kolaborasi yang konstruktif.
Mahasiswa, sebagai agen perubahan, seringkali melihat pemimpin baru sebagai peluang untuk memperbaiki sistem yang bermasalah. Prabowo dianggap sebagai sosok yang berkomitmen untuk memberantas korupsi dan menyediakan akses yang lebih merata terhadap pendidikan dan lapangan kerja.
Beberapa mahasiswa percaya bahwa kepemimpinan Prabowo akan membuka ruang politik yang lebih inklusif, di mana suara-suara mereka akan didengar dan diakomodasi dalam proses pengambilan keputusan. Kebijakan Pro-Mahasiswa, harapan juga terletak pada implementasi kebijakan-kebijakan yang memperhatikan kebutuhan mahasiswa, seperti subsidi pendidikan, program magang, organisasi-organisasi mahasiswa baik intra maupun ekstra, dan insentif bagi wirausaha muda.
Kekhawatiran Akan Otoritarianisme Kepemimpinan Prabowo sering dihubungkan dengan gaya otoriter dan ketidakjelasan terkait dengan pemahaman akan demokrasi. Hal ini memicu kekhawatiran akan kemungkinan pembatasan kebebasan berekspresi dan hak-hak sipil.
Ketidakpastian Politik Mahasiswa merasa cemas akan stabilitas politik dan kebijakan-kebijakan yang mungkin diterapkan dalam masa kepemimpinan Prabowo, yang dapat memengaruhi langsung kehidupan mereka. Bagi sebagian mahasiswa, mendukung atau menentang kepemimpinan Prabowo bukan hanya masalah politik, tetapi juga masalah etis. Mereka harus mempertimbangkan nilai-nilai ethical dan prinsip-prinsip yang mereka anut dalam menyikapi kepemimpinan yang kontroversial.
Mahasiswa perlu menyadari bahwa politik bukanlah sesuatu yang statis, melainkan sebuah dinamika yang selalu berubah. Dalam mengkritisi kepemimpinan Prabowo, mereka harus menghindari jatuh ke dalam retorika yang terlalu polarisasi dan mencari pemahaman yang lebih dalam tentang nuansa politik yang ada. Kritik yang konstruktif harus disertai dengan solusi yang membangun, bukan sekadar penolakan buta terhadap segala sesuatu yang diusung oleh pemerintah.
Selain itu, mahasiswa juga harus mempertimbangkan kekuatan dan keterbatasan mereka sebagai operator of alter. Meskipun memiliki potensi untuk memengaruhi kebijakan publik, mereka juga harus menyadari bahwa perubahan yang signifikan memerlukan waktu dan upaya yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, sambil tetap kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah, mahasiswa juga perlu terlibat secara aktif dalam proses pembangunan masyarakat, baik melalui partisipasi politik maupun proyek-proyek sosial yang berdampak positif.
Dengan demikian, dalam menghadapi kepemimpinan Prabowo, mahasiswa dihadapkan pada tantangan yang kompleks, yang membutuhkan kombinasi dari kritisisme yang tajam, pemahaman politik yang mendalam, dan keterlibatan aktif dalam upaya-upaya perubahan yang lebih luas.
Dalam menghadapi dilema ini, mahasiswa dihadapkan pada tugas berat untuk mempertimbangkan secara seksama dampak-dampak dari kebijakan-kebijakan yang diimplementasikan. Mereka dituntut untuk tetap kritis terhadap kebijakan pemerintah, sementara pada saat yang sama membuka diri terhadap discourse dan kolaborasi yang konstruktif.
Kritik antara harapan dan dilema ini menjadi bagian indispensably dari perjalanan mahasiswa dalam mengartikulasikan peran mereka dalam masyarakat. Sementara mereka mengasah kepekaan politik dan kritisisme mereka, mereka juga dihadapkan pada tantangan untuk tetap setia pada nilai-nilai demokrasi dan kebebasan yang mereka junjung tinggi.
Maka dari itu, dalam menghadapi kepemimpinan Prabowo, mahasiswa perlu mengambil sikap yang bijak, menggabungkan harapan akan perubahan dengan kewaspadaan terhadap ancaman terhadap demokrasi dan kebebasan sipil.
***
*) Oleh: Erwin Saputra, Mahasiswa Jurusan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Mahasiswa: Kritik, Harapan dan Dilema Kepemimpinan Prabowo
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |