TIMES MALANG – Universitas Gajayana (Uniga Malang) melalui Program Studi Psikologi mengajak Guru Bimbingan Konseling (BK) yang ada di Kota Malang untuk menjadi guru yang tangguh. Hal ini diwujudkan dengan menggelar seminar bertajuk "Guru BK Tangguh: Sehat Mental, Inspiratif Membimbing Masa Depan Siswa" pada Rabu (26/2/2025) di Aula MM lantai 3.
Acara yang diikuti oleh puluhan guru BK dari SMA sederajat di Kota Malang ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru BK dalam mendampingi siswa menghadapi tantangan pendidikan dan kehidupan.
Seminar ini menghadirkan dua narasumber yang ahli di bidangnya, yaitu akademisi dari Universitas Negeri Malang (UM) Dr. Diniy Hidayatur Rahman, M.Pd. dan psikolog Gerdaning Tyas Jadmiko, M.Psi. Keduanya memberikan wawasan mengenai bagaimana guru BK dapat membantu siswa membangun ketahanan mental dan kesiapan akademik, serta mengarahkan mereka untuk mengambil keputusan yang tepat dalam pendidikan dan karier.
Rektor Uniga, Prof. Dr. Ernani Hadiyati, S.E., M.S., menekankan bahwa guru BK memiliki peran yang sangat penting dalam sistem pendidikan. Menurutnya, guru BK tidak hanya bertugas membantu siswa dalam mengatasi permasalahan akademik, tetapi juga dalam mengembangkan karakter, mengelola stres, dan menentukan jalur pendidikan serta karier yang sesuai.
“Guru BK mempunyai peran yang sangat sentral dalam membimbing siswa di sekolah. Seminar ini diselenggarakan oleh Prodi Psikologi dan Divisi Marketing Uniga sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas guru BK, khususnya di Kota Malang,” ujar Prof. Ernani.
Ia berharap kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga menjadi ajang diskusi dan berbagi pengalaman bagi para guru BK dalam menangani berbagai tantangan di sekolah.
Prof. Ernani menambahkan bahwa materi yang diberikan dalam seminar ini telah disesuaikan dengan kebutuhan guru BK tingkat SMA dan SMK. Penyusunan materi tersebut berdasarkan masukan dari para guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK).
Dengan pendekatan ini, seminar diharapkan dapat memberikan pemecahan solusi atas berbagai permasalahan siswa, baik yang berkaitan dengan kesehatan mental, pilihan akademik, maupun kesiapan menghadapi dunia kerja.
Salah satu isu yang menjadi perhatian dalam seminar ini adalah kesehatan mental siswa. Dalam pemaparannya, Gerdaning Tyas Jadmiko, M.Psi., menjelaskan bahwa banyak siswa mengalami tekanan mental yang berasal dari berbagai faktor, termasuk pemilihan jurusan yang tidak sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Hal ini juga disoroti oleh Kepala Divisi Marketing Universitas Gajayana Malang, Dadieng Kurniawan, S.E., M.SA., yang menekankan bahwa pemilihan jurusan yang tidak tepat dapat menimbulkan kebingungan bagi siswa setelah lulus. Ia menyebut fenomena ini sebagai "lulus bingung", di mana siswa merasa tidak siap menghadapi dunia kerja karena jurusan yang mereka pilih tidak sesuai dengan potensi dan passion mereka.
“Banyak siswa yang akhirnya mengalami kebingungan setelah lulus karena hasil pendidikan mereka tidak sesuai dengan ekspektasi atau kebutuhan pasar kerja. Hal ini bisa menimbulkan pertentangan batin dan bahkan berujung pada tekanan mental,” ujar Dadieng.
Ia menambahkan bahwa dalam konteks pendidikan, guru BK memiliki peran strategis dalam membimbing siswa untuk memilih jalur pendidikan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
“Guru BK harus bisa membimbing siswa agar tidak sekadar ikut-ikutan memilih jurusan, tetapi benar-benar memahami potensi diri mereka. Ini sangat penting untuk memastikan mereka memiliki masa depan yang lebih jelas dan tidak terjebak dalam situasi yang membuat mereka stres atau depresi,” jelasnya.
Seminar ini juga membahas bagaimana guru BK dapat membantu siswa mempersiapkan diri secara mental dan akademik sebelum melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi atau memasuki dunia kerja. Menurut Dadieng, kesiapan mental dan keilmuan menjadi faktor utama yang harus dimiliki siswa agar mereka mampu melewati berbagai tantangan.
“Harapan kami, guru BK ini bisa menjadi agent of change dalam dunia pendidikan. Mereka harus mampu membimbing siswa agar saat melanjutkan ke perguruan tinggi atau memasuki dunia kerja, mereka sudah siap secara mental, keilmuan, dan memiliki karakter yang kuat,” kata Dadieng.
Selain itu, ia menegaskan bahwa memilih kampus yang terakreditasi dan memiliki reputasi baik seperti Universitas Gajayanan Malang juga merupakan faktor penting dalam menentukan masa depan siswa. Universitas yang berkualitas tidak hanya memberikan pendidikan akademik, tetapi juga membentuk karakter dan membekali mahasiswa dengan kemampuan yang dibutuhkan di dunia kerja.
“Pendidikan yang baik tidak hanya soal mendapatkan ijazah, tetapi juga bagaimana mahasiswa siap menghadapi dunia kerja dengan keterampilan yang relevan. Oleh karena itu, guru BK harus bisa mengarahkan siswa untuk memilih institusi pendidikan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |