https://malang.times.co.id/
Wisata

Ikan Dewa dan Misteri Telaga Rambut Monte di Blitar

Senin, 28 Juli 2025 - 12:19
Ikan Dewa dan Misteri Telaga Rambut Monte di Blitar Suasana air tenang dan pohon rindang Telaga Rambut Monte Blitar. (FOTO: Ardana Pramayoga/TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, BLITAR – Di sebuah dataran tinggi Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, terbentang sebuah telaga yang tampak tenang namun menyimpan banyak misteri. Telaga Rambut Monte, demikian masyarakat menyebutnya.

Telaga dengan air jernih ini berada di antara lereng Gunung Kelud dan Gunung Kawi. Jaraknya sekitar 36 kilometer dari pusat Kota Blitar, menjadikan tempat ini cukup tersembunyi namun sarat makna.

Telaga ini diyakini sudah ada sejak sebelum masa Kerajaan Majapahit. Awalnya hanya berupa sumber kecil, kemudian mengalami perluasan pada era 1950-an lewat kerja bakti besar-besaran warga desa. Sejak itu, Rambut Monte menjadi sumber air sekaligus pusat spiritual yang dijaga oleh tradisi.

Telaga-4.jpgCandi Rambut Monte yang terletak di area sekitar telaga. (FOTO: Raphael Christian/Local Guide)

Air telaga berwarna toska, jernih, dan tenang. Di sekelilingnya, pepohonan tumbuh rindang membentuk suasana hening yang kontras dengan hiruk-pikuk kota. Meskipun indah, tidak sembarang orang berani mandi atau berenang di dalamnya. Ada larangan yang diyakini turun-temurun: air telaga ini adalah suci, dan siapapun yang melanggar pantangan bisa mengalami musibah.

Mitos-mitos berkembang dari berbagai kejadian yang dipercaya masyarakat. Beberapa pengunjung dikisahkan jatuh sakit setelah mandi, dan hanya sembuh setelah melakukan ritual larung. Bahkan ada yang menyebut telaga ini memiliki hubungan gaib dengan kerajaan di Pantai Selatan.

Air Suci Telaga Rambut Monte 

Sumber air di tengah telaga juga disebut sebagai gerbang yang menghubungkan dunia manusia dan alam gaib.

Larangan mandi juga terkait toleransi terhadap umat Hindu. Air telaga digunakan sebagai sarana penyucian sebelum ritual keagamaan, sehingga warga dan pengunjung diminta menghargai fungsi spiritual tersebut.

Tepat di sisi telaga berdiri sebuah struktur batu andesit yang dikenal sebagai Candi Rambut Monte. Bangunan ini hanya menyisakan bagian kaki dan tubuh candi, dengan denah segi empat berukuran sekitar tiga meter. Relief kepala raksasa berambut gimbal terpahat pada salah satu sisinya. Keberadaan Yoni dan Lingga mengindikasikan corak Hindu yang kuat.

Belum ada penelitian arkeologis mendalam terhadap candi ini. Sebagian menyebutnya peninggalan Majapahit, namun sebagian lainnya meyakini berasal dari masa Kerajaan Kediri, yang usianya jauh lebih tua.

Nama "Rambut Monte" sendiri dipercaya berasal dari penggambaran rambut tokoh raksasa dalam relief, yang dianggap mirip dengan istilah "monte" atau kusut dalam bahasa Jawa.

Habitat Ikan Dewa

Tak hanya soal sejarah dan spiritualitas, telaga ini juga dikenal sebagai habitat Ikan Dewa, yang secara ilmiah dikenal sebagai ikan sengkaring. Ikan-ikan tersebut hidup di dasar telaga dengan bebas, namun tidak boleh diambil atau disentuh. Masyarakat percaya, siapa pun yang berani melanggar akan tertimpa kesialan, bahkan bisa berujung pada kematian.

Telaga-5.jpgIkan Sengkuring yang dianggap perwujudan tentara dewa suci yang ada di Telaga Rambut Monte. (FOTO: Ririn Andriyani/Local Guide)

Cerita tentang larangan itu tersebar dari mulut ke mulut. Beberapa kejadian misterius menyertai orang-orang yang mencoba menangkap ikan, mulai dari sakit berkepanjangan hingga gangguan tak kasat mata. Bahkan ada kisah tentang seseorang yang memasak Ikan Dewa, namun saat dimasak dagingnya justru berubah menjadi minyak dan air, meninggalkan hanya duri dan kepala.

Secara ilmiah, ikan sengkaring memang tergolong sebagai spesies asli Nusantara, tersebar dari Kalimantan hingga Pulau Jawa, termasuk di wilayah Blitar. Ikan ini secara morfologi termasuk keluarga ikan karper, dengan ciri khas cuping di mulut bagian bawah. Mereka biasa hidup di perairan bersih, jernih, dan mengalir, seringkali di daerah hutan yang lebat.

Ikan ini sebenarnya bisa dikonsumsi, namun karena populasinya yang semakin langka, keberadaan Ikan Dewa di Telaga Rambut Monte menjadi bagian dari kearifan lokal yang turut menjaga kelestarian hayati. Larangan tradisional menjadi batas alami yang lebih efektif daripada aturan resmi.

Telaga Rambut Monte bukan hanya lokasi wisata atau situs sejarah. Ia adalah ruang hidup yang menyatukan keyakinan, mitos, dan ekologi. Di tempat ini, manusia belajar untuk tidak serakah, untuk menghormati yang tak kasat mata, dan untuk menjaga alam dengan cara yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. (*)


PEWARTA : Ardana Pramayoga

Pewarta : TIMES Magang 2025
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.