TIMES MALANG, MALANG – Direktur Utama (Dirut) Perumda Tugu Tirta Kota Malang, Priyo Sudibyo memberikan kado istimewanya untuk Hari Ulang Tahun (HUT) Perumda Tugu Tirta Kota Malang ke-50.
Ada tiga kado istimewa yang diberikan olehnya. Diantaranya, penghargaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, kehadiran langsung Kepala Perwakilan BPKP Jawa Timur ke Kota Malang demi menyerahkan sertifikat GRC tepat di HUT Perumda Tugu Tirta Kota Malang ke-50 dan MoU antara Perumda Tugu Tirta Kota Malang dengan Rumah Sakit Islam (RSI) Aisyah Malang.
Kepada TIMES Indonesia, Bogank mengatakan, di momentum perayaan HUT Perumda Tugu Tirta Kota Malang ke-50 ini, Kemenkes RI melalui perwakilannya, yakni Direktur Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, Tutut Indra Wahyuni memberikan penghargaannya langsung tepat di perayaan 50 tahun berdirinya Perumda Tugu Tirta Kota Malang.
"Beliau (Kemenkes RI) juga menekankan bahwa Perumda Tugu Tirta Kota Malang menjadi satu-satunya fasilitas air siap minum terbaik se Indonesia berdasarkan audit RPAM 2024 ter Implementasi," ujar Bogank, Rabu (18/12/2024).
Penghargaan laporan hasil audit RPAM 2024 ter Implementasi yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI, karena menilai Perumda Tugu Tirta Kota Malang memiliki ketersediaan dan cakupan yang merata ke seluruh penjuru Kota Malang.
"Kita dinilai memiliki kualitas air yang benar benar siap minum," ungkapnya.
Kedua, kado terindah juga ditunjukkan dengan hadirnya langsung Kepala Perwakilan BPKP Jatim, Abdul Chair dan penyerahan sertifikat Governance Risk and Compliance (GRC) di perayaan HUT Perumda Tugu Tirta Kota Malang ke-50.
Bukan hanya itu, berkat kerja keras Dirut Perumda Tugu Tirta Kota Malang, Priyo Sudibyo alias Bogank, kini RSI Aisyah Malang resmi menandatangi MoU bersama Perumda Tugu Tirta Kota Malang. Hal ini merupakan kado ketiga di perayaan ke 50 tahun Perumda Tugu Tirta Kota Malang.
"Ini merupakan kado manis yang bisa saya dan jajaran berikan kepada Perumda Tugu Tirta Kota Malang," katanya.
Dimana, lanjut Bogank, RSI Aisyah Malang dalam MoU nya menyatakan siap menggunakan penuh pasokan air dari Perumda Tugu Tirta Kota Malang.
"Mereka siap menggunakan air dari kami dan tidak lagi menggunakan air sumur," tuturnya.
MoU ini, kata Bogank, harus juga diimplementasikan oleh perusahaan lain, mulai dari hotel, resto hingga rumah sakit demi mengurangi penurunan permukaan tanah.
"Ini perlu diikuti oleh hotel, resto atau rumah sakit lain juga untuk mengurangi penurunan permukaan tanah,” tegasnya.
Tak hanya kepada perusahaan, ia bersama jajaran juga gencar bersosialisasi kepada masyarakat Kota Malang agar menggunakan air perpipaan bukan air tanah atau sumur bor.
“Sosialisasi yang gencar kita lakukan untuk penguatan penggunaan air perpipaan, bukan air tanah atau sumur bor kepada perusahaan maupun masyarakat, juga sebagai salah satu penilaian dari Kemenkes RI atas upaya sosialisasi kita,” bebernya.
Bahkan, Bogank juga tengah mengawal usulan Peraturan Daerah (Perda) pembatasan air sumur. Perda yang tengah digodok oleh DPRD Kota Malang ini, harapannya bisa segera disetujui dan diimplementasikan.
"Jika Perda ini disetujui, maka pembatasan air sumur akan dilakukan dan mereka beralih ke kami. Jadi harus ada Perda," ucapnya. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Imadudin Muhammad |