TIMES MALANG, MALANG – BAZNAS Kota Malang menggelar pembinaan UPZ OPD (22/1/025). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan zakat di Kota Malang. Acara dilaksanakan di Hotel Aria Gajayana dengan tema optimalisasi ZIS. Momentum ini juga memperingati HUT ke-24 BAZNAS.
Pembinaan tersebut dihadiri berbagai tokoh penting. Hadir perwakilan BAZNAS Provinsi Jawa Timur dan Kantor Kementerian Agama. Turut serta perwakilan (PJ) Wali Kota Malang melalui Kepala Bagian Kesra. Kehadiran mereka memperkuat sinergi antarlembaga.
Acara dimulai dengan pemberian beasiswa SKSS. Enam mahasiswa berprestasi dari Kota Malang menerima santunan. Program tersebut menunjukkan kepedulian BAZNAS pada pendidikan. Ini juga bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat.
Ketua BAZNAS Kota Malang, Prof. Dr. H. Kasuwi Saiban, MA., menekankan peran penting UPZ OPD. "UPZ OPD adalah ujung tombak dalam pengumpulan zakat, infak, dan sedekah. Optimalisasi UPZ akan meningkatkan manfaat ZIS bagi masyarakat. Kami ingin memastikan zakat dikelola secara transparan dan akuntabel," tegasnya.
Pemotongan tumpeng menjadi simbol rasa syukur. Tradisi ini dilakukan bersama para tamu undangan. Usia 24 tahun menjadi momentum refleksi perjalanan BAZNAS. Mereka berkomitmen memperbaiki pengelolaan zakat secara profesional.
Acara inti terdiri dari tiga sesi diskusi. Sesi pertama membahas pengumpulan ZIS dari perspektif syar’i dan regulasi. Narasumber berasal dari BAZNAS Provinsi Jawa Timur.
Sesi kedua membahas strategi pendistribusian dan kemitraan. Materi ini disampaikan oleh Wakil Ketua I BAZNAS Kota Malang. Turut hadir Kasi Zawa Kemenag Kota Malang sebagai pembicara. Diskusi berfokus pada pengelolaan ZIS yang efisien.
Sesi ketiga menyoroti laporan dan rencana kerja BAZNAS. Wakil Ketua II dan III menjadi narasumber sesi ini. Mereka juga mensosialisasikan RKAT 2025 kepada peserta. Diskusi tersebut menutup rangkaian acara pembinaan.
Para peserta antusias berdiskusi dengan narasumber. Banyak masukan untuk perbaikan pengelolaan ZIS disampaikan. Komitmen peserta untuk meningkatkan akuntabilitas sangat tinggi. Ini menjadi tanda positif untuk masa depan pengelolaan zakat.
BAZNAS Kota Malang ingin zakat menjadi instrumen utama kesejahteraan. Melalui pengelolaan transparan, dampak zakat bisa dirasakan luas. Masyarakat akan semakin percaya pada lembaga pengelola zakat. Ini sejalan dengan misi BAZNAS sebagai lembaga terpercaya.
Kegiatan tersebut juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk memperluas jaringan. Para peserta saling bertukar pengalaman mengenai tantangan di lapangan. Diskusi ini memunculkan berbagai ide baru untuk meningkatkan efisiensi pengumpulan ZIS. Ide-ide tersebut diharapkan dapat diterapkan secara kolektif oleh UPZ OPD.
Selain itu, BAZNAS Kota Malang menekankan pentingnya teknologi dalam pengelolaan zakat. Pemanfaatan aplikasi digital akan mempermudah proses pelaporan dan pengumpulan zakat. Dengan pendekatan ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang terlibat aktif.
"Teknologi menjadi langkah strategis untuk mendukung transparansi dan akuntabilitas," tambah Prof. Kasuwi.
Kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk memperluas jaringan. Para peserta saling bertukar pengalaman mengenai tantangan di lapangan. Diskusi tersebut memunculkan berbagai ide baru untuk meningkatkan efisiensi pengumpulan ZIS. Ide-ide tersebut diharapkan dapat diterapkan secara kolektif oleh UPZ OPD.
BAZNAS Kota Malang juga menekankan pentingnya teknologi dalam pengelolaan zakat. Pemanfaatan aplikasi digital akan mempermudah proses pelaporan dan pengumpulan zakat. Dengan pendekatan ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang terlibat aktif. Teknologi menjadi langkah strategis untuk mendukung transparansi dan akuntabilitas. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Penguatan UPZ OPD BAZNAS Kota Malang: Dorong Optimalisasi Pengumpulan ZIS
Pewarta | : Khodijah Siti |
Editor | : Khodijah Siti |