TIMES MALANG, JAKARTA – Informasi tentang cara sederhana untuk melakukan cek kesehatan tubuh (medical check up) menggunakan sendok yang diusapkan ke seluruh permukaan lidah, dibagikan di media sosial Facebook oleh akun Sophia Kanur Dinata.
Dalam informasi yang dibagikan, disebutkan cukup 1 menit saja untuk pengecekan kesehatan tubuh Anda. Pengecekan dilakukan dengan menggunakan sendok yang diusapkan ke permukaan lidah. Berikutnya, sendok yang telah basah dengan air liur dimasukkan kantong plastik dan ditaruh di bawah sinar. Bau yang dihasilkan akan memberikan informasi terkait kesehatan Anda.
Berikut narasi yang diunggah:
Tak perlu medical check up ke rumah sakit, cek sendiri kesehatan tubuh anda dengan cara yang sederhana.
Untuk melakukan prosedur ini kamu hanya butuh waktu satu menit saja kok!
Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Ambil sebuah sendok, usapkan ke seluruh permukaan lidah sehingga basah dengan air liur kamu.
2. Masukkan sendok ke dalam kantong plastik transparan, dan letakkan di bawah cahaya terang: matahari atau lampu meja.
3. Tunggu 1 menit
4. Periksa sendoknya.
Jika ada bau:
Kuat - masalah dengan paru-paru atau perut;
Manis - ini mungkin diabetes;
Amonia - masalah dengan ginjal.
Jika ada noda:
Putih atau kuning dengan lapisan tebal - disfungsi kelenjar tiroid;
Ungu - bronkitis, sirkulasi darah yang buruk, kadar kolesterol tinggi;
Putih - Infeksi pernapasan
Oranye - Penyakit ginjal
Jadi bagaimana?
Simpel bukan? Yuk coba metode ini.
Semoga bermanfaat bunda...!!!
Pantauan Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, hingga Sabtu (7/8/2021) pukul 12:00 WIB, postingan yang diunggah akun Sophia Kanur Dinata telah dibagikan 30 ribu kali, dan disukai lebih dari 4.600, serta 73 komentar.
Sumber: Tangkapan layar Facebook
Unggahan serupa juga dibagikan di Facebook oleh sejumlah akun lainnya, di antaranya Tandiyo Willy (klik disini), Bambang Sumbogo Hariyadi (klik disini), Obat Herbal (klik disini).
CEK FAKTA
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim mengecek kesehatan tubuh dengan menggunakan sendok yang diusapkan ke seluruh permukaan lidah, keliru.
Mengutip kumparan.com, dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD, dari Badan Data dan Informasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), menjelaskan faktor untuk menentukan apakah seseorang terkena penyakit atau tidak, tidak sesederhana itu. Ada banyak faktor; volume air liur, intensitas cahaya, sampai makanan dan minuman yang sebelumnya dikonsumsi, bisa memengaruhi hasil eksperimen.
Sumber: Ternyata Hoax: Eksperimen Sendok untuk Cek Kesehatan | Kumparan
dr. Andi Khomeini Sp.PD juga menyebutkan bahwa untuk mengecek kondisi kesehatan seseorang atau menentukan apakah seseorang terkena penyakit atau tidak, cukup banyak faktor yang harus dipertimbangkan, baik itu dari air liur, hasil tes darah, laboratorium, dan lain sebagainya. Pengecekan dengan cara medis ini juga membutuhkan waktu dan tidak langsung bisa disimpulkan dalam waktu yang singkat.
Sumber: Hoax Atau Fakta? Sendok Bisa Digunakan Untuk Mengecek Kondisi Kesehatan | Dokter Sehat
Lebih lanjut, masih dengan pernyataan dr Andi Khomeini Takdir Haruni yang dilansir dari detik.com. Ia mengatakan bahwa soal rasa itu kemungkinan besar ada. "Tapi kita nggak punya angka untuk jadi tolak ukur," kata pria yang akrab disapa dr Koko pada Kamis (18/5/2017).
Selain itu untuk melihat noda yang disebut merupakan tanda infeksi, di laboratorium sendiri membutuhkan waktu beberapa hari sampai koloni suatu bakteri bisa terlihat dengan mata telanjang.
"Teknologi biakan bakteri kita saat ini rata-rata tiga hari dengan medium tertentu. Bukan logam," kata dr Koko.
Sumber: Sendok Disebut Bisa Digunakan untuk Check Up Medis | Detik
Dalam penelusuran atas klaim tersebut, kami juga menemukan artikel turnbackhoax.id, yang di dalamnya mengutip artikel di snopes.com. Artikel berjudul "Can Scraping Your Tongue with a Spoon Diagnose Health Conditions?" (Can Scraping Your Tongue with a Spoon Diagnose Health Conditions? | Snopes), membahas diagnosis kesehatan tubuh dengan menggoreskan lidah pada sendok.
Dijelaskan dalam artikel tersebut, penggunaan sendok untuk menguji bau telah lama digunakan sebagai cara untuk mendapatkan rasa kasar dari napas seseorang, yang biasanya tidak mudah terlihat oleh orang yang menciptakan bau tersebut.
Metode ini, sebagai contoh, dijelaskan dalam makalah ulasan tahun 1996 di Journal of American Dental Association:
Meskipun bagian anterior lidah biasanya berbau. Sumber utama bau biasanya lebih jauh ke belakang di daerah posterior. Area posterior dapat dengan mudah dinilai dengan pengikisan yang lembut namun menyeluruh menggunakan sendok plastik sekali pakai. Setelah itu, sendok bisa dicium untuk membandingkan baunya dengan bau mulut secara keseluruhan.
Menempatkan sendok di bawah lampu diduga dapat meningkatkan potensi bau yang ditimbulkan dari bahan yang disampel oleh sendok tersebut. Gagasan bahwa beberapa bau dapat menjadi indikasi kondisi di luar kebersihan gigi, juga tidak kontroversial. Tulisan Today Show dari tes tersebut terhubung ke entri di situs Medline NIH yang menjelaskan berbagai penyebab bau mulut, termasuk item yang dirujuk dalam tes:
Bau buah pada napas adalah tanda ketoasidosis, yang mungkin terjadi pada diabetes. Ini adalah kondisi yang berpotensi mengancam jiwa.
Napas yang berbau seperti feses dapat terjadi dengan muntah yang berkepanjangan, terutama bila ada obstruksi usus. Ini juga dapat terjadi sementara jika seseorang memiliki tabung yang ditempatkan melalui hidung atau mulut untuk mengalirkan perutnya.
Napas mungkin memiliki bau seperti amonia (juga digambarkan sebagai seperti urin atau “amis”) pada orang dengan gagal ginjal kronis.
Fakta-fakta tersebut tidak berarti bahwa pengamatan semacam itu akan memiliki nilai diagnostik atau skrining, karena kondisi yang mereka gambarkan akan berkembang sangat jauh ke masalah kesehatan yang serius, atau akan disebabkan oleh hal-hal yang sangat mencolok seperti muntah berlebihan atau selang di tenggorokan Anda.
Joseph Wolfsdorf, seorang profesor pediatri di Harvard Medical School dan Direktur Program Diabetes di Rumah Sakit Anak Boston, mengatakan bahwa ketoasidosis diabetik akan menghasilkan bau buah, tetapi ini akan menjadi tanda penyakit parah yang sudah menghasilkan gejala yang lebih terlihat.
Klaim yang dibuat terkait bau dari tes sendok umumnya berakar pada hubungan faktual antara bau mulut dan kesehatan internal, tetapi secara efektif tidak berguna sebagai alat skrining atau diagnostik.
Klaim lain terkait “noda” dari tes sendok dibuat dengan menggabungkan klaim yang tidak terbukti atau membingungkan yang diambil dari praktik medis tradisional Tiongkok atau web yang sering disalahartikan.
Kemudian, dikatakan dalam unggahan tersebut bahwa waktu yang dibutuhkan dalam prosedur medical checkup ini hanya satu menit. Hal tersebut salah karena pada kenyataannya di laboratorium kesehatan sendiri membutuhkan waktu beberapa hari sampai koloni suatu bakteri bisa terlihat dengan mata telanjang.
Selain, metode dengan sendok bukanlah standar dunia medis. Terlalu banyak variabel dalam eksperimen untuk bisa menentukan secara akurat suatu penyakit. Petunjuk-petunjuk yang diberikan dalam unggahan tersebut tidak akurat. Menurut pakar kesehatan, jika kita mencobanya sendiri, sendok itu ternyata tidak menghasilkan bau atau noda apa pun setelah dibasahi dengan air liur dan ditempatkan di bawah sinar matahari. Bau yang muncul juga hanya bau khas aluminium yang merupakan bahan utama dari sendok.
Sumber: [SALAH] Cara Sederhana Melakukan Medical Check Up Dengan Menggunakan Sendok | Turnbackhoax
---
KESIMPULAN
Menurut Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim bahwa melakukan cek kesehatan tubuh menggunakan sendok yang diusapkan ke seluruh permukaan lidah, hoaks.
Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, klaim tersebut termasuk dalam kategori Misleading content (konten menyesatkan).
Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.
----
Cek Fakta TIMES Indonesia
TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)
Pewarta | : Imadudin Muhammad |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |