TIMES MALANG, MALANG – Penyesalan mendalam dirasakan oleh Aremania Licek (kecil) bernama Angga (17) asal Kabupaten Malang. Angga merasa dirinya gagal tak bisa menyelamatkan temannya bernama Ahmad Fajar Khoirul (15) yang tewas dalam Tragedi Kanjuruhan Malang.
Fajar diketahui tewas tertindih saat hendak mencoba keluar dari pintu stadion Kanjuruhan Malang dengan kondisi kepungan asap gas air mata mengelilingi sembari berdesak-desakan dengan ratusan Aremania lainnya.
Kejadian tersebut, diceritakan Angga, tepatnya berada di gate 10. Angga kala itu sudah merasa tak mampu berbuat apa-apa hingga akhirnya terpisah oleh teman-temannya, termasuk Fajar.
Angga mengatakan, kala kerusuhan terjadi, tepatnya usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, Angga sempat merangkul teman-temannya tersebut.
Celakanya, saat hendak keluar dari pintu stadion, ternyata pintu tersebut masih terkunci rapat. Genggaman erat Angga kepada Fajar dan teman lainnya pun lepas seketika saat ratusan Aremania berdesak-desakan dengan tujuan sama, yakni mencoba keluar dari Stadion.
"Saya ditarik orang dalam desakan itu sampai lepas dengan teman-teman. Saya tertindih tindih, terinjak-injak. Ambil nafas susah, saya pasrah gak bisa apa-apa," ujar Angga, Kamis (6/10/2022).
Angga merasa panik setelah berpisah dengan teman-temannya, termasuk Fajar. Disaat itu, Angga juga melihat orang terinjak di depannya dan dibelakangnya ada suporter lain yang sudah terkapar tak bergerak, entah pingsan ataupun sudah tak bernyawa.
"Terus ada yang manggil, mas mas. Saya melek dan saya minta tolong sudah gak kuat. Tapi ternyata yang saya tindih itu bilang dan meyakinkan bahwa saya bisa bangkit," ungkapnya.
Angga merasakan kram dikakinya. Tapi dengan bantuan suporter lain, akhirnya ia bisa bangkit saat tubuhnya sudah ada diambang kekuatannya.
Angga bangkit dan keluar stadion. Angga pun melihat orang berpakaian polisi tergeletak pingsan diantara kerumunan tersebut.
"Iya saya bangun ada polisi yang juga pingsan. Saya akhirnya keluar lewat pintu 9, karena pintu 10 itu masih sesak," katanya.
Saat sudah berapa di parkiran stadion, Angga tak menemui Fajar diantara teman-teman lainnya. Ia pun kemudian mencoba masuk lagi ke stadion bersama temannya untuk mencari Fajar
Suasana mencekam pun kembali terjadi. Angga menemukan Fajar dalam kondisi tak bergerak, entah pingsan atau sudah tak bernyawa.
Tak memperdulikan keadaan, Angga bersama teman lainnya pun mencoba berusaha menolong Fajar.
"Saya juga minta tolong ke aparat untuk tolong teman saya juga. Ada tiga orang yang saya minta tolong. Yang saya kecewakan, mereka gak menghiraukan kami. Mereka hanya menengok lalu pergi," tuturnya.
Fajar pun kemudian dibawa oleh ambulans ke Rumah Sakit terdekat. Tiba di rumah sakit, Fajar pun telah dinyatakan tewas saat itu juga.
Angga pun sangat menyesal dan gagal menjadi kawan, karena tak bisa menyelamatkan nyawa Fajar.
"Jam 03.00 WIB itu saya di RS. Saya lihat dia (Fajar) sudah gak ada. Nyesal saya," tandasnya sembari meneteskan air mata.
Sebagai informasi, tragedi Kanjuruhan Malang Malang tersebut terjadi saat laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada lanjutan BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022).
Setidaknya telah dinyatakan 131 orang tewas dan ratusan orang lainnya mengalami luka-luka dan masih menjalani perawatan hingga saat ini.(*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Imadudin Muhammad |