TIMES MALANG, MALANG – Di tengah dinamika politik yang berubah cepat, nama Rudy Nugroho, menjadi salah satu sosok penting yang menjaga mesin Partai Golkar Kota Malang tetap hidup, bahkan terus melaju.
Kiprah panjangnya, sejak menjadi pengurus tingkat kelurahan hingga menjabat sebagai Sekretaris DPD Golkar Kota Malang, mencerminkan dedikasi dan konsistensi dalam membesarkan partai beringin di akar rumput.
“Saya mulai dari bawah, sebagai pengurus kelurahan di Bumiayu sejak 1997, sampai dipercaya menjadi Sekretaris Pimpinan Kecamatan Kedungkandang 2004-2009,” ujar Rudy mengenang awal keterlibatannya di Golkar, Selasa (29/07/2025).
Langkah awal itu menjadi titik tolak perjalanan panjang Rudy dalam organisasi politik yang didirikan oleh para tokoh besar Orde Baru itu.
Tahun 2004, ia maju sebagai calon anggota legislatif dari dapil Kedungkandang dengan sistem proporsional tertutup. Meski diberi nomor urut enam, semangatnya tak pernah kecil.
Jejak Sejarah Pemenangan Partai Golkar Kota Malang
Tahun 2009, Rudy dipercaya mengemban amanah baru sebagai Wakil Sekretaris Bidang Organisasi. Tak butuh waktu lama, pada 2010 ia dilantik sebagai Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Malang. Jabatan itu diembannya hingga 2016, menjadi tangan kanan dalam merawat dan membesarkan partai Golkar Kota Malang.
“Di 2013 saya juga dipercaya sebagai Ketua Bapilu, bersama ketua DPD waktu itu. Kita sukses menangkan Pileg dan Pilpres. Target kursi memang tetap lima, tapi soliditas partai luar biasa waktu itu,” katanya.
Rudy menyadari pentingnya regenerasi. Tahun 2016 ia bergeser ke jabatan Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK), untuk membuka ruang bagi kader muda lainnya mengisi jabatan Sekretaris.
Tapi Rudy tak pernah benar-benar meninggalkan lini depan pemenangan. Ia kembali menjabat Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) pada Pemilu 2018 dan 2024. Hasilnya? Signifikan.
“Tahun 2019 suara Golkar 34.400, kursinya tetap lima. Tapi 2024, alhamdulillah naik jadi 58.146 suara dan kursi bertambah jadi enam. Peningkatan ini bukan kebetulan, ini buah kerja kolektif dan strategi yang terukur,” tegas Rudy.
Politik yang Berakar di Masyarakat
Bagi Rudy, politik bukan sekadar struktur di atas. Ia menanamkan filosofi bahwa kekuatan partai justru tumbuh dari bawah.
“Selama ini pengurus kelurahan dan kecamatan sering merasa berjalan sendiri. Padahal kita punya 10 organisasi pendiri, yang didirikan dan sayap Golkar. Saya ingin mereka disinergikan. Sinergisitas ini penting,” jelas Rudy.
Organisasi seperti Kosgoro, Soksi, MKGR, serta Al Hidayah, AMPI, HWK, hingga Satkar Ulama menurut Rudy harus menjadi ujung tombak dalam memperkuat kaderisasi sampai level RW.
Melalui pembentukan kelompok kader RW, Golkar bisa menutup kekosongan representasi politik di wilayah-wilayah kecil, sekaligus memperkuat basis.
“Kalau kita sudah rebut hatinya rakyat di RW, tinggal kita isi kader yang siap berjuang. Ini strategi jangka panjang menuju 2029,” paparnya dengan nada optimis.
Politisi dalam Aksi Lingkungan
Menariknya, Rudy bukan semata tokoh politik. Ia juga dikenal sebagai sosok yang peduli pada isu lingkungan.
Di tengah kesibukannya menyusun strategi pemenangan, ia aktif menanam pohon dan mengedukasi publik soal pentingnya menjaga lingkungan.
“Kita harus sedekah oksigen. Itu penting untuk kelanjutan kehidupan yang sehat secara bersama,” katanya.
Keterpaduan antara strategi politik dan kepekaan sosial itulah yang menjadikan Rudy bukan sekadar birokrat partai, tapi juga figur pemersatu yang membumi.
Ia membangun Golkar bukan dari bilik elite, tetapi dari lorong-lorong kampung, jalan-jalan sempit di kota Malang yang penuh semangat rakyat kecil.
Optimisme dan Kesiapan Golkar Menuju 2029
Meski pemilu 2024 baru saja usai, Rudy sudah menatap 2029. Ia mengakui bahwa kemenangan bukan hanya soal perhitungan suara, tetapi juga tentang memenangkan hati rakyat.
“Optimisme itu dibangun dari kepercayaan publik. Kita harus responsif, hadir di tengah masyarakat. Ketika hati mereka sudah kita dapat, kemenangan hanya tinggal waktu,” pungkasnya.
Bagi Partai Golkar Kota Malang, Rudy Nugroho lebih dari sekadar kader senior. Ia adalah penggerak, perencana, sekaligus pemelihara ruh organisasi. Sebuah mesin politik yang terus menyala, demi memastikan beringin tetap kokoh di bumi Arema. (*)
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |