https://malang.times.co.id/
Berita

PFI Dorong Pemerintah Akui Resmi Profesi Dokter Tanaman

Sabtu, 30 Oktober 2021 - 14:58
PFI Dorong Pemerintah Akui Resmi Profesi Dokter Tanaman Konferensi Pers kongres dan seminar ilmiah internasional Perhimpunan Fitopatologi Indonesia (PFI) di Universitas Brawijaya. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Perhimpunan Fitopatologi Indonesia (PFI) mendorong pemerintah mengadakan secara resmi serta memberi pengakuan terhadap profesi dokter tanaman.

Selama ini, profesi dokter tanaman belum diadakan dan diakui resmi oleh pemerintah. PFI dalam kongres ke-26 yang digelar secara daring di Universitas Brawijaya pada Jumat-Sabtu (29-30/10/2021) tersebut juga mengusung diakui profesi dokter tanaman.

Sekretaris Jendral PFI saat ini adalah Prof. Dr. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc. mengatakan ada tiga alasan mendesak mengapa profesi dokter tanaman penting diadakan dan diakui negara.

Pertama, penyakit menurunkan produksi tanaman. Kerugian penyakit ini mencapai 20-35 persen. Kalau serangan berat bisa mematikan tanaman.

Kedua, penyebab penyakit (patogen) terdiri jamur, bakteri, virus dan lainnya. Patogen ini bisa merusak tanaman yang kaitannya dengan lingkungan. Ketiga, sisi kesehatan manusia.

"Kalau patogen menyerang produk tanaman, misal biji-bijian, maka ada beberapa jamur yang ikut dalam penyimpanan jamur yang dihasilkan mikotoksin. Itu racun yang dihasilkan jamur. Mikotoksin sangat berbahaya bagi manusia. Jika kita makan, racun itu akan ikut ke dalam tubuh kita. Bisa menyebabkan kanker," bebernya.

Terwujudnya profesi dokter tanaman ini perlu dukungan pemerintah dan stakeholder terkait lainnya.

"Ini perlu dukungan pemerintah bisa mengakui profesi dokter tanaman adalah profesi setara dengan dokter manusia dan dokter hewan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat terwujud," ungkapnya.

Beberapa upaya yang dilakukan oleh PFI selama ini adalah melakukan sosialisasi pentingnya dokter tamanan. Sosialisasi tersebut dilakukan dalam berbagai bentuk seperti Webinar, lokakarya dan dalam pelatihan.

"Ada juga Instagram dokter tanaman meskipun belum ada profesi itu agar masyarakat mengenal. Kongres ini melakukan sosialisasi terstruktur profesi dokter tamanan. Kita sampaikan juga ke pemerintah. Misalnya rekrutmen kerja ada spesifikasi dokter tanaman," tuturnya.

Achmadi mengatakan, di luar negeri sudah ada profesi dokter tanaman. Sedangkan di Indonesia belum ada pengakuan secara resmi.

Kongres dan seminar yang diselenggarakan oleh PFI merupakan agenda dua tahunan. Pada tahun ini, sebagai rangkaian Dies Natalis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ke 61 kongres dan seminar internasional PFI dilaksanakan di Universitas Brawijaya, Malang dengan tema Role of Phytopathology in Achieving Healthy Plants Towards Sustainable Agriculture in the Era of the Industrial Revolution 4.0.

Penentuan tema tersebut selaras dengan era Revolusi Industri 4.0 yang mana sektor pertanian di Indonesia memiliki tantangan yang cukup besar. Digitalisasi, mekanisasi, dan modernisasi tentu menjadi tantangan utama.

Selain itu, masalah perubahan lingkungan dan sumber daya alam pertanian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, ketahanan, keamanan dan diversifikasi pangan, sumber daya manusia hingga regulasi.

Selain itu, ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa perubahan iklim memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan tanaman, terutama karena perluasan penyebaran patogen dan perubahan epidemi penyakit.

Upaya mitigasi dan adaptasi untuk mengatasi dampak ini akan menjadi tantangan besar bagi organisasi perlindungan tanaman nasional, regional dan internasional termasuk didalamnya

Kongres dan seminar PFI ini memiliki tujuan untuk memadukan dosen, peneliti, praktisi, pembuat kebijakan, mahasiswa, dan komunitas dari tingkat nasional maupun internasional untuk dapat mendiseminasikan hasil-hasil penelitian dan pengetahuan yang berhubungan dengan patologi tumbuhan dalam rangka untuk mewujudkan pertanian berlanjut dan keamanan pangan.

Dalam masa pandemi Covid 19 Konferensi dan Kongres XXVI PFI diselenggarakan secara virtual yang sepenuhnya didukung oleh UB TV Media Komunikasi Universitas Brawijaya.

PFI menghadirkan sejumlah pembicara utama yakni Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si., selaku Kepala Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian, Republik Indonesia, Prof. Roger Koide, Ph.D dari Brigham Young University USA, Prof. Wei Chiang Shen, PhD dari National Taiwan University, Taiwan, Prof. Nick Talbot, Ph.D dari The Sainsbury Laboratory, Norwich, UK. dan Dr. Ir. Siwi Indarti MP. dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia. Kongres ini juga membahas profesi dokter tanaman. (*)

Pewarta : Mohammad Naufal Ardiansyah
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.