https://malang.times.co.id/
Opini

Hardiknas 2025: Bergerak Bersama, Wujudkan Pendidikan Merata

Jumat, 02 Mei 2025 - 19:51
Hardiknas 2025: Bergerak Bersama, Wujudkan Pendidikan Merata M. Risdamuddin, Ketua Komisi Pendidikan PB HMI

TIMES MALANG, JAKARTA – Hari Pendidikan Nasional sebagai momentum untuk merefleksikan kondisi pendidikan Indonesia. Pendidikan, yang merupakan hak dasar setiap warga negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, masih menghadapi tantangan besar, terutama di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T). 

Ketimpangan akses, infrastruktur, dan kualitas sumber daya manusia di daerah 3T menjadi cerminan bahwa cita-cita pendidikan merata masih jauh dari kenyataan.

Berdasarkan Perpres No. 63 Tahun 2020, terdapat 62 kabupaten yang masuk kategori daerah 3T, seperti Nias (Sumatera Utara), Asmat (Papua), dan Alor (Nusa Tenggara Timur) (Quipper, n.d.). Daerah-daerah ini menghadapi kendala serius, mulai dari akses transportasi yang sulit, minimnya jaringan listrik, hingga koneksi internet yang buruk. Data menunjukkan hanya 17% sekolah di daerah 3T memiliki akses internet, dan 29% memiliki jaringan listrik (Sahabat Pedalaman, 2022). 

Kondisi ini menghambat implementasi Kurikulum Merdeka, yang mengandalkan teknologi untuk pembelajaran interaktif (Suroso, 2024). Tanpa infrastruktur dasar, siswa di daerah 3T kesulitan mengakses materi pendidikan modern, memperlebar jurang ketimpangan dengan wilayah perkotaan.

Kesenjangan sumber daya guru juga menjadi masalah krusial. Banyak guru berkualitas enggan mengajar di daerah 3T karena minimnya insentif dan fasilitas. Data Neraca Pendidikan Daerah Kemendikbud 2020 mengungkapkan bahwa 62% guru SD di 61 daerah tertinggal memiliki kualifikasi di bawah D4/S1 (Sahabat Pedalaman, 2022). 

Lebih memprihatinkan, lebih dari 170 ribu lowongan guru di daerah 3T tidak terisi karena kurangnya pendaftar (Sahabat Pedalaman, 2022). Akibatnya, siswa di daerah 3T sering kali belajar dengan tenaga pendidik yang tidak sesuai bidangnya, menurunkan kualitas pembelajaran dan prestasi akademik.

Pemerintah telah meluncurkan sejumlah program untuk mengatasi masalah ini, seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Afirmasi dan Program Indonesia Pintar, yang bertujuan meningkatkan akses pendidikan di daerah 3T (Kemenkeu, 2024). Namun, tantangan geografis, keterbatasan anggaran, dan kurangnya koordinasi antarinstansi masih menjadi hambatan. 

Digitalisasi sekolah, yang digadang-gadang sebagai solusi, sulit diterapkan karena infrastruktur teknologi yang belum memadai (Kominfo, 2022). Selain itu, alokasi anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN sebagaimana diamanatkan konstitusi sering kali tidak terfokus pada kebutuhan daerah 3T, melainkan terserap untuk program-program di wilayah yang sudah maju.

Solusi ke depan membutuhkan pendekatan holistik. Pemerintah harus meningkatkan insentif finansial dan fasilitas bagi guru di daerah 3T, seperti tunjangan khusus, perumahan, dan pelatihan berkelanjutan. Percepatan pembangunan infrastruktur dasar seperti listrik dan internet harus menjadi prioritas, mengingat ketergantungan pendidikan modern pada teknologi. 

Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta perlu diperkuat untuk mendukung program pendidikan berkelanjutan, seperti pengadaan beasiswa atau pelatihan digital bagi siswa dan guru di daerah 3T. 

Pengawasan ketat terhadap penggunaan anggaran pendidikan diperlukan untuk memastikan dana tersebut benar-benar sampai ke daerah yang membutuhkan. Hari Pendidikan Nasional mengingatkan kita bahwa pendidikan adalah investasi masa depan bangsa. 

Jika ketimpangan di daerah 3T dibiarkan, kita tidak hanya gagal memenuhi amanat konstitusi, tetapi juga menghianati generasi muda yang berhak atas pendidikan bermutu. Mari bergerak bersama, wujudkan pendidikan yang adil dan merata, sehingga setiap anak Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, memiliki kesempatan yang sama untuk meraih mimpinya. (*)

***

*) Oleh : M. Risdamuddin, Ketua Komisi Pendidikan PB HMI.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.