TIMES MALANG, MALANG – Tim dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Malang (UM Malang) menggelar workshop Program BK Inklusif di SMA yang ada di Kota Malang.

Kegiatan hasil kerjasama dengan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMA Kota Malang ini berujuan untuk meningkatkan kualitas layanan BK kepada peserta didik yang memiliki keragaman latar belakang khususnya mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Workshop program BK Inklusif ini juga sebagai bagian dari kegiatan yang berorientasi pada pencapaian SDG 4 yaitu kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.

Ketua tim pengabdian FIP UM, Arbin Janu Setiyowati, menjelaskan kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan konsep pendidikan inklusif bagi guru BK di jenjang SMA.

Menurutnya, layanan pendidikan inklusif sangat dibutuhkan untuk memfasilitasi peserta didik dengan beragam latar belakang termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.

"Layanan BK di sekolah idealnya mampu mengakomodir keragam latar belakang dan kebutuhan peserta didik," ucapnya.

Kegiatan dilaksanakan dengan melibatkan 35 orang guru BK SMA. Kegiatan workshop dilaksanakan dalam 3 tahapan yaitu penjelasan konsep pendidikan inklusif, penyusunan rencana pelaksanaan layanan BK (RPLBK) dan praktik di satuan pendidikan masing-masing.

"Tujuan utama dari kegiatan ini yakni memberikan pemahaman kepada guru BK mengenai konsep pendidikan inklusif, implementasi pendidikan inklusif dalam layanan BK, asesmen kebutuhan layanan BK, program pembelajaran individu dan rancangan RPLBK inklusif," terangnya.

Nantinya para peserta akan menyusun RPLBK Inklusif dan mengimplementasikannya di di satuan pendidikan masing-masing.

Ketua MGBK SMA Kota Malang, Ita Puspita Diana Oktavia, menyampaikan bahwa pihaknya sangat mendukung program pendidikan inklusif di satuan pendidikan, khususnya dalam layanan BK mengingat tugas utama guru BK adalah memfasilitasi perkembangan optimal dari seluruh peserta didik baik peserta didik pada umumnya dan mereka yang berkebutuhan khusus. (*)