TIMES MALANG, MALANG – Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas PU Bina Marga memberi atensi serius atas masalah infrastruktur jalan yang kerap rusak. Seperti aspal rusak di Jalan Lingkar Barat (Jalibar) Kepanjen, selain dilakukan penanganan rehab dan pemeliharaan, kajian untuk perencanaan jangka panjang juga dilakukan.
"Jadi, untuk jalan rusak di Jalibar, dilakukan terlebih dulu pengujian terhadap perencanaan untuk pekerjaan rehabnya. Kita evaluasi, sehingga penanganan jangka panjangnya juga tepat," terang Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang, Khairul Isnaidi Kusuma, Sabtu (2/1/2025).
Kajian dan evaluasi ini, kata Khairul, mengingat di beberapa titik ruas di jalur jalibar ini kerap menjadi langganan rusak akibat genangan air selama musim hujan.
Ia mengatakan, aspal jalan yang selalu tergenang air saat hujan, lama kelamaan tidak kuat. Terlebih, di jalur tersebut merupakan jalur padat yang kerap dilewati kendaraan dengan tonase muatan besar.
"Maka kajiannya, mungkin kita perlu bersurat kepada PU Cipta Karya, jika memang harus dilakukan penanganan agar air hujan tidak terus menerus menjadi genangan yang bisa merusak aspal. Seperti, dilakukan penyudetan jalan," terang pria yang karib disapa Oong ini.
Skema penyudetan jalan, lanjutnya, dilakukan untuk membuat saluran air di bawah bahu jalan, untuk dibuang ke daerah sekitar Jalibar yang masih berupa tegalan.
Kajian penyudetan jalan untuk saluran air di jalibar ini, kata Oong, sebagai alternatif tidak mungkin dilakukannya pembuatan saluran drainase di kanan-kiri jalur jalibar.
Sementara, menurutnya jika harus membuat saluran drainase, dibutuhkan anggaran biaya lebih besar, karena panjang jalan di jalibar mencapai 9 kilometer. Untuk membangun drainase sendiri, dibutuhkan pembebasan tanah setidaknya 1 meter di kedua sisi jalan tersebut.
Sementara, dibandingkan penyudetan, yang dibutuhkan hanya untuk beberapa spot yang kerap tergenang, menggunakan U-dict secukupnya.
"Jadi memang diperlukan kajian dan evaluasi perencanaan yang tepat, untuk antisipasi jangka panjangnya," kata Oong mengakhiri. (*)
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |