TIMES MALANG, LAMONGAN – Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam di Indonesia. Dalam konteks modern yang semakin kompleks, akselerasi PPG menjadi kebutuhan mendesak agar guru PAI memiliki kompetensi profesional, pedagogik, sosial, dan kepribadian yang mumpuni. 

Akselerasi ini tidak hanya bertujuan untuk mempercepat sertifikasi guru, tetapi juga untuk memastikan bahwa lulusan PPG mampu mengajar dengan pendekatan yang relevan, berbasis teknologi, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik di era digital.

Urgensi Akselerasi PPG bagi Guru PAI

Guru PAI memiliki peran sentral dalam membentuk karakter peserta didik berdasarkan nilai-nilai Islam. Mereka tidak hanya bertugas menyampaikan materi keagamaan, tetapi juga menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari. 

Oleh karena itu, kualitas guru PAI harus selalu ditingkatkan agar mampu menjawab tantangan zaman, seperti maraknya paham radikalisme, degradasi moral, serta dampak globalisasi terhadap akhlak peserta didik.

Dalam beberapa tahun terakhir, masih banyak guru PAI yang belum tersertifikasi karena terkendala kuota dan proses yang panjang. Padahal, sertifikasi melalui PPG menjadi indikator penting dalam memastikan seorang guru telah memenuhi standar profesionalisme yang ditetapkan oleh pemerintah. 

Jika proses ini terus berlarut-larut, maka kualitas pendidikan Islam berpotensi stagnan dan tidak mengalami perkembangan yang signifikan.

Dengan adanya akselerasi PPG, guru PAI yang memenuhi syarat dapat segera mengikuti program sertifikasi tanpa harus menunggu waktu lama. Hal ini tentu akan berdampak positif bagi dunia pendidikan, karena semakin banyak guru yang terampil dan memiliki kompetensi yang terverifikasi.

Dampak Positif Akselerasi PPG bagi Pendidikan Islam

Jika akselerasi PPG diterapkan dengan baik, maka akan ada banyak manfaat yang dirasakan oleh dunia pendidikan Islam, antara lain:

Pertama, Meningkatkan Kualitas Guru PAI. Dengan adanya percepatan sertifikasi, guru PAI yang mengajar di sekolah-sekolah akan lebih terjamin kompetensinya. 

Mereka tidak hanya memiliki pemahaman keislaman yang kuat, tetapi juga mampu mengajarkan nilai-nilai agama dengan metode yang inovatif dan menarik. 

Kedua, Mencetak Generasi Muslim yang Berkarakter. Guru PAI yang berkualitas akan berkontribusi dalam membentuk generasi muslim yang memiliki akhlak mulia, pemahaman keagamaan yang moderat, serta mampu menghadapi tantangan global dengan nilai-nilai Islam yang kokoh. 

Ketiga, Mengurangi Kekurangan Guru PAI yang Kompeten. Saat ini, masih banyak sekolah yang kekurangan guru PAI yang tersertifikasi.

Dengan adanya akselerasi PPG, kebutuhan akan tenaga pendidik yang berkualitas dapat segera terpenuhi, sehingga pemerataan pendidikan Islam bisa lebih cepat tercapai.

Keempat, Meningkatkan Status dan Kesejahteraan Guru PAI. Guru yang telah lulus PPG berhak mendapatkan tunjangan profesi, yang tentunya akan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Dengan kesejahteraan yang lebih baik, diharapkan mereka semakin termotivasi dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.

Akselerasi PPG bagi guru PAI merupakan langkah strategis yang harus segera diwujudkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam di Indonesia.

Dengan berbagai strategi seperti digitalisasi pembelajaran, peningkatan kuota, kerja sama dengan lembaga pendidikan, pendekatan blended learning, serta penerapan skema RPL, proses sertifikasi dapat dipercepat tanpa mengurangi kualitasnya.

Jika akselerasi PPG ini berjalan efektif, maka pendidikan Islam di Indonesia akan semakin maju, mencetak generasi muslim yang cerdas, berakhlak, dan siap menghadapi tantangan zaman. 

Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, akademisi, maupun masyarakat, sangat diperlukan agar program ini dapat berjalan dengan optimal dan memberikan dampak yang signifikan bagi masa depan pendidikan Islam.

***

*) Oleh : M. Yunus, S.Pd., M.Pd., Organisasi Sekertaris MDS Ansor Tikung Ceo.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.