TIMES MALANG, BONDOWOSO – Perjalanan demokratisasi bangsa Indonesia telah melalui proses yang panjang. Hampir 80 tahun sejak Indonesia merdeka, pergantian kepemimpinan nasional dan daerah terus terjadi, selama perjalanan itu evaluasi dan perbaikan demokrasi ke arah tren yang lebih demokratis terus diupayakan.
Disamping itu, seiring berjalannya waktu tren perbaikan demokrasi juga diiringi peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang meningkat pesat. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 1971, jumlah masyarakat Indonesia yang awalnya sekitar 119,2 juta jiwa, kini pada tahun 2024 telah mencapai 281,2 juta jiwa. Perkembangan negara yang begitu cepat menempatkan Indonesia menjadi salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia.
Laju pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang tinggi membawa tantangan dan keuntungan tersendiri bagi negeri ini. Di tahun 2025 ini, Indonesia menghadapi Bonus Demografi, dimana angka sumber daya manusia (SDM) produktif yang tergolong masih muda lebih banyak dibandingkan dengan non-produktif yaitu mereka yang tidak mampu bekerja lagi dan belum bekerja dibidang profesional.
Hal tersebut menjadi salah satu alasan pemerintah mencanangkan Indonesia Emas 2045, dengan cita-cita pertumbuhan ekonomi menggeliat yang mampu membawa negara ini mandiri dan maju serta kesejahteraan masyarakat meningkat. Pada periode ini generasi muda memiliki peran penting dalam ikut berkontribusi membangun bangsa yang maju dan meningkatkan kualitas demokrasi negeri.
Pemuda Sebagai Pilar Demokrasi
Dari sekian jumlah masyarakat yang hidup di Indonesia, kontribusi pemuda berperan penting dalam menunjang perkembangan demokrasi. Bisa kita lihat Pemilu 2024 menjadi momentum besar bagi para pemuda yang merupakan sebagian besar pemilih untuk andil dalam menentukan pergantian kepemimpinan bangsa, dan kontribusi pemilih pemula yang tidak bisa diacuhkan akan keikut sertaan mereka dalam menentukan arah kepemimpinan nasional dan daerah.
Bukan hanya sebagai konstituen, Banyak sekali para pemuda yang juga tampil dengan percaya diri sebagai peserta pemilu, menawarkan gagasan segar dan gerakan yang enerjik sebagai salah satu warna yang meramaikan pesta demokrasi, baik itu di legislatif maupun eksekutif.
Pasca pesta demokrasi besar-besaran pada tahun 2024 di tingkat nasional hingga daerah berakhir, warna yang diberikan pemuda tidak pudar hingga dititik itu, kini saatnya menuju pesta demokrasi dengan skala yang lebih kecil, yaitu di Desa Pemilihan Kepala Desa.
Di Bondowoso, Pemilihan Kepala Desa atau Pilkades akan dilangsungkan pada tahun 2025, yang akan dijadwalkan oleh pemerintah daerah sekitar Bulan Juni-Nopember nanti. Beberapa pemuda desa mulai mengencangkan sabuk pengamannya kembali untuk menatap serius kemajuan desa mereka masing-masing.
Pemuda Desa sebagai Harapan Besar Kemajuan
Pemuda desa merupakan mereka yang lahir dan besar di desa, sering kali menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi, lalu kembali ke desa untuk berkontribusi. Pemuda memiliki wawasan yang lebih luas serta pemahaman akan perkembangan teknologi yang lebih mumpuni dengan ilmu pengetahuan yang mereka kenyam selama duduk dibangku sekolah atau perkuliahan. Pemuda desa berpotensi menjadi penghubung antara masyarakat desa yang masih tradisional dengan era modern yang terus berkembang.
Pergantian kepemimpinan dalam Pemilu tahun 2024 telah melahirkan banyak tokoh muda yang berhasil menduduki posisi penting, termasuk wakil presiden termuda dalam sejarah Indonesia, serta beberapa kepala daerah dari kalangan pemuda.
Hal ini yang mengetuk motivasi bagi para pemuda yang berada di desa untuk ikut serta dalam Pemilihan di tingkat desa mereka. Beberapa akan menjadi penonton dan beberapa akan melangkah maju untuk kemajuan desa dan kesejahteraan masyarakat desa. Pemuda membawa semangat baru dan gagasan segar untuk berkontribusi dalam kepemimpinan desa.
Sementara itu, kontribusi pemuda yang tidak terjun langsung dalam kontestasi politik Pilkades akan tetap aktif melakukan analisis dan evaluasi kepemimpinan desa periode sebelumnya. Dengan rasionalitas tinggi, mereka akan memilah calon pemimpin untuk desa mereka berdasarkan rekam jejak atau tranck record para kontestan.
Pemimpin Muda, Harapan Baru Desa
Kepemimpinan bagi para kaum muda tidak hanya berdasar pada jabatan secara prosedural, tapi bagi para pemuda kepemimpinan adalah kebermanfaatan. Evaluasi kepemimpinan pemerintah desa menjadi landasan bagi para tokoh pemuda dan kalangan masyarakat desa dalam menentukan langkah di Pilkades. Tidak jarang desa mengalami stagnasi karena kepemimpinan yang tidak inovatif, kurang memahami tantangan zaman, serta gagal mewujudkan aspirasi masyarakat.
Terhambatnya perkembangan masyarakat desa dalam meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan turut memberi perhatian khusus, dimana dengan segala bentuk tantangan dan keuntungan yang dihadapi oleh bangsa pada periode ini tidak menjadi kesadaran secara absolute untuk khawatir akan kegagalan menjawab tantangan tersebut. Oleh karena itu, kepemimpinan pemuda diharapkan membawa perubahan signifikan, menjembatani realitas kebutuhan desa dengan solusi yang relevan di era bonus demografi ini.
Proses untuk mencapai Indonesia yang maju dan mandiri dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak hanya melalui proses dari atas ke bawah (top down), namun juga melalui kebijakan-kebijakan desa yang mendorong untuk mandiri dan sejahtera (bottom up), menghidupkan ekonomi melalui UMKM dan semangat akan menjawab tantangan bonus demografi untuk Indonesia emas 2045.
Bagi masyarakat di desa, Pemerintah desa adalah representasi dari kepanjangan tangan pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten dan kota. Karena Pemerintah desalah yang paham kondisi masyarakat sebenarnya, mereka yang bersinggungan secara langsung setiap harinya dengan rakyat. Dan pemimpin muda, enerjik, inovatif dan kreatif inilah yang menjadi harapan rakyat di desa.
Pendiri bangsa Mohammad Hatta pernah berkata bahwa "Indonesia tidak akan bercahaya hanya karena obor di Jakarta, tapi Indonesia akan bercahaya karena lilin-lilin yang menyala di desa-desa". Sebagian besar para pemuda akan mengamini kata-kata Bung Hatta ini.
Saatnya Pemuda Desa maju, mengambil peran, dan membawa kemaslahatan bagi masyarakat. Saatnya Pemuda Desa Memimpin.
***
*) Oleh : Zaynur Rozikin, Pemuda NU.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |