TIMES MALANG, MALANG – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Sunan Bonang, Komisariat Universitas Islam Malang (Unisma), menjadi salah satu motor penggerak perubahan di kalangan mahasiswa dengan semangat yang tak pernah padam.
Sebagai bagian dari rayon yang bernaung di bawah Komisariat Unisma, pengalaman melatih soft skill desain grafis membuka berbagai peluang dan pembelajaran berharga yang tak hanya berguna dalam konteks akademik, tetapi juga dalam dunia pergerakan.
Mengintegrasikan Nilai Keislaman dengan Gerakan Kontemporer
Rayon Sunan Bonang dikenal dengan basis kader yang sebagian besar berasal dari Fakultas Agama Islam. Hal ini memberikan karakteristik yang khas dalam setiap gerakan yang diusung, yaitu mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan semangat gerakan mahasiswa yang progresif.
Di tengah itu semua, desain grafis hadir sebagai jembatan yang menghubungkan tradisi dengan modernitas, memadukan estetika visual dengan pesan dakwah yang kuat.
Keterlibatan penulis dalam tim media Rayon Sunan Bonang membuka mata tentang bagaimana desain grafis bisa menjadi ujung tombak dakwah visual.
Setiap kegiatan organisasi, mulai dari Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA), kegiatan rutin, hingga Pelatihan Kader Dasar (PKD), memerlukan desain yang tidak hanya menarik, tetapi juga mengandung makna mendalam.
Desain Grafis sebagai Media Dakwah Visual
Kultur Rayon Sunan Bonang yang kaya akan nilai-nilai pesantren dan pengaruh pemikiran Sunan Bonang sebagai tokoh Walisongo memberikan tantangan tersendiri dalam merancang konten visual.
Desain yang dihasilkan harus mampu mencerminkan identitas PMII, menyampaikan nilai-nilai keislaman, dan mengusung semangat pemuda progresif sekaligus.
Salah satu hal yang berkesan bagi pengalaman penulis adalah ketika merancang visual branding untuk MAPABA, sebuah kegiatan besar di rayon. Di sinilah kreativitas diuji, bagaimana menghadirkan desain yang mencerminkan semangat perjuangan Sunan Bonang namun tetap relevan dengan konteks kekinian.
Desain ini bukan sekadar elemen estetika, tetapi menjadi medium yang menyampaikan semangat perjuangan dan nilai-nilai PMII kepada generasi muda.
Menyeimbangkan Modernitas dan Tradisi
Tantangan terbesar dalam berproses di Rayon Sunan Bonang adalah menyeimbangkan tuntutan modernitas dengan nilai-nilai tradisional. Setiap desain yang dibuat harus bisa menarik minat mahasiswa generasi Z, yang cenderung lebih visual dan dinamis, tanpa mengurangi esensi perjuangan dan nilai-nilai keislaman yang menjadi dasar organisasi.
Berproses di sini mengajarkan bahwa desain grafis bukan hanya soal membuat konten visual yang menarik, tetapi juga soal menyampaikan pesan-pesan perjuangan dan nilai-nilai organisasi kepada audiens yang lebih luas.
Desain menjadi alat yang efektif untuk merangkul lebih banyak orang dan memperkuat pesan gerakan mahasiswa.
Kolaborasi dan Adaptasi dalam Setiap Kegiatan
Sementara itu, Pengalaman di Rayon Sunan Bonang tidak hanya terbatas pada pembuatan desain grafis semata. Kolaborasi dengan berbagai departemen di rayon memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kerja tim dan adaptasi.
Setiap kegiatan, dari diskusi kecil hingga aksi besar, membutuhkan pendekatan desain yang berbeda, mengasah kemampuan saya untuk responsif dan fleksibel terhadap berbagai kebutuhan organisasi.
Desain Grafis sebagai Medium Perjuangan
PMII telah membentuk pandangan tentang desain grafis, yang tidak lagi hanya di anggap sekadar keterampilan teknis, tetapi juga sebagai medium perjuangan. Setiap karya visual yang dihasilkan adalah manifestasi dari semangat pergerakan, yang tidak hanya berfungsi untuk menyampaikan pesan, tetapi juga menginspirasi dan memotivasi orang untuk beraksi demi perubahan.
Berproses di PMII dengan keahlian desain grafis banyak memberikan pembelajaran tentang pentingnya mengintegrasikan teknologi dan kreativitas dalam aktivisme mahasiswa.
Ini adalah bukti nyata bagaimana organisasi mahasiswa bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan identitas dan nilai-nilai yang diusung.
Menjadi Aktivis yang Kreatif dan Kritis
Pada akhirnya, perpaduan antara nilai-nilai PMII dan kemampuan desain grafis telah membentuk generasi aktivis yang tidak hanya kritis dalam berpikir, tetapi juga kreatif dalam menyampaikan gagasan.
Pengalaman di PMII Rayon Sunan Bonang membuktikan bahwa organisasi kemahasiswaan adalah tempat yang ideal untuk mengembangkan soft skill yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Perjalanan berproses di PMII, khususnya dengan membawa skill desain grafis, telah membentuk pribadi yang tidak hanya mahir secara teknis, tetapi juga memahami esensi perjuangan mahasiswa.
Soft skill desain grafis bukan hanya menjadi alat untuk mendukung kegiatan, tetapi juga instrumen efektif dalam mewujudkan visi dan misi organisasi, terutama dalam konteks gerakan mahasiswa Islam yang progresif di lingkungan Unisma.
***
*) Oleh : Luthfi Alhakim, Kader PMII Rayon Sunan Bonang Komisariat Universitas Islam Malang.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |