TIMES MALANG, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa luas panen padi sepanjang 2024 mengalami penurunan menjadi 10,05 juta hektare, berkurang 0,17 juta hektare dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama terjadi pada periode Januari-April akibat dampak fenomena El Nino yang melanda semester II 2023.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa meskipun terjadi penurunan di awal tahun, luas panen padi pada Sub Round 2 (Mei-Agustus) dan Sub Round 3 (September-Desember) mengalami kenaikan.
"Patut diperhatikan bahwa penurunan tersebut disumbang utamanya oleh penurunan luas panen sepanjang Sub Round 1 atau Januari-April 2024 akibat luas panen yang bergeser pada 2024 sebagai dampak fenomena El Nino di semester II 2023," ujar Amalia di Jakarta, Senin (3/2/2025).
Hal tersebut berkontribusi dalam menyeimbangkan penurunan yang terjadi pada awal 2024. Potensi luas panen Januari hingga Maret 2025 diperkirakan mencapai 2,83 juta hektare, naik 52,08 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024.
"Kami dapat sampaikan bahwa Januari sampai dengan Maret ini adalah angka potensi luas panen padi dan angka realisasi nantinya bisa lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan angka potensi, tergantung pada realisasi dari kondisi pertanaman padi yang akan terjadi pada Januari sampai dengan Maret tahun ini," kata Amalia.
Provinsi dengan Luas Panen Padi Tertinggi
Secara geografis, sekitar 50,20 persen dari total luas panen padi nasional pada 2024 terdapat di Pulau Jawa. Lima provinsi dengan luas panen padi tertinggi sepanjang tahun ini adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Lampung.
Namun, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur menjadi penyumbang utama penurunan luas panen secara nasional.
Sejalan dengan pola spasial luas panen, sekitar 54,19 persen dari total produksi padi nasional pada 2024 terdapat di Pulau Jawa dengan lima provinsi. Sedangkan, total produksi padi tertinggi sepanjang 2024 berada di Jatim, Jateng, Jabar, Sulsel, dan Sumsel.
Dari sisi produksi, meskipun terjadi penurunan luas panen, total produksi beras sepanjang 2024 tetap berada pada angka 30,62 juta ton. Pada Desember 2024 saja, produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 1,15 juta ton, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Amalia mengatakan, penurunan produksi beras pada 2024 disumbang oleh penurunan produksi pada Sub Round 1 akibat adanya El Nino yang berkepanjangan
Namun, lanjut dia, kendati produksi sempat turun akibat El Nino, peningkatan produksi beras sepanjang Sub Round 2 (Mei-Agustus) dan Sub Round 3 (September-Desember) berhasil mengkompensasi kondisi tersebut. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |