TIMES MALANG, JAKARTA – Idealnya seorang juru bicara adalah inti garis besar gambaran suatu lembaga yang diwakilinya, ketika menyangkut segala hal yang terkait dengan pesan yang perlu untuk disampaikan. Tentunya Juru bicara ini pula harus mampu menyampaikan suatu informasi atau tanggapan suatu persoalan yang sedang terjadi di publik dengan kemampuan melihat, menelaah dan menginterpretasi dengan baik baik. Agar para pihak yang tertepa dari informasi yang disampaikan dapat menerima dan memahaminya.
Hasan Nasbi adalah seorang kepala kantor komunikasi presiden Prabowo, mengundurkan diri pada tanggal 21 April 2025, dengan menyerahkan surat pengunduran dirinya melalui Menteri Sekretaris Negara dan Menteri Sekretaris Kabinet. Alasan pengunduran dirinya tidak dijelaskan secara ekplisit pada publik, Hasan hanya menjelaskan keputusan mengundurkan diri bukan keputusan tiba-tiba dan emosional. Keputusan mengundurkan diri sudah diambil secara matang. Namun, Hasan tidak menjelaskan detail pertimbangan mengundurkan diri. (Tempo, 25/4/20205).
Publik mempertanyakan pengunduran dirinya, terkait dengan tanggapan pernyataannya satu bulan sebelumnya mengenai teror pengiriman kepala babi tanpa telinga ke kantor redaksi Tempo, pada jurnalis Francisca Christy Rosana.
Terkait dengan hal tersebut Hasan menanggapi dengan pernyataan yang cukup kontroversial yaitu: “dimasak saja”. Tanggapan pernyataannya tersebut menuai pro kontra dimasyarakat. Mengingat atas posisinya sebagai kepala kantor komunikasi presiden.
Tugas utama yang harus dilakukan oeh seorang kepala kantor komunikasi presiden adalah menjadi mata dan hatinya presiden secara kelembagaan, sebagai juru bicara sekaligus sebagai pemakna atas pikiran-pikiiran presiden. Tentunya kehati-hatian dalam berkomunikasi pada publik perlu untuk dijaga.
Kehati-hatian ini adalah sebagai rambu-rambu ketika proses komunikasi pada publik akan dilakukan. Kesalahan ucapan baik kata, istilah maupun kalimat yang salah tentunya akan memunculkan persoalan tersendiri dan kesan negatif di mata publik.
Pemilihan kata-kata, istilah maupun kalimat yang wajar namun dapat dipahami adalah salah satu prasyarat utama yang harus dilakukan oleh seorang kepala kantor komunikasi presiden. Karena pada hakikatnya kepala kantor komunikasi presiden adalah gambaran wujud presidennya itu sendiri.
Alasan Mundur
Memang tidak ada penjelasan khusus yang disampaikan Hasan Nasbi mengenai pengunduran dirinya, namun ada beberapa hal yang menjadi kemungkinan alasan Hasan Nasbi mundur sebagai kepala kantor komunikasi presiden, seringkali menjadi faktor dalam dinamika komunikasi dan politik.
Hal biasa yang sering kita temukan adalah adanya perbedaan strategi dan pandangan dalam komunikasi antara Hasan Nasbi dengan presiden atau dengan tim inti internal terkait strategi komunikasi politik. Misal dalam gaya penyampaian pesan, prioritas atas isu-isu yang dikomunikasikan juga respon terhadap dinamika politik tertentu.
Adanya ketidakcocokan kerja dengan tim struktur kepresidenan, ketidakcocokan personal, gaya kerja atau mungkin terdapat persaingan internal yang membuat Hasan Nasbi tidak merasa nyaman dan efektif dalam bekerja. Tanggung jawab yang besar dan tekanan publik yang tinggi juga bisa menjadi beban berat bagi Hasan Nasbi.
Kemungkinan lain, setelah adanya tanggapan pernyataan Hasan Nasbi yang dianggap kontroversial di ruang publik, tim inti komunikasi kepresidenan memiliki perubahan visi atau kebijakan terkait komunikasi politik. Perubahan ini bisa meliputi restrukturisasi tim komunikasi, penunjukkan juru bicara baru dengan profil atau keahlian yang berbeda.
Manajemen komunikasi yang transparan dan efektif dari pihak istana akan sangat penting dan menentukan, dalam menjaga citra seorang presiden dan dalam menyikapi situasi tersebut dan meminimalisir dampak negatifnya.
Penunjukkan juru bicara yang baru dan kompeten, diharapkan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan berbagai pihak dan menjadi kunci keberhasilan komunikasi politik kepresidenan ke depannya.
***
*) Oleh : Agus Budiana, Jurnalis dan Pendiri Lembaga Studi Kajian Jurnalistik Media (LSKJ Media).
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |