TIMES MALANG, JAKARTA – Pendidikan merupakan pilar utama dalam membangun masa depan suatu bangsa. Di era digital yang terus berkembang, tantangan dan peluang dalam dunia pendidikan semakin kompleks.
Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar dan keragaman budaya yang tinggi, membutuhkan pendekatan inovatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara merata.
Salah satu pendekatan yang sedang digaungkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) adalah penerapan deep learning dalam sistem pendidikan. Namun, apa sebenarnya deep learning ini, dan bagaimana ia dapat menjadi katalis bagi transformasi pendidikan Indonesia?
Deep learning sering kali disalahartikan sebagai bagian dari kurikulum atau sekadar penggunaan teknologi canggih dalam pembelajaran. Padahal, sebagaimana ditegaskan oleh Mendikdasmen Prof. Abdul Mu’ti dalam berbagai kesempatan, deep learning adalah sebuah pendekatan belajar yang menekankan pada pemahaman mendalam, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks nyata.
Ini bukan tentang menghafal materi atau mengikuti instruksi secara pasif, melainkan tentang membangun kapasitas siswa untuk menjadi pembelajar mandiri yang mampu menghadapi tantangan abad ke-21.
Dalam konteks pendidikan Indonesia, pendekatan ini sangat relevan. Sistem pendidikan kita selama ini sering dikritik karena terlalu berfokus pada hasil ujian dan kurang memperhatikan proses pembelajaran yang bermakna.
Deep learning menawarkan solusi dengan menggeser paradigma dari "belajar untuk ujian" menjadi "belajar untuk memahami dan menerapkan." Hal ini sejalan dengan visi pendidikan Indonesia yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih fleksibel, inklusif, dan berpusat pada siswa.
Tantangan Implementasi Deep Learning
Meskipun potensinya besar, implementasi deep learning di Indonesia tidaklah tanpa tantangan. Pertama, kesenjangan infrastruktur dan akses teknologi masih menjadi masalah serius. Di daerah-daerah terpencil, fasilitas seperti internet, komputer, dan listrik sering kali belum memadai.
Tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, sulit bagi sekolah-sekolah di daerah tersebut untuk menerapkan pendekatan deep learning yang memerlukan integrasi teknologi.
Kedua, kapasitas guru juga menjadi faktor kritis. Guru adalah ujung tombak dalam implementasi deep learning, namun banyak guru yang masih belum siap dengan perubahan ini.
Pelatihan dan pendampingan yang intensif diperlukan untuk membantu guru memahami dan mengaplikasikan pendekatan ini dalam kelas. Selain itu, budaya mengajar yang masih cenderung konvensional juga perlu diubah agar lebih mendukung proses pembelajaran yang interaktif dan kolaboratif.
Ketiga, kurikulum yang ada saat ini belum sepenuhnya mendukung pendekatan deep learning. Meskipun Kurikulum Merdeka telah memberikan ruang lebih besar bagi inovasi pembelajaran, masih banyak sekolah yang terjebak dalam rutinitas lama yang berfokus pada pencapaian nilai ujian.
Perlu ada perubahan mindset dari semua pemangku kepentingan, termasuk orang tua dan masyarakat, untuk mendukung pendekatan ini.
Strategi Implementasi Deep Learning
Meskipun tantangannya besar, peluang untuk menerapkan deep learning dalam sistem pendidikan Indonesia juga tidak kecil.
Pertama, pemerintah telah menunjukkan komitmen yang kuat melalui berbagai kebijakan dan program, seperti digitalisasi sekolah, pelatihan guru, dan pengembangan platform pembelajaran daring. Ini adalah langkah awal yang penting untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih inklusif dan berbasis teknologi.
Kedua, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil dapat menjadi kunci sukses. Perusahaan teknologi seperti Google, Microsoft, AWS, dan startup lokal dapat berperan dalam menyediakan solusi teknologi yang terjangkau dan relevan dengan kebutuhan pendidikan di Indonesia.
Selain itu, organisasi masyarakat dan komunitas pendidikan juga dapat berkontribusi dalam menyebarkan praktik-praktik baik dan mendukung implementasi deep learning di tingkat akar rumput.
Ketiga, pendekatan deep learning perlu diintegrasikan dengan konteks lokal. Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan kearifan lokal.
Pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari dan nilai-nilai lokal akan lebih mudah diterima dan efektif. Misalnya, pembelajaran tentang lingkungan dapat dikaitkan dengan praktik-praktik konservasi yang sudah ada di masyarakat.
Deep Learning dan Masa Depan Pendidikan Indonesia
Penerapan deep learning dalam pendidikan Indonesia bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah proses menuju transformasi yang lebih besar. Tujuannya adalah menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki keterampilan abad ke-21 seperti kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan berpikir kritis.
Ini adalah modal penting bagi Indonesia untuk bersaing di tingkat global dan menghadapi tantangan masa depan, seperti perubahan iklim, disrupsi teknologi, dan ketidaksetaraan sosial.
Namun, keberhasilan transformasi ini tidak bisa hanya bergantung pada kebijakan pemerintah. Perlu ada sinergi antara semua pihak, termasuk guru, orang tua, siswa, dan masyarakat luas. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama, dan hanya dengan kerja kolektif kita dapat mewujudkan visi pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Deep learning bukanlah solusi instan untuk semua masalah pendidikan Indonesia. Namun, pendekatan ini menawarkan perspektif baru yang dapat membantu kita keluar dari kebuntuan sistem pendidikan yang selama ini terlalu berfokus pada hasil ujian.
Dengan komitmen yang kuat, kolaborasi yang baik, dan strategi implementasi yang tepat, deep learning dapat menjadi katalis bagi transformasi pendidikan Indonesia yang lebih inklusif, relevan, dan berorientasi pada masa depan.
***
*) Oleh : Munawir Aziz, Penerima beasiswa Australia Awards untuk short course strategi diplomasi Asia Pacific, dan penerima beasiswa AIFIS untuk studi dan riset di Amerika Serikat; Sekretaris PCI Nahdlatul Ulama United Kingdom (2020-2023).
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |