TIMES MALANG, JAKARTA – Di tengah dinamika pemerintahan dan berbagai tantangan yang dihadapi Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Hadir sosok yang menjadi panutan bagi seluruh menteri: Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A.
Kepemimpinan beliau telah menunjukkan standar tinggi dalam tata kelola kementerian, reformasi kebijakan, serta dedikasi tanpa batas bagi pelayanan publik. Ketika sebagian besar pejabat sibuk dengan pencitraan dan birokrasi yang bertele-tele, Prof. Nasaruddin Umar tampil sebagai sosok yang bekerja nyata dengan gagasan dan kebijakan yang berdampak luas.
Sejak hari pertama menjabat sebagai Menteri Agama, Prof. Nasaruddin Umar langsung menunjukkan komitmen luar biasa dalam membangun sistem kerja yang efektif dan berorientasi hasil. Berdasarkan berbagai evaluasi, kinerja beliau dalam 100 hari pertama tercatat sebagai yang tertinggi dibandingkan para menteri lainnya.
Hal ini tercermin dalam kebijakan-kebijakan strategis yang diambil, termasuk reformasi pelayanan publik, peningkatan efisiensi anggaran, serta optimalisasi sistem penyelenggaraan ibadah haji. Kecepatan kerja dan akurasi kebijakan yang beliau terapkan menjadi teladan bagi para pemimpin lainnya dalam kabinet.
Di saat banyak kementerian lain masih merumuskan rencana kerja, Prof. Nasaruddin Umar sudah mengeksekusi berbagai langkah konkret. Ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang baik tidak hanya berbicara soal visi, tetapi juga kemampuan untuk mewujudkannya dalam kebijakan yang terukur dan berorientasi pada hasil.
Salah satu agenda prioritas yang menjadi sorotan adalah reformasi dan penataan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025. Sebagai negara dengan jumlah jamaah haji terbesar di dunia, Indonesia membutuhkan sistem yang lebih efisien, transparan, dan berpihak pada jamaah.
Dalam waktu singkat, Prof. Nasaruddin Umar telah menerapkan berbagai langkah inovatif, seperti digitalisasi pendaftaran haji, efisiensi layanan di tanah suci, serta peningkatan fasilitas akomodasi dan transportasi. Komitmen beliau dalam memberikan pelayanan terbaik bagi jamaah haji menunjukkan kepemimpinan yang visioner dan penuh integritas.
Langkah ini sangat krusial mengingat selama ini penyelenggaraan haji sering kali diwarnai dengan permasalahan seperti ketidakjelasan biaya tambahan, antrean panjang, serta manajemen layanan yang kurang optimal. Dengan reformasi yang beliau jalankan, diharapkan ibadah haji 2025 akan lebih lancar, lebih nyaman, dan lebih adil bagi seluruh jamaah.
Di saat banyak institusi negara masih bergelut dengan masalah inefisiensi anggaran, Kementerian Agama di bawah kepemimpinan Prof. Nasaruddin Umar justru berhasil melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan dana.
Dengan pendekatan berbasis transparansi dan akuntabilitas, beliau mampu mengurangi pemborosan anggaran tanpa mengorbankan kualitas pelayanan. Efisiensi ini bukan hanya sekadar penghematan, tetapi juga memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Sebagai seorang pemimpin yang berkomitmen pada tata kelola yang baik, Prof. Nasaruddin Umar telah melakukan reformasi besar dalam struktur dan manajemen internal Kementerian Agama. Salah satu langkah inovatif yang diterapkan adalah rutin mengadakan Rapat Pimpinan (Rapim) internal setiap hari Senin setelah shalat subuh melalui Zoom Meeting.
Rapat ini melibatkan seluruh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama serta pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di seluruh Indonesia. Dengan kebijakan ini, koordinasi menjadi lebih efektif, pengambilan keputusan lebih cepat, serta implementasi kebijakan dapat langsung dievaluasi dan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
Dedikasi Tanpa Batas: Tetap Bekerja di Tengah Pemulihan Cedera
Dedikasi seorang pemimpin tidak hanya diukur dari kebijakan yang diambil, tetapi juga dari keteguhan dan komitmen pribadinya dalam menjalankan tugas. Prof. Nasaruddin Umar menunjukkan teladan luar biasa ketika tetap aktif bekerja dan berkantor meskipun sedang dalam masa pemulihan akibat cedera kaki yang diperkirakan akan berlangsung selama delapan bulan.
Keputusan beliau untuk tetap hadir secara fisik maupun virtual dalam menjalankan tugas-tugasnya menunjukkan jiwa kepemimpinan yang tangguh dan penuh tanggung jawab.
Di tengah berbagai pencapaian positif, terdapat satu aspek yang masih perlu mendapat perhatian lebih serius, yakni penyelenggaraan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di bawah Kementerian Agama.
Program ini seharusnya menjadi instrumen utama dalam mencetak guru-guru yang profesional dan berkualitas di lingkungan madrasah dan sekolah keagamaan.
Namun, kenyataannya, PPG masih menghadapi berbagai kendala, seperti keterbatasan kuota, sistem seleksi yang kurang transparan, serta lamanya proses administrasi yang menyulitkan para guru honorer.
Ini adalah hal yang perlu diperhatikan dan diprioritaskan oleh Kementerian Agama. Namun, secara umum kepemimpinan Menteri Agama bisa menjadi barometer dan panutan bagi Menteri yang lain dalam Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran.
Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. bukan hanya sekadar Menteri Agama, tetapi juga sosok yang merepresentasikan standar kepemimpinan yang ideal di dalam Kabinet Merah Putih.
Kinerja luar biasa dalam 100 hari pertama, reformasi penyelenggaraan ibadah haji, efisiensi anggaran, serta inovasi dalam tata kelola kementerian adalah bukti nyata dedikasi beliau. Di tengah keterbatasan fisik akibat cedera, semangat dan tanggung jawabnya dalam menjalankan tugas negara tetap tidak tergoyahkan.
Dengan segala pencapaiannya, beliau seharusnya menjadi inspirasi bagi seluruh menteri di kabinet untuk bekerja dengan dedikasi, integritas, dan keberpihakan kepada kepentingan rakyat. Namun, pada saat yang sama, ada beberapa aspek yang masih memerlukan pembenahan, khususnya dalam sistem pendidikan guru.
Jika semua menteri meneladani kepemimpinan beliau dan secara bersamaan mengatasi kekurangan yang ada, maka bukan tidak mungkin pemerintahan ini akan mencatat sejarah sebagai salah satu kabinet terbaik dalam perjalanan bangsa Indonesia.
***
*) Oleh : Muhammad Aras Prabowo, Ketua Program Studi Akuntansi UNUSIA dan Pengurus Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |