TIMES MALANG, JAKARTA – Pelaku pasar mulai disuguhi sentimen dari perang dagang antara AmerikaSerikat (AS) dengan China yang bakal mewarnai Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (3/2/2025). Langkah dari Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif pada barang yang diimpor dari Canada, Mexico, dan China, merupakan pertanda bahwa perang dagang ini telah dimulai.  

Pasar pun merespon negatif.  Tidak hanya indeks Dow Jones Industrial (DJI) yang pada hari Jumat (31/1/2025) ditutup dengan penurunan sebesar 337,47 poin (-0,75 persen), posisi Futures dari Indeks Dow Jones Industrial di pagi hari ini (sekitar jam 7.20) sudah terkoreksi hampir 500 poin atau sekitar 1,1 persen.

"Pelaku pasar masih menunggu langkah balasan yang akan dilakukan oleh Pemerintah China, yang hingga pagi hari ini, langkah-langkah yang dilakukan terlihat masih belum begitu 'kuat'," kata Satrio Utomo, pelaku pasar Komunitas Trader Saham RencanaTrading, Senin (3/2/2025)

Dari dalam negeri, lanjut Satrio, pelaku pasar masih menunggu laporan keuangan BBRI dan BMRI yang rencananya bakal dipublikasikan dalam 1-2 hari ini.  

"Dari data yang kami peroleh dari Yahoo Finance, untuk Kuartal Ketiga 2024 lalu (3Q2024), EPS BMRI masih diatas konsensus (Rp 166,19 vs est. Rp 161,56), sedangkan EPS 3Q2024 BBRI juga sudah diatas ekspektasi (Rp 102 vs est Rp 93,31).  Laporan keuangan BMRI dan BBRI diharapkan sentimennya bakal positif," ujarnya.

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, aAksi Jual terlihat pada sesi penutupan atas saham-saham big caps perbankan, memperlihatkan bahwa pelaku pasar sebenarnya sudah bersiap menghadapi event-event besar di minggu ini.  

Trend terakhir IHSG adalah trend turun dengan suport kuat di sekitar level psikologis 7.000.  IHSG pada hari ini diperkirakan bakal bergerak bervariasi dengan kisaran utama di antara suport 7.095 dan resisten 7.175.  Hanya penutupan diatas R1 7.175 yang bisa mengakhiri trend turun yang sedang berlangsung. (*)