https://malang.times.co.id/
Berita

Pengidap Hidrocephalus dari Dusun di Kaki Gunung Semeru Dijemput untuk Dirawat Medis

Jumat, 11 April 2025 - 22:55
Pengidap Hidrocephalus dari Dusun di Kaki Gunung Semeru Dijemput untuk Dirawat Medis Abil Dafa (digendong), pengidap hedrochepalus bersama kedua orang tuanya, dari Dusun Arjosari Desa Sumberputih Wajak Kabupaten Malang, saat dibawa untuk perawatan di RSUD Kanjuruhan, Jum'at (11/4/2025). (Foto: dokpri/for TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Kegiatan apel dan bakti sosial digelar Satpol PP dan PPNI (Paguyuban Perawat Nasional Indonesia) Kabupaten Malang, di Dusun Arjosari Desa Sumberputih Wajak, Kabupaten Malang, Jum'at (11/4/2025). 

Dari kegiatan yang dipusatkan di daerah Magersari atau Magersaren, sebuah kampung atau permukiman yang ada di Dusun Arjosari Desa Sumberputih tersebut, diwarnai cerita mengharukan. 

Seorang anak berusia 5 tahun warga dusun setempat, didapati sebagai penderita Hidrocephalus. Balita malang itu adalah Abil Dafa, yang terlahir dari pasangan Ali Djaini (28) dan istrinya, Siskawati (27). 

Salah satu pengurus PPNI Kabupaten Malang, Radik mengungkapkan, Satpol PP bersama organisasinya sepakat melakukan pengobatan gratis di permukiman dusun terpencil tersebut. Tujuannya, sebagi andil mendukung Program Indonesia Bersih, khususnya bagi masyarakat Kabupaten Malang. 

Radik yang juga seorang perawat di Puskesmas Wajak ini menambahkan, dalam kegiatan pengobatan gratis ini telah memeriksa kesehatan sejumlah 70 warga dusun, dan 10 diantaranya masih anak-anak. 

Ali Djaini diketahui kesehariannya menjadi buruh tani, menikah pada 2017 lalu dan dikaruniai 2 orang anak, anak pertamanya perempuan lahir di tahun 2018, dan anak keduanya lahir di tahun 2020, yakni Abil, penderita hidrochefalus.

Menurut Bambang, Kepala Desa Sumberputih, Abil ini mengidap penyakit ini sejak tiga tahun lalu. 

"Sebenarnya kami sudah berusaha memfasilitasi, akan tetapi orang tuanya masih takut, dan mungkin masih berpikir terkait biaya transportasinya," kata Bambang. 

Hal ini mengingat tempat bermukimnya bersama warga Dusun Arjosari berjarak sangat jauh, dan tidak cukup hanya sekali dua kali pergi ke RS. 

"Urusan biaya transportasi ini saja, kan memang tidak murah," ungkap Bambang. 

Mengetahui hal itu, Kasatpol PP Kabupaten Malang, Firmando Matondang, yang sedari pagi berada di lokasi pengobatan gratis, langsung menghubungi Plt. Direktur RSUD Kanjuruhan. Menurut Firmando, pihak RSUD pun bersedia mengobati Abil dan menanggung semua pembiayaannya.

"Mengingat rumahnya yang cukup jauh dari RS, biaya transportasi untuk orang tuanya atau keluarganya, selama masih berada di RS atau masih dalam perawatan, biar kami yang menanggungnya," jelas Firmando. 

Sedikit kesulitan waktu evakuasi membawa Abil, karena ternyata ambulans milik desa sedang dipakai mengantar warga, juga ambulana puskesmas sedang mengantar pasien.

Akhirnya, Firmando merelakan mobil dinas Toyota Innova Rebornnya untuk mengantar Abil beserta kedua orang tuanya menuju RSUD Kanjuruhan di Kepanjen. 

"Keburu turun hujan, nanti jalanan tidak bisa dilewati. Tolong segara antarkan pasien beserta ibu bapaknya ke RSUD di Kepanjen. Nanti Saya bisa cari tumpangan, untuk balik ke kantor," perintah Firmando kepada sopirnya. 

Ditempat yang sama, Ahmad Khoesairi, Koordinator Badan Pekerja ProDesa, mengatakan jika apa yang dilakukan oleh Firmando merupakan hal positif. 

"Kebetulan saya juga berada di lokasi acara atas undangan teman-teman PPNI, yang memang sudah sering mengundang dan mengajak kami di acara sosial seperti ini. Saya melihat sendiri ada balita penderita hedrochepalus," ungkapnya. 

Gerak cepat untuk mengantar pasien tidak mampu seperti keluarga Abil tersebut, kata Khoesairi, bisa jadi contoh untuk pejabat lainnya. 

"Dengan begitu, maka negara makin terlihat hadir untuk rakyatnya," tandasnya. 

Dikonfirmasi, Plt Direktur RSUD Kanjuruhan, Bobi Prabowo membenarkan, adanya pasien anak pengidap Hidrocephalus bernama Abil Dafa tersebut. 

Menurutnya, pasien yang bersangkutan diterima pada siang hari ini, dan tak lama langsung mendapatkan penanganan dokter RSUD Kanjuruhan. 

"Pasien anak hedrochepalus itu langsung ditangani, dan butuh perawatan beberapa hari. Rencananya, tindakan medis operasi akan dilakukan dokter spesialis," kata dr. Bobi, kepada TIMES Indonesia, Jum'at (11/4/2025) petang. 

Tindakan operasi yang akan dilakukan, lanjutnya, untuk memindah cairan di otak pasien dan dipindahkan ke perut. Tujuannya, agar kepala penderita hedrochepalus tidak terus membesar. 

Dikatakan, perawatan medis kasus hedrochepalus sudah pernah beberapa kali dilakukan di RSUD Kanjuruhan. 

"Penyakit hidrochepalus congenital itu adalah bawaan lahir ya. Kami akan tetap memberikan penanganan maksimal, setidaknya cairan di otak dialirkan dengan V-P shunt sehingga kepala penderita tidak terus membesar," demikian Bobi Prabowo.

Untuk diketahui, permukiman kecil di Dusun Arjosari ini hanya berisikan sekitar 40 keluarga. Itupun tanah yang mereka tempati mendirikan rumah, sebagiannya masih berupa rumah kayu, adalah masih menumpang milik lahan Perhutani. 

Sedangkan masyarakatnya sebagian besar hidup dari buruh tani dan penggarap hutan. Akses menuju kebsana tidak mudah, karena tidak semua mobil bisa melintasinya. Hanya truk bermuatan pasir saja yang tiap hari terlihat lalu lalang. 

Dusun ini merupakan permukiman paling atas di wilayah Wajak, karena setelahnya adalah kawasan hutan lereng DGunung Semeru. Tidak ada akses jalan lagi, kecuali melewati hutan belantara. (*) 

Pewarta : Khoirul Amin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.