TIMES MALANG, MALANG – Gebyar festival di ajang Kanjuruhan Culture Carnival (KCC) Kabupaten Malang yang digelar sehari penuh, Sabtu (31/8/2024), menyisakan banyak pesona mengesankan. Pesona ini dibungkus dalam tampilan yang tak hanya unik dan kreatif, namun juga sarat makna.
Mayoritas karya yang ditampilkan kontingen peserta KCC ini, adalah cerita rakyat juga hikayat, yang sudah melegenda dan menjadi warisan tradisi temurun. Seperti, selamatan atau sesaji, atau sejarah berhubungan dengan leluhur tiap daerah.
Akan tetapi, ada yang cukup menarik dari tampilan peserta asal Kecamatan Jabung, yang mengenalkan tarian unik bercirikan Islam, Ishari. Tarian ini diiringi salawatan tarekat dan musik hadrah, dengan sejumlah penari utama seperti halnya tarian sufi dari Turki.
Orang menyebut, tarian Ishari ini sudah jadi tradisi kesenian para santri, jauh sebelum muncul tarian Banjar.
Pertunjukan yang ditampilkan secara kolosol dan sarat makna lainnya, ditampilkan kontingen peserta KCC dari daerah paling ujung selatan Kabupaten Malang, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Dalam pertunjukan tarian yang didominasi peserta remaja ini, menceritakan suasana kehidupan zaman dahulu, pada anak-anak masyarakat pesisir. Terlebih, saat malam hari selama di saat bulan purnama.
"Anak-anak di pesisir Malang Selatan saat malam purnama, begitu ruang bermain bersama, tanpa sekat dan jarak, di hamparan pasar di bawah sinar rembulan," demikian sinopsis cerita yang dibawakan bersamaan penampilan peserta dari Kecamatan Sumbermanjing Wetan ini.
Dalam penampilannya, anak-anak bergerombol dalam sejumlah kelompok. Masing-masing sibuk dan saling bercanda, sembari bermain bersama. Permainannya berbeda-beda, ada main lompat tali, jamuran, tebak-tebakan dan lainnya.
Penampilan arek-arek Sumawe ini menjadi tampilan pemungkas KCC, saat waktu memasuki petang menjelang malam.
Ada pula tradisi leluhur yang ditunjukkan peserta Kecamatan Kepanjen, berupa sendratari suguh gendok yang biasa dilakukan masyarakat Dusun Tegaron, Panggungrejo, Kepanjen zaman dulu.
Tradisi suguh gendok ini sejatinya jamuan atau suguhan jenis makanan kudapan kepada tamu yang berkunjung ke rumah warga di dusun setempat. (*)
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Deasy Mayasari |