TIMES MALANG, MALANG – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendapat gelar Doktor Kehormatan atau Honoris Causa (HC) Bidang Manajemen Strategi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) Malang, Jumat (3/3/2023).

Dalam orasi ilmiahnya, Erick Thohir memaparkan Eternitas Transformasi BUMN dalam Strategi Terobosan Untuk Kebangkitan Ekonomi Indonesia Baru. 

Erick Thohir menyampaikan, saat ini BUMN menjadi lokomotif ekonomi nasional dan mempunyai peran penting bagi perkembangan Indonesia. Namun, diperlukan adanya transformasi atau perubahan terhadap suatu hal.

"Strategi eternitas dan transformasi BUMN inilah yang bisa membawa peluang besar dan mempercepat proses berkembangnya BUMN kedepan," ujar Erick Thohir.

Mayoritas BUMN saat ini, lanjut Erick, sedang dalam fase pengembangan. Utang dan biaya perlahan mulai terkendali dan secara konsisten memberikan value kepada pemerintah dan para investor.

Penyerahan Penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan Bidang Manajemen Strategi Kepada Erick Thohir. (FOTO : Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)

Krisis akibat pandemi membawa persoalan yang besar, namun BUMN tetap bertahan dan bahkan tumbuh, karena strategi terobosan pembangkitan ekonomi, strategi cooperation, strategi pemimpin dan komitmen.

"Target pertama saya adalah mentransformasi agenda kementrian BUMN, semua orang dimeja saya sejajar. Inti dari strategi ini adalah kenali tujuan, kecepatan dan keakuratan. Butuh inovasi yang lebih untuk bahan bakar penggerak transformasi," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Erick Thohir juga sempat bercerita bagaimana transformasinya sebagai pengusaha, pengelola klub olahraga hingga menjadi pejabat publik yang dipercaya negara saat ini.

Tahun 2019 menurutnya menjadi tahun menakjubkan bagi dirinya. Sebab, ia mendapat amanah dari Presiden Joko Widodo untuk memimpin BUMN.

Erick Thohir menyampaikan hal ini banyak mengubah cara pandang tentang peran negara, ilmu manajemen dan melayani negeri.

Bagi Erick Thohir, mengelola media massa, membesarkan klub basket menjadi juara nasional dan menahkodai klub sepak bola terbaik dunia adalah pengalaman menakjubkan. Namun, posisinya saat ini sebagai Menteri BUMN jauh lebih menakjubkan, lebih
memberi makna dan pelajaran tentang betapa besar potensi Indonesia.

"Itulah tahun ketika saya memulai sesuatu yang baru, setelah puluhan tahun berkiprah di dunia bisnis. Ketika saya mendapat amanat mengelola negara, memikirkan globalisasi dalam konteks kepentingan nasional adalah tugas dan amanah baru," bebernya.

Jajaran Menteri Republik Indonesia turut hadir pada Sidang Terbuka Penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan. (FOTO : Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)

Erick Thohir mencontohkan sudut pandang dirinya tentang globalisasi saat ini amat berbeda dengan dirinya saat masih aktif menjadi pengusaha.

Erick Thohir menyebut globalisasi merupakan sebuah isu yang banyak disampaikan, namun jarang benar-benar dipahami inti masalah dari globalisasi, khususnya globalisasi hari ini dan ke depan bagi Indonesia. 

Sebagai pengusaha kala itu, ia mengaku jarang memikirkan tentang globalisasi dan jika pun menjadi agenda, biasanya dalam konteks kepentingan perusahaan.

Oleh sebab itu, kata Erick Thohir, kebijakan yang digulirkan tentu haruslah menjadi kebijakan yang beyond globalitazion atau globalisasi ala Indonesia. Dalam perjalanan menemukan globalisasi ala Indonesia itu, Erick menemukan fakta bahwa BUMN memiliki peran penting namun perlu untuk bertransformasi. 

"Dari sini kita masuk kepada pertanyaan menarik, apa strategi BUMN dalam meletakkan kepentingan Indonesia di tengah globalisasi? Inilah yang saya kemukakan sebagai sebuah eternitas transformasi BUMN," ucap Erick Thohir.(*)