TIMES MALANG, JAKARTA – China mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) terbesar di dunia yang mempunyai generator 1 juta kilowatt di Baihetan China Barat Daya, sejak Senin (28/6/2021).

PLTA Baihetan China Barat Daya merupakan tonggak dan kelompok pertama unit pembangkit 1 juta kilowatt yang unik. 

PLTA Baihetan seperti dilansir Global Times, terletak di hilir Sungai Jinsha, bagian atas Sungai Yangtze, di perbatasan provinsi Sichuan dan Yunnan di China Barat Daya. 

Sejak awal pembangunannya di tahun 2017, proyek ini harus mengatasi masalah teknis yang sangat sulit, seperti geologi yang rapuh, angin panas dan kering di lembah, serta pekerjaan penggalian besar-besaran. 

Bendungan ini memecahkan sejumlah rekor dunia, seperti  gua bawah tanah terbesar, parameter anti-seismik terbesar dari bendungan setinggi 300 meter, dengan gua pelimpah terbesar.

Unit pembangkit No. 1 di PLTA Baihetan mulai beroperasi. (FOTO: Global Times)

Di antara rekor dunia yang dicapai oleh PLTA Baihetan, salah satu yang paling menonjol adalah generator 1 juta kilowatt yang dikembangkan China, dengan masing-masing unit memiliki tinggi lebih dari 50 meter dan berat lebih dari 8.000 ton, setara dengan berat Menara Eiffel. 

Menurut perhitungan para insinyur, unit pembangkit 1juta kilowatt akan bisa memasok listrik dalam satu jam ke keluarga Cina biasa selama lebih dari 400 tahun.

PLTA Baihetan dilengkapi dengan 16 unit pembangkit, dengan output yang diharapkan sebesar 62 miliar kilowatt-jam listrik per tahun, atau lebih dari 15 kali energi yang dihasilkan oleh Bendungan Hoover di Amerika Serikat.

Ini akan bisa membantu mengurangi emisi karbon China lebih dari 51 juta ton per tahun. Stasiun ini diharapkan menjadi proyek PLTA terbesar kedua di China setelah proyek Three Gorges setelah selesai.

Bendungan Baihetan juga  bendungan mulus"

pertama di dunia. Pembangunan bendungan setinggi 289 meter ini menelan lebih dari 8 juta meter kubik beton. Bahan ini dirancang khusus oleh para ahli Cina untuk mencegah kemungkinan retak termal yang bisa terjadi karena perubahan suhu. 

"Lebih dari seratus tahun yang lalu, pembangunan PLTA pertama China adalah PLTW Shilongba, yang juga terletak di Provinsi Yunnan dan terpaksa pernah berhenti ketika insinyur asingnya pergi, dan pada waktu itu China miskin dan lemah.

"China terus berusaha keras menutup celah dengan teknologi maju. Sekarang, bahkan jika kita dikepung oleh beberapa negara secara teknologi, China masih memimpin pengembangan tenaga air di dunia," kata Wakil Direktur Teknik Stasiun Tenaga Air Baihetan dan Departemen Konstruksi, He Wei.

"Setelah 70 tahun perencanaan dan lebih dari 10 tahun konstruksi, PLTA Baihetan, dengan didukung oleh kekuatan nasional China yang kuat telah menaklukkan serangkaian kesulitan dan tantangan teknis, termasuk pandemi Covid-19, untuk menjadi kenyataan," tambah Ketua China Three Gorges Corp, investor dan pembangun utama PLTA Baihetan,  Lei Mingshan.

Di lokasi upacara  para insinyur, pekerja konstruksi dan semua orang lain yang terlibat dalam pembangunan PLTA Baihetan mengibarkan bendera nasional sebagai antisipasi. Ketika lampu untuk pengoperasian unit pembangkit menyala, tepuk tangan dan sorak-sorai terdengar di auditorium.

Presiden China, Xi Jinping  hari itu juga mengirim surat ke manajemen PLTA Baihetan, menyampaikan ucapan selamat atas peluncuran operasi untuk dua unit pembangkit pertama.

"Sebagai proyek besar dalam program transmisi tenaga barat-timur China, PLTA ini adalah proyek PLTA terbesar dan paling sulit secara teknis yang sedang dibangun saat ini di seluruh dunia," kata Xi. (*)