TIMES MALANG, MALANG – Keraton Gunung Kawi, yang berada di Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, menjadi satu destinasi yang menawarkan pengalaman tersendiri bagi wisatawan.
Di balik wujudnya sebagai tempat wisata rohani, Keraton Gunung Kawi menyimpan keindahan alam yang luar biasa, juga cerita sejarah yang sangat menarik diulik.
Terlepas dari nuansa mistis yang kerap dikait-kaitkan dengan ritual pesugihan, ada sisi-sisi lain yang menarik diselami.
Di tempat ini, terdapat berbagai situs bangunan mulai dari pesarean, keraton, klenteng, serta tempat pemujaan situs-situs lainnya. Sebagian orang memang terlanjur menganggap wisata Gunung Kawi sebagai tempat mencari pesugihan.
Akan tetapi, Keraton Gunung Kawi yang terletak di sebelah barat dari Kota Kepanjen, Kabupaten Malang tersebut, menjadi potensi wisata spiritual, yang menyimpan banyak cerita dan keindahan. Terlebih, pada arsitektur bangunan tua yang usianya sudah ratusan tahun.
Dalam kawasan wisata Keraton Gunung Kawi ini, terdapat tempat pesarean yang merupakan makam Mbah Jugo dan Mbah Sujo.
Pesarean ini yang selama ini juga kerap dikunjungi oleh orang-orang untuk ngalap (mencari, red.) berkah.
Namun, tidak banyak yang tahu bahwa ada satu lokasi lain di Gunung Kawi yang memiliki usia lebih tua dan punya nilai sejarah dan spiritual yang lebih dalam, yakni Kraton Gunung Kawi.
Konon, beberapa raja di Jawa pernah melakukan pertapaan di lokasi Kraton Gunung Kawi. Para raja tersebut mencoba melakukan pertemuan spiritual dan meminta petunjuk kepada leluhur, Mpu Sindok.
Salah satu raja yang melakukan pertapaan di lokasi itu adalah Prabu Kameswara dari Kerajaan Kediri, yang memilih turun tahta dan melakukan pertapaan di tempat ini. Tak hanya itu, beliau juga mengikuti jejak Mpu Sindok yaitu moksa.
Bangunan keraton ini sendiri terletak di depan kompleks setelah gerbang pintu masuk area kawasan Keraton Gunung Kawi.
Bangunannya berwarna kuning, ada tempat untuk meletakkan sesajen semacam baskom di depan, dengan terdapat tulisan huruf mandarin.
Keraton ini terletak di samping vihara dan klenteng, tempat peribadatan umat Buddha dan Konghucu. Lokasinya tak jauh dari gerbang masuk keraton, atau naik satu tingkatan dari gerbang masuk.
Dalam Keraton Gunung Kawi diyakini juga sebagai tempat peribadatan. Salah seorang penjaga keraton menjelaskan, pengunjung rata-rata punya tujuan tersendiri.
Bagi yang ingin usahanya sukses dan diberikan kelancaran atau pun tujuan lain, biasanya berdoa di salah satu tempat yang bernama makam Eyang Tunggul Manik dan Eyang Tunggul Wati.
“Di sini itu tempat ibadah, tempat berdoa, bisa disebut tempat ini hanya perantara saja untuk memperlancar tujuan dengan Allah,” jelasnya.
Ketika sampai di gerbang Keraton Gunung Kawi, aura sepi dan mistis terasa sangat kental. Pohon-pohon besar berselimutkan kain hitam dengan motif kotak-kotak putih yang ada di sekelilingnya, menambah kesan suasana sangat keramat di tempat tersebut.
Setelah memasuki area keraton, kesan mistis dan keramat semakin nyata. Ada banyak sekali sesajen di area keraton itu. Ini menunjukkan bahwa tempat ini sering digunakan sebagai tempat pemujaan oleh warga yang mempercayainya.
Wakil Ketua Juru Kunci Keraton Gunung Kawi Agus Arifin mengatakan, selama ini ada dua kategori pengunjung yang datang ke sana.
"Ada yang berwisata dan ada juga yang ingin berdoa untuk hajat tertentu," kata Agus.
Mereka berasal dari berbagai kalangan. Mulai warga lokal, hingga pendatang dari luar kota, bahkan mancanegara.
Untuk wisatawan umum, biasanya datang untuk melihat-lihat dan berkeliling sambil menikmati kesejukan di lingkungan sekitar Keraton Gunung Kawi.
Rute Perjalanan dan Suasana Kraton Gunung Kawi
Keraton Gunung Kawi terletak di Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang. Lokasinya berjarak sekitar 20 kilometer dari Kota Malang, dan bisa ditempuh dalam waktu sekitar 1,5 sampai 2 jam dengan sepeda motor atau mobil.
Sepanjang perjalanan menuju Keraton Gunung Kawi, pengunjung akan melewati beberapa kali permukiman penduduk.
Saat cuaca cerah, di kanan kiri jalur tersebut juga bisa dilihat lahan pertanian warga yang ditanami berbagai tanaman pangan.
Sisanya, perjalanan Anda akan disuguhi alam yang asri dan rindang. Tampak pula, lanskap gunung setinggi 2.551 meter di atas permukaan laut (mdpl), yang menjulang tinggi dari arah Barat Laut.
Suasana berbeda akan mulai dirasakan pengunjung beberapa ratus meter menuju kawasan Keraton Gunung Kawi.
Di kanan-kiri jalan, pengunjung bakal disuguhi pemandangan khas hutan hujan tropis yang terdiri dari pohon pinus serta rumpunan pohon bambu.
Jika mengambil rute awal dari Kantor Kecamatan Wonosari, pengunjung akan bergerak ke arah Utara jika hendak menuju Kraton Gunung Kawi, setelah terlebih dulu melewati pertigaan jalan yang terakhir.
Dalam kawasan Kraton Gunung Kawi, terdapat lahan lebih lapang, yang biasanya digunakan oleh pengunjung untuk memarkir kendaraannya.
Sementara bagi pengunjung yang ingin berkunjung dan berziarah ke Pesarean Gunung Kawi, Anda tinggal mengikuti jalur ke arah Barat. (D)
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Imadudin Muhammad |