TIMES MALANG, MALANG – Tepat pada 23 Januari 1947, seorang perempuan yang pada perjalanannya mengukir sejarah bagi bangsa Indonesia, lahir di Yogyakarta dari rahim seorang ibu bernama Fatmawati. Sosok perempuan yang hari ini genap 78 tahun itu adalah Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri, atau dikenal masyarakat Megawati Soekarnoputri. Megawati merupakan anak kedua dari Presiden RI pertama, Soekarno dan Fatmawati.

Mega bukanlah sosok tokoh bangsa biasa, melainkan lebih dari itu. Bagi kebanyakan orang, melihat Megawati seperti melihat sosok Soekarno, karena kiprah politiknya tidak bisa dipungkiri, sehingga banyak terpengaruh dari semangat perjuangan Sang Proklamator itu.

Jiwa kepimpinan Mega yang penuh semangat juang, terbukti mengantarkan dirinya sebagai Presiden Republik Indonesia ke-5. Bahkan, posisi Mega sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan tak tergantikan sejak 1993 sampai sekarang.

Bagi kader banteng moncong putih, Megawati bukan sekadar sosok pemimpin yang disegani dan begitu dihormati. Tak terkecuali, bagi Abdul Qodir, Mega adalah sosok ibu, panutan, mentor dan begitu banyak definisi lainnya.

"Bagi Saya yang bernaung dalam rumah ideologi yang beliau dirikan, Ibu Megawati Soekarnoputri bukan lagi sekadar sosok ketua umum dengan deretan pencapaian. Lebih dari itu, setiap kata yang keluar dari lisan maupun dalam bentuk tulisan selalu mengetuk hati. Membuat Saya merasakan suatu pertautan batin," ungkap Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Malang ini.

Pria yang karib disapa Adeng ini juga menyatakan, ideologi dan pemikiran Megawati Soekarnowati harus terus hidup. Bagi kader seperti Adeng, Megawati telah memberikan warisan yang tidak ternilai harganya.

"Pada 23 Januari 2025 adalah hari ulang tahun ibu yang ke-78, usia ibu terus bertambah. Buat Saya, ini saatnya, kami anak anak ideolis beliau memikirkan bagaimana semangat dan pemikiran ibu dapat terus hidup di masa-masa mendatang," ucapnya. 

Sosok Megawati, kata Adeng, adalah pribadi yang sangat menginspirasi, bagaikan mata air kehidupan. 

"Sosok beliau, bukan hanya sebagai entitas fisik, namun juga pemikiran, Ibu yang memiliki kekuatan berlebih sebagai penjaga dan penegak demokrasi. Ibu yang menginspirasi kami terus membangun optimisme, untuk terus merawat dan menjaga demokrasi, di negara ini," ungkapnya.

Adeng tidak menampik, selama ini Megawati tidak lepas dari kesalahan. Kini, di usianya yang sudah genap 78 tahun, Adeng mengajak masyarakat untuk mengingat sosoknya dengan adil pada kebaikan-kebaikan yang pernah Megawati catatkan dalam sejarah perjalanan Indonesia, dan dirinya bisa meneruskannya.

"Maka begitulah, Saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun, Ibu Profesor Megawati Soekarnoputri. Jaga sehat ibu, semoga Allah Tuhan Semesta Alam melimpahkan banyak kekuatan buat ibu. Kami membutuhkanmu, bukan hanya selaku pribadi, namun sebagai Indonesia yang tengah mengalami pubertas entah keberapa kalinya," ujar Adeng mengakhiri. (*)