TIMES MALANG, BATU – Wow, di Kota Batu ada pemeriksaan dokter di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di desa-desa. Seperti hari ini, Rabu (12/2/2025) seorang dokter terlihat sibuk memeriksa masyarakat yang datang ke Posyandu Anyelir 7 Dusun Ngebruk, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.
Diperiksa langsung oleh dokter, Sutini, salah seorang lansia terlihat bersemangat memeriksakan kesehatannya. Kebetulan saat ini Sutini sedang tidak enak badan, sehingga ia tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.
“Alhamdulillah, tidak perlu jauh-jauh ke Puskesmas,” ujar Sutini.
Pantas saja, Sutini bersyukur, karena biasanya untuk periksa dokter, ia harus menuju ke Puskesmas Bumiaji yang berjarak kurang lebih 5,8 kilometer atau 14 menit naik kendaraan.
Adanya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan Pemkot Batu melalui Dinas Kesehatan sangat memudahkannya, karena cukup melangkahkan kaki beberapa meter saja ia sudah bisa memeriksakan kesehatannya di dokter.
"Biasanya harus nunggu dulu ada yang mengantarkan, kadang diantarkan ojek,” ujarnya kepada TIMES Indonesia dengan Bahasa Jawa halus.
Bukan hanya berkonsultasi dan memeriksa kesehatan, dokter ini juga memberikan resep dan obat untuk warga yang datang untuk memeriksakan kesehatannya secara gratis.
Ketua Posyandu Anyelir 7, Isafitri menyambut gembira layanan dokter di Posyandu yang dipimpinnya. Karena hal ini disambut antusias oleh warga, terlebih di wilayahnya jumlah lansia cukup besar.
“Ada 50 lansia, 21 balita yang rutin datang ke Posyandu. Kita bersyukur sekali ada pelayanan dokter di sini warga menjadi lebih semangat karena lebih dekat,” ujar Isafitri.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, Aditya Prasaja SSTP MAP membenarkan hal tersebut. Mulai bulan Februari tahun 2025 ini, pihaknya melakukan uji coba penempatan dokter di Posyandu.
“Jadi ini merupakan upaya dari Pemkot Batu melalui Dinas Kesehatan dan puskesmas untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dimana pelayanan dokter tidak hanya hadir di puskesmas tetapi juga hadir ditengah masyarakat,” ujar Aditya.
Menurutnya dalam Permendagri nomor 13 tahun 2024 tentang Pos Pelayanan Terpadu, ada aturan terkait bidang kesehatan, salah satunya pengobatan Hipertensi, Diabetes, TBC dan lain sebagainya.
“Berkaitan dengan aturan ini, kami menugaskan dokter yang ada di Dinas dan Puskesmas untuk secara berkala hadir di Posyandu,” ujar mantan Camat Bumiaji ini.
Ia membenarkan memang ada tantangan untuk merealisasikan regulasi ini, seperti jumlah posyandu di Kota Batu yang cukup banyak, berkisar 193 Posyandu,sementara dokter di Kota Batu yang jumlahnnya sedikit berkisar 18 dokter saja.
“Sehingga tidak mungkin dokter harus ada di Posyandu terus, karena mengingat mereka juga punya tanggungjawab memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas,” ujar Adit.
Sebagai langkah awal, Dinas Kesehatan Kota Batu mulai bulan Februari tahun 2025 ini melaksanakan uji coba pada tiga posyandu dan dilanjutkan di bulan depan (Maret 2025) dimana setiap dokter harus ada di Posyandu setiap bulannya sehingga pasien yang membutuhkan pemeriksaan dokter bisa langsung diperiksa.
“Bila membutuhkan obat bisa langsung diresepkan, itu akan mengurangi beban layanan di puskesmas, banyak masyarakat yang membutuhkan pelayanan langsung terlayani di Posyandu,” paparnya.
Menurutnya, uji coba ini dilakukan di Posyandu yang memiliki angka stunting tinggi, pasien prolanis yang tinggi (penderita diabetes melitus) dan hipertensi.
Program ini menurut Adit selaras dengan program Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu terpilih.
Lantas bagaimana caranya agar warga mengetahui jadwal dokter di Posyandu? Adit mengatakan Dinas Kesehatan dan Puskesmas akan mempublikasikan informasi pelayanan dokter setiap bulannya.(ADV)
Pewarta | : Muhammad Dhani Rahman |
Editor | : Imadudin Muhammad |