TIMES MALANG, MALANG – Program yang akan diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudporapar) Kabupaten Sumenep di Hotel Selecta, Kota Batu, Malang, Senin (23/12/2024), mendapat sorotan tajam dari Ikatan Mahasiswa Raas (IMR) asal Sumenep yang berada di Malang.
Menurut IMR, kegiatan tersebut merupakan pemborosan anggaran pemerintah yang tidak memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat, khususnya mahasiswa asal Sumenep.
Kegiatan yang bertujuan untuk optimalisasi program kewirausahaan muda pemula serta peningkatan kapasitas pemuda dan organisasi kepemudaan tersebut, dinilai oleh IMR tidak tepat sasaran.
Mashudi, Ketua IMR, mengungkapkan bahwa penyelenggaraan acara di luar daerah, yakni di Malang, malah menciptakan kesan pemborosan yang tidak perlu.
“Kegiatan seperti ini tidak relevan dilakukan di Malang, karena seharusnya program ini bisa lebih terjangkau dan memberikan dampak langsung bagi mahasiswa yang berada di Sumenep. Selain itu, lokasi yang jauh juga menambah biaya yang tidak seharusnya dikeluarkan," kata Mashudi, Selasa (17/12/2024).
Pernyataan IMR semakin tegas setelah ditemukannya fakta bahwa kegiatan tersebut tidak untuk mahasiswa yang berasal dari Sumenep, melainkan untuk mahasiswa umum dari Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN), Universitas Merdeka Malang (Unmer), Universitas Islam Malang (Unisma), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN), hingga Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
"Ini jelas tidak mencerminkan tujuan yang sesungguhnya, yaitu pemberdayaan pemuda. Program ini tampaknya hanya sebagai ajang untuk menghabiskan anggaran daerah, tanpa ada manfaat nyata untuk mahasiswa asal Sumenep," tambahnya.
Menurutnya, kegiatan yang melibatkan mahasiswa dari berbagai daerah dan tidak jelas tujuannya, justru dapat mengalihkan fokus dari program yang seharusnya dapat memberikan manfaat nyata bagi pemuda di Sumenep.
"Seharusnya, anggaran yang dikeluarkan lebih baik dialokasikan untuk kegiatan yang lebih konkret dan relevan, yang bisa langsung dirasakan oleh mahasiswa Sumenep, atau setidaknya meskipun di gelar di Malang, lebih di fokuskan untuk mahasiswa asal Sumenep," tegasnya.
Lebih lanjut, Rajis Wardira, Ketua IKatan Mahasiswa Sapudi, turut menyayangkan terhadap Program Disbudporapar itu. Pihaknya menilai agenda tersebut permainan belaka untuk menghabiskan sisa anggaran daerah.
"Atas landasan apa, kegiatan yang tidak untuk mahasiswa Sumenep apalagi di selenggarakan di Malang, saya menduga selain untuk menghabiskan sisa anggaran daerah juga di manfaatkan untuk berlibur," terangnya.
IMR juga berharap agar pemerintah Kabupaten Sumenep lebih bijak dalam merencanakan kegiatan dan menggunakan anggaran untuk kepentingan yang lebih efisien serta bermanfaat bagi masyarakat setempat.
"Melalui IMR dan kerjasama organisasi daerah lainnya, jika program tersebut tidak di tujukan untuk mahasiswa asal Sumenep, kami akan menggelar aksi," pungkas Mashudi, Ketua IKatan Mahasiswa Raas. (*)
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |