TIMES MALANG, MALANG – Jumlah kekurangan tenaga pendidik atau guru yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kota Malang setiap bulan terus bertambah.

Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, awal tahun 2023 lalu, jumlah kekurangan guru ASN mencapai 800 formasi. Dan dapat dipastikan bahwa jumlah itu kini terus bertambah.

"Data itu selalu berjalan, 800 itu sekian bulan yang lalu. Sekarang setiap bulan itu paling sedikit itu sekitar 20 - 25 personel guru pensiun, di dalamnya juga ada kepala sekolah," ucapnya, Sabtu (6/5/2023).

Saat ini, tidak ada yang bisa dilakukan oleh pemerintahan atau sekolah, selain membuka rekrutmen pendidik dengan status guru tidak tetap (GTT). Sebelum nanti pada tahun 2024, rekrutmen ini sudah tidak dibolehkan lagi oleh pemerintah pusat. 

Diketahui saat ini ada sekitar 2 ribu GTT yang ada di Kota Malang. Gaji para GTT ini tanggungkan kepada Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BosDa) dan BosNas. "GTT kita di Kota Malang ini gajinya hampir sama dengan UMR , jadi insyaallah lumayan. Tidak terlalu rendah, karena ada Perwal (Peraturan Wali Kota)," ucapnya.

Mengenai total anggaran yang dikeluarkan untuk gaji para GTT dalam setahun, Suwarjana mengaku tak hafal dengan besarannya. "Kalau hitungan rupiah saya tidak ingat," kata Suwarjana.

Yang jelas, menurutnya saat ini GTT di Kota Malang ini mempunyai peranan yang besar dalam berlangsungnya pendidikan selama tidak ada penambahan guru melalui tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) atau PPPK, maka rekrutmen GTT menjadi satu-satunya solusi. 

"Yang jelas, nanti yang ditiadakan itu hanya rekrutmen GTT saja. Sedangkan untuk GTT yang sudah bekerja, insyaallah tidak akan ada masalah," ucapnya. (*)